Sukses

Bandara Kertajati Sepi Penumpang karena Tol Trans Jawa?

Tol Trans Jawa memberikan efek samping pada Bandara Kertajati.

Liputan6.com, Majalengka - Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Kertajati kembali menjadi sorotan karena masalah penumpang yang sepi. Sejumlah faktor pun dianggap berkontribusi pada situasi itu, salah satunya Tol Trans Jawa.

"Penyebabnya saya kira cukup banyak. Yang pertama memang dengan naiknya harga tiket, lalu kemudian bagasi berbayar, terus kemudian adanya Tol Trans Jawa juga berpengaruh," ucap Direktur Operasi dan Pengembangan Strategi Bisnis BIJB, Agus Sugeng Widodo, kepada Liputan6.com, Selasa (9/4/2019).

Kehadiran Tol Trans Jawa yang memberikan kemudahan akses darat membuat popularitas Bandara Kertajati makin berkurang. Belum lagi, Agus menjelaskan, kultur masyarakat sekitar belum terlalu tertarik pada jalur udara.

Agus menyebut, load factor di Bandara Kertajati hanya sekitar 20 persen. Rute penerbangan juga tinggal 1 dari 11 yang tersedia. Padahal, target tahun 2019 adalah 14 rute per hari. Target menjadi bandara untuk haji juga belum bisa terlaksana.

Ketika ditanya mengenai subsidi tiket pesawat sebagai solusi, Agus berkata itu hanyalah satu faktor saja. Sebab, faktor signifikan adalah mengubah mindset masyarakat untuk menggunakan Bandara Kerjatati.

"Mudah-mudahan masyarakat dapat memanfaatkan bandara yang telah dibangun dengan biaya besar, dimaksimalkan. Itu harapan kita, karena kita sudah membangun tidak digunakan kan kita semua yang rugi," ujar Agus.

2 dari 3 halaman

Sepi Penumpang, Menhub Akan Kembangkan Bandara Kertajati

 Bandara Kertajati yang berlokasi di Majalengka, Jawa Barat hingga saat ini masih sepi penumpang. Tingkat okupansi bandara ini dikabarkan masih berada di bawah 30 persen.

Menanggapi hal ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku akan mengembangkan bandara tersebut agar dapat beroperasi secara maksimal.

"Nanti kita kembangkan (bandara Kertajati)," ujarnya singkat di Way Kanan, Sabtu, 6 April 2019.

Jika menilik ke belakang, pembangunan bandara Kertajati sebenarnya merupakan inisiasi pengusaha dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat yang berharap agar ada bandara di Jawa Barat bagian utara.

Ide membangun Bandara Kertajati sudah muncul sejak 2003 lalu, namun baru terealisasi dengan groundbreaking pada tahun 2016. Prosesnya memakan biaya sekitar Rp 2,6 triliun yang sumbernya tidak hanya dari APBN, namun dari skema kemitraan pemerintah dan swasta.

Saat ini ada empat maskapai yang aktif beroperasi di Kertajati, yakni Citilink, Garuda Indonesia, Lion Air, dan Trans Nusa.

3 dari 3 halaman

PNS Jabar Diimbau Terbang Lewat Bandara Kertajati

Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus menghimbau para aparatur sipil negara (ASN) atau pegawai negeri sipil (PNS) dan tokoh masyarakat di Jawa Barat untuk melakukan aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa, mengatakan imbauan tersebut menyusul rendahnya tingkat keterisian penumpang di bandara tersebut.

"Oleh karena itu, kita kemarin kan terus terang saja kekurangan sosialisasi, bahwa penerbangan yang ada di situ itu kurang terinformasikan secara masif di lapangan," kata dia, di Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa, 2 April 2019.

"Makanya kami lakukan langkah-langkah lanjutan. Pertama mengimbau pada para ASN, kemudian yang kedua juga para tokoh masyarakat sekaligus lakukan langkah sosialisasi, kayak fun bike yah," lanjutnya.

Dia menjelaskan saat ini rata-rata tingkat keterisian bandara Kertajati masih berada di level 70 persen. "Rata-ratanya masih di bawah 70 persen ya, pada awalnya itu (dibuka) bisa sampai 80 persen-90 persen, terutama di peak season. Itu ke Kertajati-Surabaya, Kertajati-Medan, sekarang yang cukup banyak itu ke Balikpapan, karena banyak yang kerja juga di Balikpapan," ungkapnya.

Selain memberikan imbauan dan sosialisasi bagi ASN di lingkungannya, Pemprov Jabar juga berencana untuk mengoptimalisasikan jumlah maskapai yang terbang dan mendarat di bandara tersebut.

Pemprov Jabar bersama dengan BIJB akan menerapkan diskon parkir pesawat maskapai-maskapai tersebut. Tujuannya untuk meningkatkan jumlah ketersediaan dan jadwal keberangkatan dan kedatangan di bandara tersebut.