Sukses

399.962 Mobil Pribadi Bakal Lalui Tol Trans Jawa Saat Mudik Lebaran 2019

Puncak arus mudik Lebaran 2019 diperkirakan terjadi pada 31 Mei 2019 (H-5).

Liputan6.com, Jakarta - Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan telah menganalisa mengenai berbagai kemungkinan yang terjadi saat mudik Lebaran 2019. Salah satunya tentang jalur mana saja yang akan dilalui pemudik.

Kepala Badan Litbang Perhubungan, Sugihardjo menuturkan, dari hasil kajiannya pemilihan rute perjalanan merupakan faktor yang juga tidak kalah penting dalam melakukan perjalanan mudik Lebaran baik yang menggunakan mobil maupun pengguna sepeda motor.

"Pemudik yang menggunakan mobil pribadi terbanyak yaitu 40 persen atau sekitar 399.962 mobil akan melalui Tol Trans Jawa, hal ini karena waktu tempuh hanya berkisar 10 jam tergantung volume kendaraan yang melewati rute tersebut," kata Sugihardjo di kantornya, Selasa (9/4/2019).

Namun, mengingat rute ini akan menjadi ruas utama yang akan dilalui pemudik, fasilitas-fasilitas yang ada, menurut Sugihardjo perlu dilengkapi untuk mendukung kenyamanan pemudik seperti rest area, bengkel, pom bensin dan fasilitas pendukung lainnya.

Sementara itu, pemudik yang menggunakan sepeda motor sebagian besar yaitu 56,9 persen atau sebanyak 280.687 sepeda motor akan melalui jalan alternatif.

"Oleh karena itu pemasangan perlengkapan keselamatan dan penempatan posko lebaran serta tempat istirahat di jalur alternatif mudik sangat perlu jadi perhatian untuk keselamatan perjalanan para pemudik," tambah dia.

Puncak Arus Mudik

Sugihardjo memperkirakan, pada mudik Lebaran 2019, puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 31 Mei 2019 (H-5). Perkiraan waktu keberangkatan terjadi pada pukul 06.00 WIB s.d 08.00 WIB. 

"Namun, perlu diperhatikan bahwa pada tanggal 30 Mei 2019 merupakan hari libur (Kenaikan Isa Almasih). Apabila tanggal 31 Mei ditetapkan sebagai cuti bersama, maka ada kemungkinan pergeseran puncak arus mudik yang akan jatuh pada tanggal 29 atau 30 Mei 2019," pungkas dia. (Yas)

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

14,9 Juta Warga Jabodetabek Bakal Mudik Lebaran pada 2019

Sebelumnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian menggelar Survei Potensi Pemudik Angkutan Lebaran Tahun 2019 di wilayah Jabodetabek.

Survei ini bertujuan untuk mengetahui potensi jumlah pemudik, penggunaan moda, pola perjalanan, biaya yang dihabiskan, preferensi tentang mudik gratis, serta persepsi tentang pelayanan angkutan lebaran tahun sebelumnya.

"Metode yang digunakan adalah wawancara langsung dari rumah ke rumah kepada masyarakat (home interview) dan sebagai pelengkap juga dilakukan online survey," kata Kepala Badan Litbang Perhubungan Sugihardjo di kantornya, Selasa (9/4/2019).

Berdasarkan survei yang telah dilakukan terhadap 7.762 responden rumah tangga, diprediksi bahwa jumlah masyarakat yang akan mudik pada tahun ini, di wilayah Jabodetabek sebanyak 3.465.458 rumah tangga.

Dengan total populasi pemudik sebanyak 14.901.468 orang atau 44,1 persen dari total penduduk Jabodetabek tahun 2018 sebanyak 33.759.549 orang.

 

3 dari 3 halaman

Daerah Tujuan

Berdasarkan hasil survei tersebut, daerah tujuan terbanyak pemudik dari Jabodetabek adalah ke wilayah Jawa Tengah sebanyak 5.615.408 orang (37,68 persen), kemudian ke Jawa Barat sebanyak 3.709.049 orang (24,89 persen) dan ke Jawa Timur sebanyak 1.660.625 orang (11,14 persen).

Tujuan Jawa Tengah terbanyak adalah ke Kota Surakarta sebanyak 642.789 orang (4,31 persen), Semarang 563.881 orang (3,78 persen), dan Tegal sebanyak 354.110 orang (2,38 persen).

Karakteristik penggunaan moda oleh para pemudik Jabodetabek yang terbanyak adalah menggunakan bus sebanyak 4.459.690 orang (30 persen), mobil pribadi sebanyak 4.300.346 orang (28,9 persen).

Kemudian  kereta api sebanyak 2.488.058 orang (16,7 perden), pesawat sebanyak 1.411.051 orang (9,5 persen) dan menggunakan sepeda motor sebanyak 942.621 orang (6,3 persen), dan sisanya menggunakan moda lain.

Sigihardjo menjelaskan, terdapat beberapa penggunaan moda yang berpotensi menurun jika dibandingkan moda yang dipilih pemudik pada tahun 2018. Seperti moda pesawat turun 0,2 persen, sepeda motor turun 0,3 persen, dan mobil pribadi turun 0,9 persen.

"Sementara yang mengalami kenaikan antara lain, adalah kereta api kelas bisnis naik 0,2 persen, dan kereta api kelas ekonomi naik 0,4 persen,” tambah dia.