Sukses

Cara PLN Amankan Obyek Vital Kabel Listrik Bawah Laut Jelang Pilpres

Obyek vital nasional yang diamankan adalah kabel bawah laut di Selat Bali.

Liputan6.com, Banyuwangi -
PLN Unit Induk Transmisi Jawa bagian Timur dan Bali menerapkan strategi untuk mengamankan obyek vital nasional kabel bawah laut di Selat Bali. Pengamanan dilakukan menjelang momen krusial Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden (Pilpres) dan Pileg pada 17 April. 
 
Langkah yang diambil untuk mengamankan pasokan listrik di Bali, aparat keamanan melakukan simulasi pengamanan situasi tanggap darurat kabel bawah laut 150.000 Volt Jawa Bali di Selat Bali.
 
Kabel bawah laut ini memasok 50 persen kebutuhan listrik di seluruh Pulau Bali. Sebab itu, kabel bawah laut ini merupakan salah obyek vital nasional yang ada di Banyuwangi.
 
“Simulasi ini penting dilakukan untuk memastikan pasokan listrik ke Bali aman. Hampir 50 persen listrik di Bali dipasok dari Jawa dengan kabel ini. Untuk memastikan bahwa kita siap untuk mengamankan pasokan listrik di Jawa Timur dan Bali,” kata General Manager PLN Unit Induk Transmisi Jawa bagian Timur dan Bali, Suroso di Banyuwangi, Rabu (10/4/2019)  
 
Kebutuhan listrik di Bali saat ini mencapai sebesar 950 megawatt (Mw). Kabel listrik bawah laut dari Jawa memasok listrik sekitar 400 Mw. Angka ini sudah mendekati setengah dari kebutuhan listrik Pulau Dewata.
 
Simulasi ini, menurut dia, juga dilakukan menjelang momen penting dan krusial yakni pemilu Presiden dan Pileg 2019. Dengan demikian, pada saat pelaksanaan Pemilu tidak ada masalah terkait pasokan listrik. 
 
Pelaksanaan simulasi ikut menjadi bagian dari sinergi antara PLN dan instansi terkait seperti TNI AL, ASDP, Polairud, Pelindo dan instansi terkait yang lain.
 
“Sehingga jika ada indikasi yang berpotensi mengganggu kabel laut bisa diamankan dengan segera. Itu yang disasar dalam latihan tanggap darurat ini,” katanya ditemui usai pelaksanaan simulasi.
 
 
 
 
2 dari 3 halaman

Bentuk Simulasi

Dalam simulasi itu, digambarkan kapal penyeberangan Trisila Bakti II mengalami kerusakan mesin. Nahkoda memutuskan lego jangkar. Ternyata kapal ini lego jangkar di sekitar kabel listrik bawah laut yang berada di selatan pelabuhan Penyeberangan Ketapang.
 
Kapal inipun digiring menjauh oleh petugas gabungan agar tidak membahayakan kabel listrik bawah laut.
 
Petugas gabungan dari TNI AL, Polairud, KSOP Tanjung Wangi, Basarnas dan Pelindo langsung mengerahkan sejumlah kapal untuk mendorong KMP Trisila Bakti II dari lokasi yang harusnya steril itu. Perlahan-lahan KMP Trisila Bakti didorong dengan kapal Tugboat agar posisinya menjauh dari lokasi itu. 
 
“Kita kerahkan dua KAL dari AL, satu kapal Polairud, satu kapal basarnas, dan Kapal KSOP,” ucap Komandan Pangkalan TNI AL Banyuwangi Letkol Laut (P) Yulius Azz Zaenal.
 
Yulius Azz Zaenal menyatakan, di area kabel bawah laut yang memasok listrik ke Bali seharusnya menjadi clear area. Tidak boleh ada kapal atau benda yang mengganggu. Oleh karena itu disimulasikan ada kapal yang mengalami kedaruratan di laut yang harusnya tidak boleh lego jangkar.
 
Dia menegaskan, simulasi pengamanan Kabel listrik bawah laut ini merupakan bagian dari rangkaian pengamanan Pemilu 17 April 2019 mendatang. Lanal Banyuwangi telah menyiagakan personilnya di Markas Lanal Banyuwangi. Lanal Banyuwangi juga aktif berkoordinasi dengan instansi samping. “Disekitar perairan kita KRI juga stand by,” ujarnya. 
 
3 dari 3 halaman

PLN Komitmen Listriki Destinasi Wisata Terpencil

PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus meningkatkan rasio elektrifikasi hingga mencapai 100 persen. Termasuk untuk wilayah-wilayah terpencil namun memiliki potensi wisata yang besar.

Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN, I Made Suprateka‎ menyatakan saat ini kondisi elektrifikasi nasional telah mencapai 98,3 persen.

Rasio kelistrikan ini mencakup daerah-daerah yang memiliki potensi menjadi destinasi wisata unggulan Indonesia mulai dari Aceh, Nias, Ternate, Sorong, hingga Jayapura.

"Ini sejalan dengan komitmen PLN menerangi seluruh daerah di Indonesia, termasuk pulau dan daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), yang sangat berpotensi menjadi daerah tujuan wisata, termasuk juga wisata ekstrim," ujar dia di Jakarta, Senin (8/4/2019).

Made menjelaskan, PLN juga memiliki satu program yang dinamakan Program Listrik Pedesaan di mana hingga Desember 2018, jumlah desa yang sudah teraliri listrik mencapai 79.041 desa. Sementara pada periode 2015-2018, tambahan desa yang teraliri listrik mencapai 9.504 desa.

"PLN sudah berhasil menghilangkan pemadaman listrik secara bergiir yang terjadi tahun 2015, melalui pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan secara berkesinambungan. Tidak hanya melalui cadangan daya listrik yang memadai dengan sistem yang besar, namun PLN sudah berhasil meningkatkan infrastruktur ketenagalistrikan hingga ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak terjangkau akses listrik yaitu daerah 3T," jelas dia.

Dengan akses terhadap listrik yang lebih baik, Made berharap daerah-daerah tujuan wisata ini bisa berkembang dengan cepat. Selain itu juga akan membawa dampak positif bagi berjalan kegiatan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

‎‎“Dengan mengaliri desa dan juga menerangi daerah-daerah 3T, maka akan mendorong ekonomi setempat bertumbuh. Dengan bertumbuhnya ekonomi, akan berdampak pula meningkatnya kesejahteraan masyakat di daerah tersebut," tandas dia.

 

Video Terkini