Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) membuka peluang bisnis bagi masyarakat yang ingin menjual produk-produknya.
Dengan menjadi mitra Pertamina, masyarakat bisa mengelola Pertashop, SPBU mini yang khusus menjual produk Pertamina mulai dari Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite, pelumas (oli) hingga gas untuk kebutuhan rumah tangga.
Menurut laman Instagram resmi Pertamina, Jumat (12/4/2019), syarat menjadi mitra Pertamina tidak sulit.
Advertisement
Cukup sediakan lahan minimal 4 x 5 meter persegi, masyarakat sudah bisa membuka SPBU mini Pertashop dengan beragam keuntungan, yaitu menjadi agen resmi penyalur produk Pertamina dan tentu saja mendapat harga yang lebih murah dari SPBU konvensional dan pengecer.
Baca Juga
Sementara, ada 3 skema bisnis yang bisa dipilih, yaitu Silver dengan kapasitas 1.000 liter, Gold dengan kapasitas 3.000 liter dan Platinum dengan kapasitas 5.000 liter. Semuanya bisa diatur sesuai dengan kemampuan keuangan masing-masing.
Pertamina memang sedang gencarnya mendirikan Pertashop di daerah pedesaan. Selama ini, masyarakat pedesaan masih mengalami kesulitan akses BBM, apalagi bagi pelaku usaha pedesaan seperti petani, nelayan, pengusaha bengkel hingga industri rumahan.
Diharapkan dengan banyaknya Pertashop, perkembangan ekonomi pedesaan akan meningkat dan penyaluran bahan bakar bisa merata.
Tahun ini, Pertamina targetkan akan mendirikan 10.000 Pertashop di seluruh Indonesia.
Pertamina Terapkan Digitalisasi SPBU, Penjualan BBM Lebih Terpantau
PT Pertamina (Persero) menerapkan digitalisasi pada penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) ke kendaraan. Hal ini untuk memudahkan pencatatan BBM yang sudah dijual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Direktur Pemasaran Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan, penerapan digitalisasi pada penyaluran BBM dilakukan tahun ini, dengan mengandeng PT Telko Indonesia sebagai pemasok jaringan internet.
"Mulai tahun ini digitalisasi sewa ke Telkom. Telkom yang menyiapkan nanti kita bayar ke Telkom," kata Mas'ud, di Jakarta, pada Kamis 31 Januari 2019.
Mas'ud mengungkapkan, perangkat digital akan dipasang pada keran penyaluran BBM ke kendaraan (nozzle), di SPBU. Dengan tujuan untuk memudahkan pencatatan penjualan BBM, sehingga data BBM yang terjual dapat lebih detail.
"Kita bisa tahu penjualan secara real time," imbuhnya.
Advertisement
Baru 314 SPBU Pertamina yang Terapkan Digitalisasi
Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat baru ada 314 unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik PT Petamina (Pesero) yang menerapkan digitalisasi.
Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan, dari 5.518 unit SPBU milik Pertamina yang beroperasi, sampai dengan Maret 2019 ini baru ada 314 unit yang sudah menerapkan digitalisasi.
"Laporan ke kami baru ada 314 SPBU dari 5.518 SPBU,” kata Fanshurulah, saat rapat dengan Komisi VII DPR RI, di Gedung DPR Jakarta, Selasa (19/3/2019).
Menurut Fanshurullah, program digitalisasi pada kran penyaluran BBM (nozzle) di SPBU rencana selesai pada Desember 2018, namun diperkirakan molor hingga Juni 2019. “Itu kan rencananya Desember selesai. Geser jadi Juni 2019,” ujar dia.
Program digitalisasi SPBU dilakukan secara merata, sehingga penyaluran BBM tercatat dengan baik dan tepat waktu dan lebih jelas konsumennya.
"Ini kalau jalan dengan baik, maka semua terdata, sampaii ke nomer polisi (kendaraan pembeli BBM)," tandasnya.