Sukses

Sandiaga Sebut 61 Persen Anak Muda Pengangguran, Betulkah?

Sandiaga kembali menyebut jumlah pengangguran anak muda adalah 61 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Sandiaga Uno kembali menyebut angka pengangguran anak muda mencapai 61 persen. Klaim tersebut ia sampaikan berkali-kali: pada debat sebelumnya, sebelum acara debat kelima dimulai, dan menjelang akhir debat malam ini.

"Anak muda banyak yang menganggur. 61 persen total pengangguran," ucap Sandiaga Uno di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4/2019).

Ide dari Sandiaga adalah menciptakan program link and match agar para anak muda bisa tersalurkan ke lapangan kerja. Ada pula ide Rumah Kerja yang ia sampaikan, Sandiaga pun percaya program itu akan populer.

Namun, apakah angka yang Sandiaga sampaikan akurat?

Melansir Antara, data Badan Pusat Statistik menyebut pada Agustus 2019 tingkat pengangguran terbuka dari lulusan SMK adalah sebesar 11,24 persen, sementara lulusan SMA ada 7,95 persen yang menganggur.

Jika ditotalkan, ada 19,9 persen anak muda yang mengangur dari latas pendidikan SMA dan SMK.

Lebih lanjut, bila melihat data BPS pada tahun lalu. Angka pengangguran di bawah 30 tahun adalah sebagai berikut:

Usia 15-19: 26,67 persen

Usia 20-24: 16,73 persen

Usia 25-29: 6,99 persen

Bila dijumlahkan, totalnya anak muda di bawah 30 tahun yang pengangguran adalah 50,39 persen.

2 dari 2 halaman

Jokowi Pamer Angka Kemiskinan dan Pengangguran Turun

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan jika pemerintah telah mampu menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan selama 5 tahun kepemimpinannya.

"Dalam angka-angka sudah dimiliki, angka kemsikianna berada pada angka 1 digit dari sebelumnya 2 digit. Ini harus kita syukuri," kata dia saat berpidato dalam kampanye akbar di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, 13 April 2019. 

Jokowi juga menuturkan jika angka pengangguran turun dari 5,9 jadi 5,3 persen. Semua ini bisa dicapai Indonesia di tengah kondisi perekonomian global yang sedang sulit.

Kedua hal ini dinilai harus terus disyukuri seluruh rakyat Indonesia. 

"Harus kita syukuri dan di tengah ekonomi global yang sulit dan terus turun. Kita tahu negara kita bisa mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5, harus disyukuri," tegas Jokowi.

Jokowi berharap seluruh rakyat Indonesai dan pendukungnya tidak kufur nikmat. "Saya dan Kyai Ma'ruf Amin sepakat untuk mewakafkan diri kami untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," dia menandaskan.