Sukses

Dolar AS Tertekan, Harga Emas Berpeluang Naik pada Pekan Ini

Harga emas berpeluang menguat dengan volume perdagangan tipis pada pekan ini.

Liputan6.com, New York - Harga emas berpeluang menguat pada pekan ini. Hal ini mengingat harga emas sempat melemah tajam pada perdagangan Kamis pekan lalu.

Pada pekan lalu, harga emas merosot 0,32 persen dengan penurunan terbesar terjadi pada Kamis. Harga emas saat itu turun 1,5 persen. Harga emas berjangka untuk pengiriman Juni ditransaksikan di posisi USD 1.296.

Harga emas diperkirakan menguat dengan volume perdagangan akan rendah. Hal ini mengingat ada libur Paskah.

Ada sejumlah sentimen pengaruhi pergerakan harga emas termasuk dolar Amerika Serikat yang melemah.

"Paling relevan adalah dolar AS yang melemah. Indeks dolar AS berada di posisi 96,82 dari posisi 97," ujar Head of Global Strategy TD Securities, Bart Melek, seperti dikutip dari laman Kitco, Senin (15/4/2019).

Ia menuturkan, pergerakan dolar AS bereaksi terhadap menguatanya data ekonomi. Ia prediksi harga emas akan sedikit menguat. Sebelumnya harga emas melemah dari posisi USD 1.310 menjadi USD 1.289.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Data Ekonomi Pengaruhi Harga Emas

Sementara itu, Head of FX Strategy North American TD Securities, Mark McCormick menuturkan, ekonomi China yang stabil akan membuat dolar AS melemah. “China menunjukkan kestabilan. Data ekonomi China mengejutkan sehingga menekan dolar AS,” ia menambahkan.

Pada Jumat pekan lalu, dolar AS bereksi terhadap data ekspor China yang menguat. Ditambah data pinjaman. Head of BBH Global Currency Strategy Win Thin menuturkan, ekspor diharapkan tumbuh 6,5 persen secara year on year (YoY) dan akhirnya naik 14,2 persen. Pinjaman yuan meningkat jadi 1,69 triliun yuan.

Analis menyatakan, pada pekan ini, data ekonomi menjadi hal penting yang dicermati pelaku pasar. Sejumlah sentimen pengaruhi pasar komoditas logam.

Sejumlah data itu mulai dari data penjualan ritel AS, perumahan dan manufaktur, the Beige Book serta produksi industri.

“Emas akan bereaksi terhadap data the Federal Reserve dan sejumlah data lainnya yang diperkirakan meningkat,” tutur RJO Futures Senior Market Stregist, Phil Streible.

Ia menuturkan, jika Anda investor emas dapat mencermati data perumahan terutama AS. "Jika data perumahan lebih lembut dari yang diharapkan, kemungkinan akan melihat the Federal Reserve lebih hati-hati terhadap suku bunga. Mereka tidak ingin melihat data perumahan yang melemah," ujar dia.

Sementara itu, Melek menuturkan, data ritel juga pengaruhi harga emas. Konsensus menyatakan data ritel menguat akan mencegah harga emas tertekan. Akan tetapi, jika data ritel mengecewakan, emas akan mendapatkan manfaat. Pelaku pasar melihat harga emas akan berada di kisaran USD 1.306-USD 1.320.

"Saat ini harga emas berada di posisi rendah. Saya tidak melihat alasan mengapa dapat sentuh level terendah. Kita punya level support kuat 100 harian di kisaran USD 1.288. Di level atas USD 1.306," tutur dia.

 

3 dari 3 halaman

Level Harga Emas yang Perlu Dicermati

Sementara itu, Streible memegang harga emas di kisaran rata-rata 100 harian. Jika melihat harga emas berada di kisaran USD 1.284-USD 1.290, dapat mendorong harga di posisi USD 1.267. Kemudian harga emas dapat kembali menguat di kisaran USD 1.300-USD 1.330.

Streible juga mengingatkan kalau harga emas juga akan dipengaruhi volume perdagangan tipis. Ini mengingat ada libur akhir pekan panjang peringati Paskah.

Sementara itu, Direktur RBC Wealth Management George Gero menuturkan, harga emas akan berada di posisi USD 1.325 dalam jangka pendek.

"Pelaku pasar masih membeli emas di posisi rendah dan kemudian jual jika naik. Harga emas akan berada di kisaran USD 1.275-USD 1.325 hingga kita melihat berita politik dan ekonomi," tutur Gero.

Sedangkan Capital Economic melihat harga emas dapat reli ke posisi UD 1.400 per ounce hingga akhir tahun. Ini didorong ekonomi AS melambat dan aksi jual di pasar saham.