Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan asal Oman yaitu Overseas Oil & Gas (OOG) menggandeng dua perusahaan, untuk membangun sarana pendukung infrastruktur kilang Bontang, Kalimantan Timur.
Chairman Overseas Oil & Gas LLC Oman, Khalfan AL Riyami mengatakan, dua perusahaan tersebut merupakan perusahaan dalam negeri, yaitu PT Meta EPSI yang bergerak di bidang teknis, pengadaan konstruksi dan PT Sanurhasta Mitra bergerak dalam bidang pengembangan properti.
"Kita setuju untuk memberikan mereka pekerjaan di kita," kata Khalfan, di Jakarta, Senin (15/4/2019).
Advertisement
Baca Juga
Khalfan mengungkapkan, ‎total nilai proyek yang dikerjakan dua perusahaan tersebut adalah USD 3 miliar. Adapun proyek yang dikerjaan adalah pembangunan pipa, pabrikasi, dan konstruksi.
"Ada banyak proyek, pipa, water treatment, konstruksi. Fasilitas pendukung saja proyek-proyeknya," tutur dia.
Khalfan menuturkan, untuk sisi teknologi OOG akan mencari mitra dari Eropa, yang telah berpengalaman dalam pembangunan kilang.
"Sedang diskusi dengan perusahaan asing dan Eropa mostly teknologi. Kita punya pengalaman dengan mereka," tandasnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pembangunan Kilang Bontang Butuh USD 15 Miliar
Sebelumnya, pembangunan fasilitas pengolahan minyak (kilang) Bontang, Kalimantan Timur akan selesai pada 2026.
Infrastruktur tersebut akan digarap PT Pertamina (Persero) dengan perusahaan asal Oman yaitu Overseas Oil & Gas (OOG).
Chairman Overseas Oil & Gas LLC Oman, Khalfan AL Riyami mengatakan, ‎saat ini proses pembangunan masih dalam studi kelayakan berupa kelayakan secara finansial untuk sumber pendanaan, proses studi kelayakan tersebut diperkirakan selesai dalam waktu lima hingga enam bulan sejak tanda tangan Frame Work Agreement dengan Pertamina.
"Butuh studi kelayakan untuk membuktikan proyek ini bankabel atau tidak, tapi sebelum ke Indonesia kami pastikan bankabel," kata Khalfan, di Jakarta, Senin, 15 April 2019.
Khalfan melanjutkan, setelah itu selesai baru mengerjakan desain rinci atau Front End Enginering Design (FEED)‎. Dia pun menargetkan, proyek kilang berkapasitas 300 ribu barel per hari tersebut akan selesai pada 2026.
"2026 untuk penyesaian kilang. Tidak mungkin selesai 2022," tutur dia.
Khalfan menuturkan, sumber minyak mentah yang akan diolah Kilang ‎Bontang tidak selamanya dari Oman. Akan tetapi, dia memastikan sumber minyak langsung dari produsen minyak, bukan dari penjual minyak.
"Ada beberapa potensi ‎untuk menyuplai kilang kita. Tapi bukan dari Oman," imbuhnya.
Dia mengungkapkan, untuk membangun kilang Bontang, membutuhkan dana US$ 15 miliar sumber pendanaannya berasal dari pinjaman bank. Dia menyatakan, perusahaannya berminat berinvestasi di Indonesia karena Indonesia merupakan negara yang memiliki pasar besar dan konsumsi besar.
"Itu alasan kami. Kita enggak punya masalah di sini. Ada kebutuhan besar untuk kilang ‎ di Indonesia," tandasnya.
Â
Advertisement