Sukses

Jalan Tol Solo-Yogyakarta Dibangun Tahun Ini

Total investasi proyek Tol Solo-Yogyakarta mencapai Rp 21 triliun.

Liputan6.com, Jakarta PT Adhi Karya memastikan proyek pembangunan tol Solo-Yogyakarta mulai dibangun pada tahun ini. Hal tersebut setelah nantinya pemerintah melakukan tender atas proyek tersebut.
 
Direktur Utama Adhi Karya, Budi Harto mengatakan, dalam proyek ini, Adhi Karya merupakan pemrakarsa bersama dengan Gama Group. Sehingga nantinya Adhi Karya akan mendapatkan sejumlah keistimewaan.
 
"Solo-Yogya ini Adhi Karya dan Gama Group. ‎Kami memprakarsa. Jadi kami mengajukan usulan, pemerintah setujui, kami melakukan studi, membuat desain. Desain kami serahkan kepada pemerintah. Pemerintah mengundang pihak yang ingin ikut tender, termasuk Adhi Karya. Kami di dalam tender itu mendapat keistimewaan yaitu right to match," ujar dia di Jakarta, Senin (15/4/2019).
 
Menurut Budi, total investasi proyek ini mencapai Rp 21 triliun. Sedangkan panjangnya mencapai 160 kilometer (km).
 
Saat ini, Adhi Karya telah menyelesaikan proses desain dan tinggal menunggu proyek tol tersebut ditenderkan oleh pemerintah. Diharapkan pada tahun ini, jalan tol ini sudah bisa mulai dibangun.
 
"Kita sudah siap menyerahkan desainnya, tunggu dari pemerintah untuk ditenderkan. Tahun ini lah (mulai dibangun)," tandas dia.
2 dari 3 halaman

Kehadiran Tol Bakal Ubah Spesifikasi Kendaraan Logistik

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Kyatmaja Lukman mengatakan, kehadiran serta pembangunan infrastruktur jalan tol yang telah dilakukan oleh pemerintah memang belum bisa langsung menurunkan biaya logistik. 

Salah satu penyebabnya yakni desain kendaraan roda empat pengangkut logistik masih model lama.

"Tol apakah akan langsung berdampak? Kalau untuk kendaraan kita yang sekarang memang belum. Karena kendaraan yang sekarang desainnya untuk jalan yang lama," kata dia, dalam peluncuran buku 'Memadu Fungsi Tol Darat dan Laut' tulisan Ansel Alaman, di Jakarta, Jumat (12/4/2019).

"Macet, lama waktu tempuh dan bisa muat sebanyak-banyaknya. Itu sarana yang kita punya sekarang. Pelan, lama, dan muatan sebanyak-banyaknya," lanjut dia.

Oleh karena itu, menurut dia, kehadiran jalan tol merupakan tantangan tersendiri bagi Agen Pemegang Merek (APM) mobil di Indonesia. Kehadiran tol, lanjut Kyatmaja, menumbuhkan kebutuhan adanya perbaikan spesifikasi kendaraan.

"Tol peranannya akan makin penting nantinya, karena tol darat memungkinkan kendaraan yang lebih besar. Tol itu kan didesain untuk kecepatan yang begitu tinggi," imbuhnya.

Kehadiran kendaraan spesifikasi untuk memanfaatkan jalan tol membuat biaya transportasi kendaraan logistik akan dapat ditekan. Turunnya biaya transportasi kendaraan logistik kemudian akan menekan biaya logistik di Indonesia.

"Kalau dengan ada tol akan berubah. APM (Agen Pemegang Merek) harus menyesuaikan sarananya. Karena untuk kendaraan yang sekarang, pakai atau tidak pakai tol memang konsumsi BBM-nya akan sama," ungkapnya.

"Kalau lebih maju dengan orientasi tol kita akan mencari yang high speed, dan konsumsi BBM akan rendah," ia menambahkan.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

3 dari 3 halaman

Pengerjaan Seksi Akhir Tol Pasuruan-Probolinggo Tunggu Pengajuan Izin

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menunggu pengajuan prakarsa dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk untuk kelanjutan pembangunan Seksi IV Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro).

Sebelumnya, Seksi I-III Jalan Tol Paspro sepanjang 31,3 km telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu, 10 April 2019. Ruas tol ini akan sepenuhnya rampung bila Waskita Karya bisa menyelesaikan seksi akhir sepanjang 13,7 km.

"Seksi IV itu sifatnya prakarsa. Jadi kita sendiri juga masih menunggu dari Waskita untuk mengajukan izin prakarsa Pasuruan-Probolinggo Seksi IV. Sehingga totalnya bisa mencapainya 45 km," terang Kepala BPJT Danang Parikesit, seperti dikutip Jumat (12/4/2019).

Diresmikannya tiga ruas awal tol ini, Danang melanjutkan, membuat panjang Tol Trans Jawa yang kini telah beroperasi bertambah, dari sebelumnya 810 km menjadi sekitar 841 km.