Sukses

Jokowi Proyeksi Permintaan Produk Halal Tahun Ini Capai USD 3,7 Triliun

Selain permintaan produk halal, sukuk ritel Indonesia juga menyedot banyak peminat.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, permintaan produk halal di Indonesia kian meningkat setiap tahun. Tahun ini, permintaan produk halal diproyeksi mencapai USD 3,7 triliun. Angka ini meningkat 9,5 persen jika dibandingkan posisi pada 2013.

"Proyeksi permintaan produk halal di 2019 mencapai USD 3,7 triliun, padahal tahun 2013 masih sebesar USD 2 triliun. Artinya apa, ada pertumbuhan yang sangat besar. Pertumbuhannya mencapai 9,5 persen. Ini sebuah growth yang sangat tinggi," ujarnya di Kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (16/4/2019).

Jokowi mengatakan, selain permintaan produk halal, sukuk ritel Indonesia juga menyedot banyak peminat. Hal ini terlihat dari penjualan sukuk ritel SR 011 yang terjual sebanyak Rp 21 triliun.

"Kemudian sukuk, sukuk kita juga berkembang 4 kali, bulan lalu Sukuk ritel kita seri SR 011, ini terjual sekitar Rp 21 triliun. Ini sebuah kepercayaan yang harus terus kita jaga dalam menarik investor investor baru," jelasnya.

Di sektor wisata Muslim, Indonesia juga mencatatkan kinerja yang cukup bagus. Tercatat pada 2018, ada sebanyak 140 juta wisatawan muslim yang berkunjung ke Indonesia.

"Tahun 2018 ini ada 140 juta wisatawan muslim. Dengan spending online sampai USD 35 miliar. Jumlah turis muslim dunia terus meningkat dari tahun ke tahun, dan tahun 2020 diproyeksikan akan mencapai jumlah 158 juta orang. Ini sebuah jumlah besar sekali," jelasnya.

Melihat data-data ini, Presiden Jokowi melanjutkan, Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia masih memiliki potensi besar dalam menggarap pasar halal.

"Artinya ada sebuah segmen pasar yang digarap, Apalagi kita aladah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia," tandasnya.

2 dari 3 halaman

Jokowi Resmikan Halal Park, Pusat Gaya Hidup Halal Dunia

Dalam upaya perwujudan Indonesia menjadi 10 besar negara dengan ekonomi terbesar di dunia, akhirnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Moslem District Destination, Halal Park, pada Selasa (16/04/2019).

Halal Park yang dibangun di atas tanah seluas 21.000 meter persegi ini nantinya akan menjadi wadah bagi seluruh pelaku industri halal dari berbagai bidang. Bukan hanya dari bidang fesyen, makanan dan minuman.

Kedepannya, Halal Park ini diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini sejalan dengan potensi Indonesia yang diprediksi menjadi 10 besar negara dengan ekonomi terbesar pada 2030.

Dalam Miniatur Halal Park telah tersedia beragam tenant fesyen serta makanan dan minuman yang dapat dinikmati para pengunjung.

Sebagai koordinator pelaksana Halal Park, Kementerian BUMN telah berkontribusi untuk menyediakan produk-produk Rumah Kreatif BUMN (RKB) dari beberapa perusahaan BUMN yang terdiri dari produk fesyen dan makanan minuman.

Berdasarkan standar Global Muslim Travel Index (GMTI), Indonesia telah dinobatkan sebagai nomor 1 wisata halal dan bersaing dengan 130 negara lainnya. Negara itu antara lain, Malaysia, Turki, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Qatar, Maroko, Bahrain, Oman, Brunei dan negara lainnya. Tentunya ini menjadikan industri gaya hidup halal sebagai angin segar bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

 

3 dari 3 halaman

Komitmen Pemerintah untuk Halal Park

Jokowi mengatakan, Halal Park ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk selalu melibatkan para pelaku bisnis terutama UMKM dalam memajukan ekonomi nasional saat ini dan di masa yang akan datang.

Pemerintah percaya bahwa selain membuat perekonomian berkembang, ini juga akan membuat masyarakat Indonesia dapat hidup secara damai apapun ras, suku dan agama yang dianut.

"Meskipun berkonsep halal, sebagai negara yang memiliki keberagaman budaya, suku, ras, dan agama yang menjunjung tinggi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, Halal Park dapat dinikmati oleh semua kalangan penikmat gaya hidup,” ungkap Jokowi, Selasa (16/4/2019).

CEO & Founder HIJUP, Diajeng Lestari mengatakan Halal Park ini akan menjadi angin segar bagi para pelaku usaha pada industri gaya hidup halal mengingat ini akan menjadi tempat pertemuan bagi mereka yang bergerak dalam bidang ini.

Diajeng menambahkan, ia peraya gaya hidup halal harus menjadi inklusif karena gaya hidup halal dapat memberikan kontribusi positifterhadap pola hidup manusia yang lebih berkelanjutan.