Liputan6.com, Jakarta Usai mencoblos Pemilihan Presiden (Pilpres), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan harapan kepada pemerintahan periode mendatang. Menurut dia, siapapun yang keluar jadi pemenang itulah wakil dari seluruh rakyat Indonesia. Sebab tujuan pemilu adalah memilih para pemimpin.
"Yang namanya pemilu itu ya memang memilih pemimpin - pemimpin ya kan, ya presiden, wakil presiden, ya DPD, DPR, DPRD itu akan merupakan perwakilan kita masing - masing," kata dia di TPS 20 Kompleks Liga Mas, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (17/4).
Dia menjelaskan, para kandidat yang terpilih nantinya akan menjadi wakil rakyat di dalam menyusun kebijakan dan mengambil keputusan di Republik ini.
Advertisement
Adapun Pekerjaan Rumah (PR) yang menurutnya dirasa penting untuk dilakukan oleh pemerintahan periode selanjutnya adalah mengenai ekspor.
Dia menyebutkan kondisi ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh kondisi ekonomi global. Seperti saat ini dimana banyak negara maju yang merupakan tujuan utama ekspor RI sedang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Hal itu membuat ekspor Indonesia ikut melempem sebab negara tujuan tidak mampu menyerapnya.
"Ekonomi dunia sedang melambat. Perhatikan bahwa ekspor kita itu ambil 4 terbesar tujuan ekspor, China, Amerika, Jepang, Eropa itu semua ekspor kita menurun udah 2 bulan," ujar dia.
Di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian, dia menegaskan pemerintah harus mampu menjaga kondisi neraca perdagangan.
"Kita harus menghadapi dadakan itu juga. Dadakan itu ya artinya bagaimana caranya supaya ekspor kita ke neraca dagang kita bisa dipertahankan positif, karena kalau enggak, kita akan dianggap berisiko," jelas dia.
Selain itu, kebijakan-kebijakan jangka menengah yang sudah disusun harus tetap danjutkan.
"Yang namanya selain infrastruktur ada tax holiday, fasilitas macam macam ada OSS, kita juga sedang menyiapkan pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi, kita juga sedang mempercepat reforma agraria dan macam - macam. Itu tetap penting, tetapi ada yang lebih mendesak sekarang, ekspor," tutupnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Menko Luhut: Alhamdulillah Pilpres 2019 Berjalan Aman
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan baru saja menunaikan tanggung jawabnya sebagai pemilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 005 di Jalan Denpasar II, Kuningan Timur, Jakarta Selatan.
Dia bersyukur, proses pencoblosan hari ini bisa berjalan aman dan lancar. "Semua sih Alhamdulillah baik-baik ya. Saya kira kita dewasa berdemokrasi. Tidak ada pikiran kecurangan," ungkap dia, Rabu (17/4/2019).
Baca Juga
Kelancaran penyelenggaraan pesta demokrasi ini disebutnya akan menunjukkan kepada dunia internasional bahwa orang Indonesia memiliki budaya tertib. Tak lupa, ia pun berpesan kepada generasi muda bangsa untuk terus menjaga kelancaran proses pemilihan ini.
"Biarlah kalian terutama yang muda-muda untuk ke depan ini, supaya memilih pemimpin itu dengan damai, dengan nuraninya," imbuh Luhut.
Sebab, ia menyatakan, kecurangan dalam proses pilpres itu tiada gunanya. "Kita harus berpikir positif, oh ini untuk kepentingan nasional. Lalu juga jangan ribut lah," ucapnya.
"Tapi sampai pagi tadi, subuh, semua tertib, tidak ada yang aneh-aneh. Itu yang kita harapin," dia menambahkan.
Merujuk pada kondisi tersebut, Luhut pun menganggap antusiasme warga dalam melaksanakan pesta demokrasi pada tahun ini terkesan lebih meriah dibanding Pemilu pada edisi sebelumnya.
"Saya dengar tadi semua antre di mana-mana. Unbelievable, hampir sulit dibayangkan bahwa yang hadir seperti ini. Yang saya ingat tahun 2014, di sini tidak seramai seperti sekarang ini," pungkas dia.
Advertisement
Konsumsi Listrik Turun saat Pilpres 2019
Konsumsi listrik mengalami penurunan saat Pemilihan Umum (Pemilu) serentak pada Rabu, (17/4/2019). Hal ini disebabkan diliburkannya kegiatan bisnis dan industri pada momen tersebut.
General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya, M Ikhsan Asaad mengatakan, pada 17 April 2019, beban listrik Jawa Bali diproyeksikan mengalami penurunan menjadi sebesar 15.571 Megawatt (MW) untuk beban puncak siang hari dan sebesar 22.895 MW untuk beban puncak malam hari.
"Beban konsumsi mengalami penurunan sekitar 12 persen-29 persen," kata Ikhsan, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (17/4/2019).
Ikhsan menambahkan, untuk beban puncak wilayah Jakarta saat masa Pemilu, untuk siang sebesar 4.700 MW dan malam hari 4.300 MW, sementara dalam kondisi normal beban puncak siang 5.100 MW dan malam 4700 MW.
" Beban puncak listrik Jakarta, juga mengalami penurunan," tuturnya.
Menurut Ikhsan, penurunan konsumsi listrik saat Pemilu disebabkan diliburkannya kegiatan bisnis dan industri, sebab para pekerjanya melangsungkan Pemilihan Calon Presiden Dan Wakil Presiden serta legislatif.
"Karena libur di bisnis industri jadi beban turun ini secara Beban Listrik Jawa Bali," tandasnya.
* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019Â di sini