Sukses

Miliarder Warren Buffett Ungkap Hal Paling Penting bagi Anak Muda

Pesan miliarder Warren Buffett bagi para pemuda.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai investor paling sukses sepanjang sejarah, Warren Buffett memang sangat terkenal. Bukan hanya itu, miliarder ini juga dikenal karena bakatnya menyusun kata-kata bijak dengan cara yang sederhana.Baru-baru ini dalam salah satu bukunya berjudul 'Getting There: A Book of Mentors', Buffett mengungkapkan hal paling penting yang perlu dilakukan orang-orang yang masih muda.

"Salah satu pesan paling penting bagi para pemuda adalah 'Jaga tubuh dan pikiranmu'," tulisnya dalam essay untuk buku tersebut seperti dilansir dari CNBC.

Terdengar sederhana bukan? Tapi Buffett memiliki analogi untuk menjabarkannya.

"Katakan saya menawarkan Anda membeli mobil impian Anda. Anda dapat memilih mobil manapun dan nanti malam mobil tersebut sudah menanti di rumah," ujarnya mengawali analogi tersebut.

Warren Buffett mengatakan, seumur hidup, hanya mobil itu yang Anda miliki. Anda tak akan pernah bisa memiliki mobil lain. Lalu Buffett bertanya, dengan kondisi itu bagaimana Anda akan memperlakukan mobil tersebut.

"Anda mungkin akan membaca petunjuk penggunaannya hingga 4 kali sebelum mengendarainya; Anda akan melindunginya sepanjang waktu, mengganti olinya dua kali lipat lebih sering dari seharusnya," tutur Buffett.

Bahkan menurut Buffett, jika ada lecet sedikit, Anda akan langsung memperbaikinya. Karena Anda tahu, hanya itu mobil yang Anda punya seumur hidup. Dengan kata lain, begitu pula Anda seharusnya memperlakukan tubuh Anda.

"Anda hanya punya satu tubuh dan satu pikiran seumur hidup. JIka Anda tidak merawatnya dengan baik saat masih muda, itu seperti meninggalkan mobil di tengah hujan badai dan membiarkan rayap menghancurkannya," terang Buffett.

Menurut Warren Buffett, Anda tidak merawat kesehatan tubuh dan pikiran sejak berusia 40-50an Anda akan seperti mobil yang tak bisa dipakai pergi kemanapun.

2 dari 3 halaman

Warren Buffett Ingin Ajukan 1 Pertanyaan ke Kandidat Presiden AS

Miliarder sekaligus investor legendaris Warren Buffett kembali mengikuti topik politik di negaranya. Kali ini, menghadapi pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tahun depan, Buffett ingin mengajukan satu pertanyaan dari para kandidat presiden nanti.

"Saya ingin mendengar bagaimana tanggapan mereka pada masyarakat yang tidak mendukungnya. Saya ingin bertanya pada kandidat presiden: 'Bagaimana jika mayoritas pengikutmu justru menentangmu?'" ungkap Buffett seperti dilansir dari laman CNBC. 

Warren Buffett, yang pada pilpres 2016 mendukung Hillary Clinton, mengatakan, itu merupakan satu pertanyaan yang sangat ingin ia tanyakan. Dia juga ingin mengetahui rencana para kandidat dalam menghadapi pilpres menuju White House 2020.

Sebelumnya, ia juga mempertanyakan apakah pengusaha seperti Michael Bloomberg atau mantan CEO Starbucks Howard Schultz akan menjadi kandidat presiden yang baik.

Maka pertanyaan di atas merupakan cara terbaik untuk memastikan bahwa seorang kandidat benar-benar meyakini prinsipnya.

"Itu ujian yang sesungguhnya," tandas Warren Buffett.

3 dari 3 halaman

Miliarder Warren Buffett Ingat Puisi Ini Ketika Hadapi Masalah

Miliarder sekaligus investor legendaris Warren Buffett ternyata juga suka puisi. Ia pun sempat membagikan puisi tersebut agar para investor tetap tenang ketika ada masalah di pasar.

Mengutip CNBC, puisi yang dimaksud berjudul "Jika" karangan Rudyard Kipling. Puisi bercerita tentang ketenangan hati dan pikiran ketika muncul masalah serta keraguan. 

Berikut terjemahan dari nukilan puisi yang dikutip Warren Buffett dalam suratnya tahun lalu:

"Jika kamu bisa menjaga pikiranmu ketika orang-orang di sekitarmu kehilangan punya mereka ...

Jika kamu bisa menunggu dan tidak lelah menunggu ...

Jika kamu bisa berpikir dan tidak menjadikan berpikir sebagai tujuan ...

Jika kamu bisa bisa memercayai dirimu ketika semua orang meragukanmu ...

Milikmu adalah Dunia ini dan semua di dalamnya."

Selain mengajak agar tetap tenang ketika ada masalah, puisi itu juga mengajak bersabar. Tertulis pula pentingnya berpikir, tapi tidak menjadi berpikir sebagai tujuan semata, sebab tindakan juga penting.

Puisi itu sejatinya berisi petuah pentingnya hidup dengan moderasi, tanpa grasa-grusu. Di akhir puisi, Kipling menulis yang bisa menguasai hal-hal tersebut bisa menjadi manusia seutuhnya dan dapat menjalani kehidupan di dunia dengan lebih baik.

Â