Sukses

Tingkat Keterisian Garuda Naik Tipis pada Musim Sepi

Tingkat keterisian kursi (SLF) penerbangan maskapai Garuda Indonesia naik tipis sebesar 3,5 persen menjadi 73,3 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Tingkat keterisian kursi (SLF) penerbangan maskapai Garuda Indonesia naik tipis sebesar 3,5 persen menjadi 73,3 persen selama kuartal I/2019 yang merupakan musim sepi, dibanding periode yang sama 2018 yang sebesar 69,7.

Direktur Operasi Garuda Indonesia Captain Bambang Adi Surya Angkasa dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa tingkat keterisian Citilink Indonesia juga tumbuh sebesar 1,3 persen menjadi 77,4 persen dari periode yang sama 2018 sebesar 76,1 persen.

Sementara itu, selama kuartal 1 – 2019, Garuda Indonesia Group berhasil mencatatkan jumlah angkutan penumpang sebesar 7,7 juta penumpang yang terdiri dari 4,6 juta penumpang Garuda Indonesia sebagai mainbrand dan 3,1 juta penumpang Citlink Indonesia.

“Berdasarkan hasil survei terhadap penumpang yang kami laksanakan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, mayoritas penumpang memahami penerapan harga yang dilakukan Garuda mengingat biaya operasi dan perawatan yang meningkat. Bagi mereka keselamatan dan layanan menjadi fokus utama serta tiket fleksibilitas untuk berganti jadwal,” ujar Capt. Bambang, dikutip dari Antara, Kamis (18/4/2019).

Hal tersebut yang kemudian turut meningkatkan optimisme Garuda bahwa potensi segmentasi pasar penerbangan layanan lengkap (full service) yang memang premium masih terbuka luas di Indonesia, namun Garuda Indonesia Group tetap memberikan pilihan harga dan layanan dengan kelas menengah dari kerja sama dengan Sriwijaya/NAM dan LCC dari Citilink”.

Dari sisi ketepatan waktu penerbangan (OTP), berdasarkan data lembaga pemeringkatan OTP independen, OAG Flightview, Garuda mencatatkan OTP di atas 95 persen periode Desember 2018-Febriari 2019.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kerja Sama Manajemen

Bambang mengatakan bahwa kerja sama manajemen antara Citilink (Garuda Indonesia Group) dengan Sriwijaya Air Group juga telah mencatatkan pertumbuhan positif yang cukup signifikan pada kinerja Sriwijaya Air Group.

Seiring dengan perbaikan manajemen di Sriwijaya Group yang dilakukan oleh Garuda Indonesia Group, serta meningkatnya “brand value” Sriwijaya Air Group, catatan pendapatan usaha Sriwijaya Air pada periode kuartal pertama 2019 tumbuh sebesar 43.7 persen dibandingkan periode yang sama 2018.

Seiring dengan pertumbuhan pendapatan, laba bersih Sriwijaya Air Group juga meningkat signifikan sebesar 108.5 persen pada kuartal pertama 2019.

Outlook kinerja positif yang dicapai perseroan turut sejalan dengan strategi bisnis jangka pendek Garuda Indonesia bertajuk “Quick Wins Priorities” dalam menunjang akselerasi bisnis perusahaan melalui memiliki yang berfokus pada tiga hal, yaitu transformasi budaya perusahaan melalui pengembangan SDM, proses, dan teknologi.

Lalu peningkatan pendapatan, dan terakhir memperbaiki struktur biaya namun tetap memprioritaskan pelayanan kepada pelanggan.