Sukses

Maskapai India Jet Airways Terancam Bangkrut

Maskapai swasta terbesar asal India, Jet Airways, miliki utang yang tak kunjung dibayar.

Liputan6.com, New York - Jet Airways, maskapai swasta terbesar di India, dikabarkan telah menghentikan semua operasi penerbangan pada Rabu 17 April 2019 setelah permohonan dana daruratnya ditolak oleh kreditor.

Jet Airways diketahui memiliki utang sebesar USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 16,8 triliun (Kurs 1 Dolar = Rp 14.038) dan gagal meminjam USD 217 juta atau Rp 3,046 miliar dari kreditor.

Dilansir dari laman Reuters, Sabtu (20/4/2019), perwakilan Jet Airways menyatakan tidak ada pilihan lain selain menghentikan operasional penerbangan sementara.

Jet Airways telah mengoperasikan lebih dari 120 unit pesawat dengan lebih dari 600 penerbangan setiap harinya. Maskapai dengan 16 ribu karyawan ini terpaksa harus membatalkan ratusan penerbangan dan menghentikan semua penerbangan keluar dari India.

Persaingan yang ketat dengan beberapa maskapai berbiaya rendah seperti IndiGo dan SpiceJet Ltd, bersamaan dengan harga minyak yang semakin tinggi, pajak bahan bakar yang besar dan nilai Rupee yang melemah memberikan tekanan pada Jet Airways beberapa bulan terakhir.

"Karena tidak ada dana darurat dari pemberi pinjaman atau sumber lain, maskapai tidak mampu membayar bahan bakar atau layanan penting lainnya untuk menjaga operasional," tutur perwakilan maskapai.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Bank Pemerintah Enggan Beri Pinjaman

Dua bank milik pemerintah India juga menolak memberi pinjaman senilai 4 miliar Rupee atau Rp 809 miliar kepada Jet dengan alasan ingin menghindari risiko.

Saham maskapai diketahui telah anjlok sekitar 60 persen pada tahun lalu, ditutup dengan nilai 240,50 Rupee per saham pada 16 April 2019. Jet masih memiliki kapitalisasi pasar hampir USD 400 juta.

Oleh karena itu, maskapai ini masih yakin untuk melanjutkan operasional dengan melakukan pendekatan pada investor.

Para investor dikabarkan sudah diundang untuk membahas hal ini, di antaranya perusahaan ekuitas swasta TPG Capital dan Indigo Partners, Pendanaan Investasi dan Infrastruktur Nasional (NIIF) India serta Etihad Airways, yang sebelumnya sudah memiliki saham minoritas di Jet.

Kementerian Penerbangan Sipil India turut menyatakan akan mendukung maskapai ini agar tetap beroperasi. Pemerintah berharap pada 10 Mei nanti masalah ini akan terselesaikan.

Sementara, dengan dihentikannya Jet Airways membuat banyak karyawan dikeluarkan dari pekerjaannya. Sebelumnya, mereka tidak diberikan gaji berbulan-bulan. Tingkat pengangguran pun meningkat.

"Kami telah memohon kepada semua orang, termasuk perdana menteri," kata Asim Valiani, wakil presiden serikat pilot utama Jet, National Aviators 'Guild.

"Paling tidak sekarang kita tahu pembicaraan tentang menciptakan pekerjaan hanyalah pencuci mata semata,"

Tak hanya itu, keruntuhan Jet menjadi pukulan bagi Boeing, yang juga masih dirundung masalah kecelakaan fatal pesawat 737 MAX-nya.

Jet dikabarkan sudah memesan lebih dari 100 Boeing 737 MAX. Regulator penerbangan India menyatakan, lessor sudah mengajukan permohonan pembatalan registrasi empat pesawat Boeing 737.

Secara keseluruhan, lessor Jet sejauh ini telah berupaya untuk membatalkan pendaftaran dan mengambil kembali setidaknya 48 pesawat yang dioperasikan oleh Jet. Setelah dide-registrasi, lessor bebas untuk mengambil kembali pesawat dan menyewakannya ke maskapai lain.

Â