Sukses

Intip Penampakan Keren Bandara Baru Yogyakarta

Melihat megahnya bandara baru Yogyakarta untuk penerbangan internasional di Kulon Progo.

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan pembangunan bandara baru Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta terus menunjukkan perkembangan.

Bahkan pembangunan bandara untuk operasi terbatas penerbangan internasional sudah hampir 100 persen, sedangkan secara keseluruhan sekitar 47 persen.

PT Angkasa Pura I pun menggelar serangkaian simulasi terkait operasional bandara internasional Yogyakarta. Hal ini untuk memastikan keselamatan,keamanan, dan kenyamanan pengoperasian bandara. Simulasi dilakukan pada 20-26 April 2019.

Sedangkan pengoperasian untuk penerbangan internasional diharapkan dapat dilakukan pada 29 April 2019.

"Simulasi ini untuk memastikan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan menjelang dioperasikannya Bandara Internasional Yogyakarta. Hal ini mengingat tingginya trafik penerbangan di sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero), Faik Fahmi, Sabtu (20/4/2019).

Sebelum penerbangan internasional beroperasi pada 29 April 2019 di bandara baru Yogyakarta, yuk lihat megahnya bandara baru Yogyakarta:

 

Simulasi yang akan dilakukan untuk menguji sejumlah aspek mulai dari moda transportasi penunjang dari dan ke bandara hingga kelayakan infrastrukturpenunjang pelayanan bandara.

Adapun kehadiran bandara baru ini diharapkan mengurangi beban dari Bandara Adi Sutjipto pada April 2019. Hal ini lantaran bandara Adi Sutjipto Yogyakartasudah full kapasitas 8,4 juta penumpang dengan 188 penerbangan.

Salah Satu Bandara Terbesar

Bandara baru Yogykarta atau New Yogyakarta International Airport (NYIA) atau dikenal Bandara Kulon Progo ini akan menjadi salah satu bandara terbesar di Indonesia.

Kapasitas penumpangnya 14 juta orang per tahun atau delapan kali lipat lebih banyak dibanding kapasitas bandara Adi Sucipto Yogyakarta sebesar 1,7 juta penumpang per tahun.

"Selain itu, panjang landasannya mencapai 3.250 m. Runway ini akan mampu melayani hingga jenis pesawat komersil terbesar di dunia sekalipun, seperti Airbus A-380 ataupun Boeing 747 dan 777," ujar Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo, pada Minggu, 20 Januari 2019.

Bandara ini pun masuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN) sejak 2016. Selain itu, pemerintah juga mempermudah akses masyarakat menuju bandara baru ini dengan membangun underpas Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Dirancang Tahan Tsunami

Total investasi pembangunan bandara baru di Yogyakarta ini mencapai Rp 11 triliun. Sebagian besar digunakan untuk pembebasan lahan. Adapun sekitar Rp 6,1 triliun digunakan untuk pembangunan konstruksi.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi pernah menuturkan, bandara baru di Yogyakarta ini secara struktur bisa tahan terhadap bencana tsunami berskala besar dari pantai selatan Yogyakarta. Hal itu mengacu hasil kajian yang dilakukan para ahli.

"Kita sudah memperhitungkan dengan skala tsunami yang besar bandara ini tetap bisa eksis secara struktur," kata Budi Karya

Untuk mengantisipasi dampak bencana itu, pemerintah telah menunjuk para ahli dari Jepang, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM), bahkan telah dilakukan perhitungan apabila muncul tsunami dengan skala besar.

"Kita juga sudah menyiapkan mitigasinya," kata dia dilansir Antara pada 21 Januari 2019.

Salah satu upaya mitigasinya, lanjut Budi, adalah dengan merencanakan bangunan di terminal bandara antara lantai satu ke lantai dua memiliki ketinggian mencapai 8 meter yang memungkinkan para penumpang bisa naik ke atas saat terjadi tsunami.

Selain itu, menurut dia, di kawasan tepi pantai juga akan ditanami pepohonan serta dibuat gundukan-gundukan sehingga saat tsunami datang tidak akan maksimal menjangkau bandara. "Jadi tsunami inysa Allah sudah kita mitigasi baik dari struktur maupun bagaimana operasional bandara itu berjalan," kata dia.

 

Sementara itu, Project Manager NYIA Taochid Purnama Hadi memastikan, seluruh bangunan di NYIA telah direncanakan tahan gempa hingga 8,8 skala richter (SR) serta tsunami hingga 12 meter.

"Untuk terminal bandara di lantai duanya ada di plus 15 meter artinya ketika terjadi tsunami (12 meter) masih aman," kata dia.

Selain itu, menurut Tochid, PT Angkasa Pura I juga telah berkoordinasi dengan Pemkab Kulon Progo untuk memanfaatkan kawasan tepi pantai sebagai penyangga bandara. Di daerah penyangga itu nantinya akan ditanami vegetasi yang bisa berfungsi sebagai "tsunami barrier" atau penghalau tsunami.

 

Adapun Bandara Internasional Yogyakarta ini telah menjalani proses verifikasi kelaikan operasi dari tiga direktorat padaKementerian Perhubungan, yakni Direktorat Perhubungan Udara, Direktorat Keamanan Penerbangan dan Direktorat Navigasi.

PT Angkasa Pura I pun menggandeng PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko untuk dukung operasionalBandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo. Ini juga untuk mengembangkan 10 destinasi pariwisata prioritas.

 

 

 

Pada pengoperasional terminal internasional, Bandara Internasional Yogyakarta akan melayani enam penerbangan internasional per hari yang dialihkan dari Bandara Adi Sutjipto.

 

PT Angkasa Pura I juga akan siapkan lokasi untuk UMKM. Hal ini sebagai bentuk dukungan terhadap UMKM. Selain itu, sejumlah fasilitas pun dibangun seperti mesjid di bandara.