Sukses

Pengusaha Makanan dan Minuman Siap Tambah Modal Rp 63 Triliun pada 2019

Kemenperin memproyeksikan industri makanan dan minuman dapat tumbuh di atas 9 persen pada 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan industri makanan dan minuman dapat tumbuh di atas 9 persen pada 2019 karena mendapatkan tambahan investasi.

Tahun ini, industri makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil (TPT), serta alas kaki siap untuk menanamkan modalnya total sebesar Rp 79 triliun.

Khusus industri makanan dan minuman sendiri akan menggelontorkan investasi Rp 63 triliun, naik 11 persen dari 2018.

Kemudian untuk industri alas kaki dan TPT menyiapkan investasi masing-masing Rp 2,8 triliun dan Rp 14 triliun, melonjak hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah menjadikan subsektor industri padat karya tersebut sebagai motor pertumbuhan menufaktur serta penyumbang ekspor pengolahan nonmigas yang signifikan.

"Pemerintah akan terus menggenjot kinerja dan menarik investasi sektor industri berorientasi ekspor dan substistusi impor," kata dia kepada wartawan, Sabtu (20/4/2019).

Pada 2018, ekspor nonmigas tercatat di angka USD 130 miliar atau naik sebesar 3,98 persen dibanding 2017.

"Pada tahun 2018, kontribusinya mencapai 72,25 persen. Selama ini memang industri menjadi penyumbang terbesar. Selain itu, artinya bahwa produk-produk industri manufaktur dalam negeri sudah banyak berbicara di level global," tutur dia.

 

 

 

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Industri Manufaktur

Kemenperin juga mencatat, investasi di sektor industri manufaktur terus tumbuh signifikan. Pada 2014, penanaman modal masuk sebesar Rp195,74 triliun, kemudian naik mencapai Rp222,3 triliun pada 2018.

Peningkatan investasi ini mendongkrak penyerapan tenaga kerja hingga 18,25 juta orang pada 2018, yang berkontribusi sebesar 14,72 persen terhadap total tenaga kerja nasional.

"Dari tahun 2015 ke 2018, terjadi kenaikan 17,4 persen dan ini diperkirakan bisa menambah lagi penyerapan tenaga kerjanya di tahun 2019 seiring adanya realisasi investasi," ujar dia.

Kemenperin menargetkan, sepanjang 2019 pertumbuhan industri manufaktur dapat mencapai 5,4 persen.

Subsektor yang diperkirakan tumbuh tinggi, antara lain industri makanan dan minuman, industri permesinan, industri tekstil dan pakaian jadi, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, serta industri barang logam, komputer dan barang elektronika.

Â