Sukses

3 Parpol yang Jor-joran Bayar Iklan Kampanye tapi Gagal Masuk Parlemen

Tiga partai ini menghabiskan miliaran rupiah demi memasang iklan saat kampanye, tetapi suara rakyat berkata lain.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah perusahaan periklanan mengungkap berapa biaya yang para partai politikpolitik keluarkan demi memenangkan pemilu 2019. Uang puluhan miliar pun habis terpakai.

Masalahnya, banyak iklan ternyata tidak menjadi kepastian sebuah produk akan laku di masyarakat luas. Terbukti ada tiga partai politikyang mengeluarkan dana fantastis demi iklan, namun apa daya, mereka gagal masuk ke Senayan.

Di antara yang gagal adalah partai milenial yang santer menyajikan iklan edgy di layar kaca hingga partai dari pemilik media. Belanja yang mereka lakukan mencapai ribuan iklan dan tetap tak bisa memengaruhi suara rakyat.

Siapa saja tiga partai politikdengan belanja iklan terbesar tetapi gagal masuk ke Senayan? Berikut datanya berdasarkan data PT Sigi Kaca Pariwara.

2 dari 4 halaman

3. Partai Hanura

Partai Hanura meluncurkan 1.053 iklan dengan total belanja sebesar Rp 40,16 miliar.

Di layar kaca, Partai Hanura banyak beriklan di tiga stasiun televisi, yaitu:

1. TV One: total 205 iklan dan nilai belanja iklan Rp 7,87 miliar

2. ANTV: total 196 iklan dan nilai belanja iklan Rp 12,09 miliar

3. TVRI: total 184 iklan dan nilai belanja iklan Rp 1,11 miliar

Berdasarkan quick count, Hanura tidak lolos ke Senayan. Total perolehan suaranya berkisar antara 1,64 persen (Poltracking) hingga 1,85 persen (LSI Denny JA).

3 dari 4 halaman

2. Perindo

Ketua Partai Perindo adalah miliarder Hary Tanoesoedibjo. Seperti diketahui, MNC Corporation memiliki beragam media mulai dari radio, cetak, media online, dan televisi.

Pembelanja iklan televisi paling besar juga dibukukan oleh Partai Perindo dengan nilai Rp 82,73 miliar. Kampanye Partai Perindo beriklan terutama di tiga stasiun televisi, yaitu:

1. RCTI: total 276 iklan dan nilai belanja iklan Rp 31,04 miliar

2. MNC TV: 262 iklan dan nilai belanja iklan RP 20,16 miliar

3. Global TV: 261 iklan dengan nilai belanja iklan Rp 14,44 miliar

Berdasarkan quick count, Perindo tidak lolos ke Senayan. Total perolehan suaranya berkisar antara 2,65 persen (Indo Barometer) hingga 2,95 persen (LSI Denny JA).

4 dari 4 halaman

1. PSI

PSI berada di puncak iklan selama masa kampanye terbuka. Mereka paling banyak muncul di televisi sejumlah 1.277 iklan dengan total belanja Rp 42,84 miliar.

PSI paling banyak muncul di tiga stasiun televisi, yaitu:

1. Trans TV: total 192 iklan dan nilai belanja iklan Rp 4,06 miliar

2. Trans 7: 191 iklan dengan nilai belanja iklan Rp 4,36 miliar

3. Indosiar dengan 185 iklan dengan nilai belanja iklan Rp 9,81 miliar 

Berdasarkan quick count, PSI tidak lolos ke Senayan. Total perolehan suaranya berkisar antara 1,82 persen Poltracking) hingga 2,35 persen (LSI Denny JA).