Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan melanjutkan pelemahan pada perdagangan saham Selasa (23/4/2019).
Beberapa sentimen internal hingga eksternal dinilai mempengaruhi laju IHSG sehingga cenderung akan tertekan pada perdagangan hari ini.
Analis PT Artha Sekuritas Juan Oktavianus Harahap menuturkan, IHSG bakal kembali mengalami pelemahan merespon tekanan jual yang cukup tinggi.
Advertisement
Baca Juga
Dia menjelaskan, IHSG kemungkinan terkoreksi dengan diperdagangkan pada level 6.378- 6.484
"Selain itu, investor terlihat mengantisipasi beberapa economic event seperti penetapan suku Bunga Bank Indonesia dan GDP Kuartal I-2019 Amerika Serikat," ujarnya.
Meski begitu, kata dia, pelemahan diperkirakan akan bersifat terbatas dan tertahan di area support Bollinger band.
Sementara itu, dari sisi teknikal, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji berpendapat, IHSG memang mengindikasikan momen pelemahan.
Menurutnya, IHSG akan tertekan pada kisaran 6.340-6.553
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Saham Pilihan
Adapun saham-saham laik beli hari ini ialah saham PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Malindo Feedmil Tbk (MAIN).
Kemudian Juan menyarankan saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PTPP), serta PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Advertisement
Perdagangan Kemarin
Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok ke zona merah pada perdagangan saham Senin pekan ini.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (22/4/2019), IHSG melemah 92,47 poin atau 1,42 persen ke posisi 6.414,74. Sedangkan indeks LQ45 turun 1,70 persen ke posisi 1.012,55. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.
Padahal, awal sesi perdagangan, IHSG sempat menguat signifikan namun ternyata tak mampu brtahan di zona hijau.
Sebanyak 282 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Selain itu 124 saham menguat dan 117 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.516,24 dan terendah 6.410,03.Â
BACA JUGA
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 400.917 kali dengan volume perdagangan 16 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11,1 triliun.
Investor asing jual saham Rp 79 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.075.
Secara sektoral, seluruh sektor saham memerah. Sektor saham aneka industri turun 3,56 persen, dan catatkan pelemahan terbesar.
Disusul sektor saham manufaktur melemah 2,69 persen dan sektor saham barang konsumsi melemah 2,77 persen.