Sukses

Anggaran 2020 Fokus Pacu Investasi dan Ekspor

Pemerintah saat ini tengah menyusun asumsi dasar untuk Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020.

Liputan6.com, Bogor - Pemerintah saat ini tengah menyusun asumsi dasar untuk Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020.

Secara keseluruhan, fokus anggaran 2020 berorientasi untuk mendorong investasi dan ekspor.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, pertama, salah satunya adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

Dengan begitu, pembangunan infrastruktur yang dilakukan selama lima tahun ini akan dimanfaatkan oleh masyarakat yang memiliki daya saing.

"Instrumen APBN 2020 dalam rangka memacu investasi dan ekspor, terutama bertumpu kepada bagaimana meningkatkan kualitas SDM kita dan juga untuk tetap menjaga pembangunan infrastruktur karena berdasarkan pertumbuhan dan berbagai program yang kita lihat di masyarakat," kata Sri di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (23/4/2019).

Mengenai kebutuhan anggaran untuk infrastruktur apakah itu dalam bentuk jalan raya, air, sanitasi, listrik, masih diusahakan di berbagai tempat pada 2020. 

Kedua, Presiden Jokowi ingin program efisiensi anggaran tetap dijalankan, terutama dalam hal belanja barang pada 2020.

"Ketiga, efisiensi birokrasi harus dilakukan termasuk bagaimana kita mendorong investasi dan ekspor melalui berbagai macam insentif, yaitu fiskal yang bisa dilakukan maupun dari sisi pelayanan untuk memberi kemudahan kepada investor," tambah Sri Mulyani.

 

 

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 4 halaman

Target Makro Ekonomi

Seperti diketahui, dalam rapat tersebut ada beberapa target yang akan ditetapkan untuk 2020, terutama dalam hal makro ekonomi. Salah satunya soal target pertumbuhan ekonomi.

Sri Mulyani mengatakan, target pertumbuhan ekonomi yang akan disasar adalah kisaran 5,3-5,6 persen.

"Untuk awal ini kita berasumsi pertumbbuhan ekonomi akan berkisar 5,3-5,6 persen, namun Presiden berharap kita bisa pacu sampai 5,6 persen," kata Sri Mulyani.

Selain itu, asumsi dasar soal inflasi, rencananya akan ditetapkan di kisaran 2-4 persen dan suku bunga kisaran 5-5,3 persen.

Sementara untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Menkeu menyampaikan pada 2020 akan berada di kisaran 14 ribu. Mengenai harga minyak dunia, dalam rapat tersebut asumsi awal untuk 2020 yaitu USD 60-70 per barel.

 

3 dari 4 halaman

Sri Mulyani Beberkan Skenario RAPBN 2020

 Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas (ratas) dengan sejumlah menteri kabinet kerja di Istana Merdeka, Jakarta. Adapun rapat kali ini membahas mengenai ketersediaan anggaran dan pagu indikatif tahun 2020.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, dalam ratas tersebut lebih banyak membahas mengenai postur Rencana Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (RAPBN) pada 2020.

"Jadi kalau untuk makro asumsinya waktu itu kita masih menyampaikan dalam bentuk range dan kita memberikan sekarang dalam bentuk point estimate. Tapi itu nanti saya sampaikan kalau sudah ke DPR ya," katanya saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 22 April 2019.

Sri Mulyani mengatakan dalam menyusun APBN 2020 tentu saja dilakukan dengan cermat dan penuh kehati-hatian. "Karena ini kan periode baru, jadi biasanya berdasarkan undang-undang keuangan negara dari satu pemerintahan ke pemerintahan lain walaupun apapun hasil KPU-nya, ini adalah suatu skenario base line," tutur dia.

Dalam ratas ini, kata Sri Mulyani, pemerintah memulai dengan menyusun garis dasar anggaran secara keseluruhan. Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan yang sifatnya prioritas dengan asumsi program di bidang sumber daya manusia (SDM).

"Kemudian infrastruktur tetap akan jalan dan pembangunan di daerah bencana, itu semuanya masuk. Jadi fokus kita tadi bagaimana koordinasi dan konsolidasi program-program pemerintah dan kementerian lembaga agar anggaran tidak tumpang tindih dan juga dampaknya lebih positif," kata Sri Mulyani.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Di samping itu, untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan belanja, Sri Mulyani juga menggambarkan pendapatan negara dan hibah pada 2020 ditargetkan mencapai 13,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Perhitungan ini mencakup penerimaan perpajakan, PNBP migas, dan PNBP pertambangan umum.

"Kira kira pertumbuhan basis penerimaannya ada di kisaran antara 10-13.5 persen. Jadi kita lihat penerimaan nonmigas, kita juga lihat dari PNBP terutama juga asumsi harga minyak dan kurs tentu akan sangat berubah. Finalnya nanti kita lihat dalam proposal ke DPR bulan Mei," pungkasnya.

Â