Sukses

Bukit Asam Bagi Dividen Rp 3,76 Triliun

Dividen ini merupakan 75 persen dari total laba bersih yang didapatkan Bukit Asam di 2018, yaitu sebesar Rp 5,02 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membagikan dividen sebesar Rp 3,76 triliun kepada para pemegang saham. Dividen ini merupakan 75 persen dari total laba bersih yang didapatkan perusahaan di 2018, yaitu sebesar Rp 5,02 triliun.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Bukit Asam, Arviyan Arifin usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk Tahun Buku 2018.

"Dalam RUPST tadi ada agenda penting dan diputuskan oleh RUPST bahwa penggunaan laba yang Rp 5 triliun dialokasikan 75 persen atau 3,7 triliun dalam bentuk dividen. Dan sisanya 25 persen itu digunakan sebagai cadangan umum perusahaan," ujar dia di Jakarta, Kamis (25/4/2019).

Selain pembagian dividen, RUPST tersebut juga menyetujui perubahan nomenklatur jabatan dalam perseroan. Ini dalam rangka penyelarasan dan efektivitas koordinasi di internal holding BUMN pertambangan.

Adapun perubahan nomenklatur jabatan tersebut yaitu perubahan nama jabatan Direktur Operasi Produksi menjadi Direktur Operasi dan Produksi serta Direktur SDM dan Umum menjadi Direktur Sumber Daya Manusia.

Meski terjadi perubahan nomenklatur, namun Arifin memastikan tidak ada pergantian nama dalam jabatan direksi maupun komisaris di Bukit Asam.

"Tidak ada perubahan dewan direksi dan komisaris dalam RUPST tahun ini, tetap seperti sebelumnya," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Tahun Ini, Bukit Asam Targetkan Produksi 3,8 Juta HCV

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk akan memproduksi batu bara kalori tinggi (high calorie value/HCV) pada 2019 ini sebesar 3,8 juta ton. Angka ini lebih tinggi dari HCV yang telah diproduksi pada tahun 2018 yang masih di bawah 1 juta ton. 

"Bila di tahun lalu masih memproduksi di bawah satu juta ton, tahun ini kami akan lebih dari 3 juta ton. Ini karena respon dari premium market untuk HCV masih sangat bagus," ujar Suherman, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam. 

Bukit Asam menyasar premium market dalam penjualan batu bara kalori tinggi ini. Salah satunya adalah Jepang, di mana Bukit Asam telah cukup lama memasok batu bara kalori tinggi ke Jepang dan telah memiliki buyer existing di sini. Selain itu, Bukit Asam juga menyasar premium market lainnya di beberapa negara seperti Taiwan, Srilanka, dan Philipina. 

Hingga kini, Bukit Asam telah memegang kontrak jual beli batu bara kalori tinggi ke pasar Srilanka, Taiwan, Filipina dan Jepang. Batu bara kalori tinggi sendiri merupakan batu bara yang cukup langka dan memiliki nilai jual yang tinggi. 

Peningkatan produksi batu bara kalori tinggi ini salah satunya didukung dengan penambahan kapasitas angkutan batu bara dari Tanjung Enim ke Dermaga Kertapati menjadi 5 juta ton pada tahun ini. Dengan penambahan kapasitas angkutan batu bara, akan meningkatkan jumlah pengiriman batu bara kepada buyer. 

Di tahun sebelumnya, produksi batu bara kalori tinggi Bukit Asam telah mendorong kenaikan laba bersih perusahaan menjadi sebesar Rp 5,02 triliun pada tahun 2018. Kenaikan laba bersih sebesar 12,23 persen pada 2017 sebesar Rp4,47 triliun ini juga didorong dengan kenaikan pendapatan usaha dari penjualan ekspor dan efisiensi berkelanjutan. 

 

3 dari 3 halaman

Kinerja 2018

Pada 2018, produksi batubara mengalami kenaikan 2,12 juta ton dan penjualan ekspor batu bara Bukit Asam meningkat lebih dari 1,54 juta ton dari tahun sebelumnya.

Peningkatan tersebut merupakan upaya dari strategi manajemen dalam mengoptimalkan peluang pasar ekspor ke beberapa negara Asia di tengah pembatasan impor Cina.

Tak hanya itu, keberhasilan peningkatan kinerja di 2018 juga didorong oleh optimasi penjualan ekspor batu bara kalori tinggi ke premium market.  

Untuk tahun ini, Bukit Asam menargetkan produksi batu bara sebesar 27,26 juta ton termasuk di dalamnya produksi batu bara berkalori tinggi. Bukit Asam optimis dengan menaikkan produksi angkutan batu bara di tahun ini akan semakin meningkatkan kinerja perusahaan pada tahun 2019.