Sukses

BI Catat Aliran Dana Investor Asing yang Masuk Capai Rp 73,28 Triliun

Bank sentral Amerika Serikat atau the Fed menahan suku bunga akan dorong aliran dana investor asing masuk ke Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat peningkatan aliran modal asing yang masuk Indonesia (inflow).

Secara year to date (ytd) dari Januari-24 April 2019, aliran dana investor asing yang masuk ke Indonesia tercatat sebesar Rp 73,28 triliun.

Dari jumlah tersebut, tercatat modal asing yang masuk lewat Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 58,38 triliun. Selain itu, modal asing yang masuk ke saham tercatat sebesar Rp 14,9 triliun.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menuturkan, angka tersebut meningkat signifikan bila dibandingkan dengan nilai modal asing yang masuk ke RI dari Januari hingga 6 Maret 2019. Pada saat itu, capital inflow atau aliran dana investor hanya mengalir sebanyak Rp 59,9 triliun.

"Ini adalah realisasi (aliran modal asing) yang sudah masuk. Termasuk angka-angka setelah pemilu," kata Perry, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (25/4/2019).

Bank Indonesia, lanjut Perry pun prediksi The Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat (AS) tidak akan menaikkan suku bunga acuannya pada 2019 maupun 2020. Kebijakan The Fed ini akan berdampak positif bagi ekonomi Indonesia. 

Dia mengatakan, salah satu dampak yang akan muncul bila The Fed menahan suku bunga, yakni makin derasnya aliran masuk dana investor asing, terutama ke SBN.

"Karenanya investasi portofolio di SBN itu akan semakin menarik," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Ekonomi RI Bakal Tumbuh 5,2 Persen pada Kuartal I 2019

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo prediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,2 persen pada kuartal I  2019. Konsumsi bakal menjadi faktor utama yang menopang pertumbuhan ekonomi.

"Kuartal I tahun 2019 ini (pertumbuhan ekonomi) bisa mencapai 5,2 persen," kata dia, di Gedung BI, Kamis, 25 April 2019. 

Dia menjelaskan, konsumsi yang tetap tinggi tersebut, didukung oleh terjaganya daya beli dan keyakinan masyarakat serta berlanjutnya stimulus fiskal, termasuk melalui bantuan sosial dan belanja terkait Pemilu. 

"Investasi sedikit melambat sejalan pola musiman awal tahun dan diprakirakan kembali menguat pada triwulan-triwulan berikutnya didukung keyakinan dunia usaha yang membaik serta proyek infrastruktur yang berlanjut," ujar dia.

Namun demikian, kata dia, peran ekspor neto belum kuat sejalan dampak melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan menurunnya harga komoditas. Ke depan, prospek pertumbuhan ekonomi tetap kuat ditopang permintaan domestik sejalan keyakinan pelaku ekonomi yang tetap terjaga. 

"Bauran kebijakan Bank Indonesia, Pemerintah, dan otoritas terkait akan terus diperkuat guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik yang diprakirakan berada dalam kisaran 5,0-5,4 persen," tandasnya.

 

3 dari 3 halaman

Prediksi Defisit Transaksi Berjalan

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan total defisit transaksi berjalan (deficit current account/CAD) pada 2019 dapat ditekan lebih rendah dibandingkan posisi CAD pada 2018.

Posisi defisit transaksi berjalan (CAD) sepanjang 2018 telah mencapai USD 31,1 miliar atau 2,98 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"CAD kita perkirakan tahun ini akan mengarah 2,5 persen," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 23 April 2019.

Sementara itu, pada kuartal I 2019, pihaknya meyakini posisi CAD akan semakin lebih baik apabila dibandingkan posisi dikuartal IV 2019. Posisi kuartal IV 2018 posisi defisit transaksi berjalan mencapai USD 9,1 miliar atau sekitar 3,57 persen dari PDB.

"Di kuartal I kemungkinan akan kita umumkan di pertengahan Mei. Lebih rendah dari kuartal IV. Jadi memang tahun ini akan lebih baik," pungkasnya.

 

Â