Sukses

Pemerintah Provinsi Jawa Barat Terus Mendorong Kinerja BUMD

Sampai saat ini, bank bjb masih menjadi BUMD andalan Pemprov Jabar untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Liputan6.com, Jakarta Pemrintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) terus mendorong kinerja BUMD untuk naiknya kesejahteraan rakyat. Sehingga dilakukan untuk percepatan pelayanan publik. Dan sampai saat ini, bank bjb masih menjadi BUMD andalan Pemprov Jabar. Sebab, setiap tahunnya, laba perusahaan terus meningkat.

Di balik hal itu, otonomi daerah memberikan keleluasaan kepada daerah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui berbagai macam cara. Salah satunya dengan membentuk BUMD.

Pada dasarnya, BUMD mempunyai peran yang strategis. Namun demikian, menurut penelitian Badan Pengawasan Keungan dan Pembangunan (BPKP) 2014, sebanyak 1.007 BUMD dengan aset sebesar Rp 340,118 triliun, mencatat laba sebesar Rp 10,372 triliun atau rata-rata rasio laba terhadap aset (ROA) sebesar 3,0 persen.

Rendahnya tingkat ROA, menunjukkan pengelolaan BUMD belum optimal. Baik dari aspek keuangan maupun kinerja. Dengan kondisi ini, dan ditambah adanya praktik miss management yang mengarah pada inefisiensi dan kecurangan, maka BUMD perlu dan penting untuk melakukan pembenahan. Sehingga terjadi percepatan pelayanan publik. Di Jawa Barat, terdapat sembilan BUMD non lembaga keuangan, 37 BUMD lembaga keuangan, dan ada satu badan hukum (Askrida) dengan penyertaan to-tal modal sebesar Rp 6,92 triliun dan aku-mulasi dividen sebesar Rp 3,043 triliun (2018).

Untuk meningkatkan performa BUMD, Pemprov Jabar kemudian melakukan beberapa tindakan. Antara lain menyusun Rencana Pembangunan Jang-ka Menengah (RPJM) di bidang BUMD sampai kepada Rencana Kerja (Renja). Renja ini ditetapkan bersamaan dengan forum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

”Hal lainnya yang coba kami dorong adalah sinergitas dan kolaborasi dengan berbagai pihak baik itu dengan pemerintah, sesama BUMD, BUMN, maupun pihak swasta lainnya, dalam berbagai forum kegiatan,” kata Hermansyah, Kepala Hu­mas dan Protokol Pemda Ja­wa Barat, belum lama ini.

”Sedangkan dalam fungsi pengawasan dan pengendalian, kami bersama dengan BUMD terkait menyusun SOP terkait dengan tugas dan fungsi masing-masing BUMD. Juga secara aktif dalam periode tertentu melakukan penilaian atas kinerja BUMD terkait,” sambungnya.

Untuk pembiayaan BUMD, kata Hermansyah, Pemprov Jabar melakukan penyertaan modal yang bersumber dari APBD yang sesuai dengan porsi kepemilikan saham/modalnya di BUMD. Selain itu, Pemda Jawa Barat juga melakukan mediasi/fasilitasi untuk perolehan alternatif pembiayaan bagi BUMD di luar equity, khususnya untuk penugasan. Dan jika setelah penilaian ditemukan hasil yang tidak memuaskan, dimungkinan untuk dilakukan pe-le-bu-ran/penggabungan BUMD.

Menurut dia, keterlibatan BUMD di Jawa Barat secara umum bernilai positif, sebagai salah satu sumber PAD dan menjadi aktor dalam pembangunan di Jawa Barat di berbagai sektor. Antara lain: aksesibilitas (infrastruktur jalan tol), energi, telekomunikasi, dan lain-lain.

Kemudian, sebagai sumber PAD dan aktor pembangunan, BUMD milik Pemda Jawa Barat melakukan optimalisasi terhadap aset pemerintah daerah, terutama dalam bidang properti seperti hotel, mal, dan pertokoan. Ada pula, pengembangan dan perkuatan pelaku UMKM melalui pemberian kredit oleh BPR, bank bjb, serta penjaminan. Juga, penggalangan dana CSR disinergikan dengan program pembangunan daerah.

”Melalui kegiatan usahanya di atas, telah diciptakan perluasan kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat di Jawa Barat dengan jumlah yang besar,” ucap Hermansyah. bank bjb, bagaimana? Hermansyah menjelaskan, perlu diakui bahwa sampai saat ini, bank bjb masih menjadi BUMD andalan Pemerintah Daerah Jawa Barat. Setiap tahun-nya, laba perusahaan tersebut terus meningkat.

”Dan kami pun, selaku pemegang sa­ham mayoritas menginginkan per-baikan terus menerus dilakukan oleh bank bjb. Ada beberapa rencana ataupun program yang kami dorong,” kata dia.

Di sini, fintech tidak saja sebagai alternatif namun juga sebagai platform. bank bjb pun diarahkan sebagai pendorong utama perekonomian Jawa Barat melalui pendanaan kepada infrastruktur, dan lain-lain.

”Melalui pemanfaatan teknologi yang unggul, diharapkan dapat lebih men­do­rong pertumbuhan ekonomi dalam segala bidang; dan diarahkan sebagai pendamping bisnis,” tandas Hermansyah.

 

(Adv)