Sukses

Jelang Ramadan, Harga Daging Ayam dan Telur Merangkak Naik

Harga daging ayam ukuran sedang mencapai Rp 55 ribu per ekor

Liputan6.com, Jakarta - Jelang bulan suci Ramadan harga komoditas pangan mengalami kenaikan. Hal ini terlinat dari harga daging ayam dan telur yang terpantau merangkak naik di Pasar Pondok Gede, Bekasi.

Saat ini kisaran harga daging ayam yang berukuran sedang mencapai Rp 55 ribu per ekor, dari sebelumnya hanya berkisar Rp 50 ribu per ekor.

“Setiap hari ayamnya naik seribu per ekor, sudah dua minggu,” ujar Tardi, salah satu pedagang ayam di Pasar Pondok Gede, Bekasi kepada Liputan6.com, Senin (29/4/2019).

Sedangkan untuk ayam yang berukuran kecil mencapai Rp 28 ribu per ekor, dari yang mulanya hanya Rp 25 ribu, dan untuk yang berukuran sedang naik Rp 2.000 per ekor menjadi Rp 32 ribu.

Sedangkan untuk harga ayam hidup yang berukuran kecil yang mulanya hanya Rp 20 ribu per ekor menjadi Rp 25 ribu per ekornya. Sementara yang berukuran besar saat ini Rp 23 ribu per kilogram (kg).

Namun meskipun naik, Tardi mengaku penjualannya terbilang normal dan tidak menurun.

Hal yang sama diungkapkan oleh pedagang ayam lainnya, salah satunya Mus. Ia mengaku saat ini meskipun ayam sedang mengalami kenaikan namun tidak membuat warungnya sepi.

Tidak jauh berbeda dengan Tardi, harga daging ayam per ekor diwarung miliknya mencapai Rp 55 ribu per ekor, dari sebelumnya hanya Rp 50 ribu per ekor. Sedangkan yang berukuran sedang mencapai Rp 40 ribu per ekor, dari sebelumnya hanya Rp 35 ribu per ekor.

“Naiknya sih sudah agak lama, tapi ya itu sedikit-sedikit naik setiap harinya,” tutur Mus.

Tidak hanya harga daging ayam saja yang terpantau naik. Saat ini, harga telur ayam pun terpantau mulai naik meskipun tidak naik banyak seperti harga sang ayam.

“Naik Rp 1.000 per kg, tapi masih standar sih naiknya,” ujar salah satu pedagang telur Ipin.

Saat ini harga telur di warungnya yaitu Rp 24 ribu per kg, yang sebelumnya Rp 23 ribu per kg. Sama seperti daging ayam, meskipun harganya naik namun pembeli telur cenderung lebih banyak dibandingkan saat harganya normal.

“Biasanya orang-orang dari kampung banyak yang beli mba soalnya kan di sana stoknya enggak ada,” tambahnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Jelang Ramadan, Satgas Pangan Polri Cek Harga dan Stok Bahan Pokok

Jelang Ramadan, Satgas Pangan Polri mulai bergerak melakukan pengecekan ketersediaan stok bahan pokok di masyarakat. Termasuk juga menjaga kestabilan harga di pasar pada skala nasional.

"Karena menjelang Ramadan, kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan pokok ini pasti mengalami peningkatan," tutur Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2019).

Satgas Pangan Polri tentunya, lanjut dia, bekerja sama dengan setiap stakeholder terkait dalam operasi jelang Ramadan tersebut.

"Ketersediaan pangan harus cukup dengan harga-harga harus stabil. Itu yang dipersiapkan Polri dalam rangka menghadapi event nasional ke depan," jelas dia.

Selain itu, polisi telah merancang Operasi Ketupat yang berlangsung selama Ramadan. Terlebih, pada bulan puasa ada gelaran penetapan hasil Pemilu 2019 yang jatuh pada 22 Mei.

"Dirancang berapa kekuatan personel yang dibutuhkan. Tentunya juga untuk kegiatan pentahapan pemilu. Penetapan hasil suara pemilu secara nasional tanggal 22 itu juga diantisipasi secara maksimal," Dedi menandaskan.

3 dari 4 halaman

Kendalikan Harga Pangan, Pemerintah Bangun Cold Storage di Sentra Pertanian

Pemerintah Jokowi-JK tengah berupaya untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok ditingkat petani maupun masyarakat menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membangun sentra atau tempat penyimpanan dingin (cold storage) untuk beberapa komoditas pangan.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, dengan pembangunan cold storage ini maka akan menguntungkan para petani. Sebab, petani telah memasuki panen raya, setidaknya ada suatu tempat penyimpanan besar untuk hasil tani.

"Cabai turun harganya bawang merah, kemudian ayam, telur. Ini menjadi perhatian serius agar petani bisa berporduksi dan untung. Petani sederhana, bagaimana bisa untung. Mungkin satu bulan lalu masalah peternak ayam dan telur karena harga jatuh," katanya saat ditemui di Kementerian Perekonomian, Jakarta, Kamis (25/4/2019).

"Nah solusi permanen kami tawarkan adalah membangun cold storage untuk produk-produk pertanian kita yang mudah rusak," tutur Amran.

Menurutnya, selama ini belum ada tempat penyimpanan dingin yang besar untuk hasil pertanian. Kebanyakan para petani justru menyimpan di tempat masing-masing, sehingga hasil panen yang dihasilkan pun menjadi rusak.

Secara otomatis itu juga yang akan mempengaruhi harga jual pangan.

"Ini kan sederhana sebenarnya. Kalau ada penyimpanan ini. Kalau panen puncak kita menyerap dan memberi harga yang menguntungkan petani. Pada saat off season, panen rendah, paceklik, ini dikeluarin. Sehingga ke depan inflasi terjaga sepanjang masa," katanya.

"Sekarang sudah dibangun di Brebes untuk bawang, kapasitasnya 380 ton sudah jadi, bawang merah dan cabai. Kami sampaikan ke Bulog agar menyerap langsung dari petani" sambungnya.

Di sisi lain, Amran juga memastikan beberapa komoditas pangan seperti daging, beras, cabai, ayam, gula, bawang hingga yang lainnya dipastikan semua terjaga stoknya. Bulog sendiri, kata dia sudah mulai menggelontorkan ke beberapa pasar.

"Sudah digelontorkan. sekarang bulog punya stok tadi," pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Jelang Ramadan, Jokowi Minta Para Menteri Jaga Harga Pangan

Tak lama lagi, bulan suci Ramadan tiba. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para menteri untuk menjaga stabilitas harga pangan agar umat Islam bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang.

"Ini sudah rutin. Mengingatkan agar stabilitas harga pangan dicek, dikontrol, agar tidak terjadi lonjakan harga, sehingga umat Islam bisa menjalankan ibadah, menyongsong Lebaran dengan tenang," kata Jokowi, seperti dikutip dari Antara, Selasa (23/4/2019).

Menurut Jokowi, stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan selama puasa harus dilakukan agar dapat terjangkau dengan mudah oleh masyarakat. "Sehingga stabil dan masyarakat bisa nyaman menjalankan ibadah puasa dan ibadah dengan tenang," katanya.

Selain itu, Kepala Negara juga meminta bawahannya, yakni para menteri, kepala lembaga, seperti Panglima TNI dan Kapolri serta Kepala Badan intelijen Naisonal (BIN) menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat pascapemungutan suara Pemilu 2019.

"Saya minta menteri, kepala lembaga, Panglima dan Kapolri, BIN minta stabilitas keamanan dan ketertiban terus dijaga agar kondisi yang ada betul-betul kondusif," katanya

Menurut Jokowi, kondisi saat ini wajar terjadi riak-riak kecil usai pesta demokrasi, tapi jangan menganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. Hal ini diungkapkan Presiden Jokowi menanggapi beberapa kejadian usai pemungutan suara pada 17 April 2019.