Sukses

Menhub Nilai Rencana Mogok Serikat Karyawan Garuda Terburu-Buru

Menhub minta masyarakat tidak perlu khawatir dan tetap percaya pada kemampuan kinerja Garuda Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menilai rencana mogok kerja yang dilayangkan oleh Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) terlalu terburu-buru.

Seperti diketahui, 2 hari lalu Sekarga melayangkan surat rencana aksi mogok karyawan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).

"Memang ada dinamika yang kurang menguntungkan Garuda dengan situasi ini. Saya lihat serikat kerja terburu-buru untuk melayangkan surat 2 hari yang lalu," tuturnya kepada Liputan6.com, Senin (29/4/2019).

Dia menjelaskan, surat aksi pemogokan tersebut justru berdampak buruk bagi serikat pekerja itu sendiri. Oleh sebab itu, Budi mengimbau agar mereka mengevaluasi rencana aksi pemogokan kerja tersebut.

"Saya sempat sampaikan baik langsung ataupun tidak langsung agar mereka bisa evaluasi karena dengan ini mereka membuat iklim tidak baik. Bahkan bisa merugikan diri mereka sendiri. Jadi mereka harus bisa tahan diri," ujarnya.

Budi pun menekankan, masyarakat tidak perlu khawatir dan tetap percaya pada kemampuan kinerja maskapai plat merah itu.

"Kita musti trust dengan Garuda, bisa bangga dengan Garuda. Namun demikian, manajemen juga harus hati-hati," terangnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Karyawan Garuda Bantah Gelar Mogok Kerja

Sekretariat Bersama Serikat (Sekber) Karyawan PT Garuda Indonesia membantah adanya rencana aksi mogok kerja. Sekber ini terdiri dari Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Serikat Karyawan Garuda (Sekarga).

Presiden APG, Bintang Hardiono mengatakan, pihaknya Sekber tidak pernah membuat surat tentang rencana aksi mogok. Surat yang tersebar dalam beberapa waktu terakhir ini disebut tidak benar.

"Sekber tidak pernah membuat surat tentang rencana aksi mogok. Surat yang telah tersebar luas di publik tersebut tidak benar," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (29/4/2019).

Menurut Bintang, sejak awal memang tidak pernah ada rencana untuk menggelar aksi mogok. Dia juga meminta masyasrakat untuk tidak mempercayai isu terkait mogoknya karyawan dan pilot Garuda Indonesia selain dari pernyataan yang dikeluarkan oleh Sekber.

"Tidak ada (rencana mogok). Bahwa rencana mogok tersebut tidak benar. Sebelum ada pernyataan resmi dari Sekber (APG dan Sekarga), diharapkan publik tidak mempercayai informasi lain yang beredar," kata dia.

Bintang memastikan hingga saat ini seluruh operasional Garuda berjalan normal. Pilot dan karyawan maskapai plat merah tersebut tetap bekerja seperti biasa.

"Hingga saat ini seluruh pilot , awak kabin dan karyawan Garuda Indonesia tetap melaksanakan tugas dan mendukung kinerja perusahaan dengan maksimal," tandas Bintang.

3 dari 4 halaman

Serikat Pekerja Garuda Desak Manajemen Selesaikan Kisruh Laporan Keuangan

Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) meminta manajemen untuk segera menyelesaikan masalah terkait dengan laporan keuangan Garuda Indonesia yang ditolak dua komisaris.

Ketua Sekarga, Ahmad Irfan Nasution mengatakan, masalah keberatan pemegang saham terhadap laporan keuangan Garuda Indonesia harus segera diselesaikan. Sebab, hal ini akan mengganggu kinerja maskapai plat merah tersebut.

"Kami cuma menginginkan permasalahan keberatan pemegang saham tentang laporan keuangan selesai pada RUPS, karena laporan keuangan sudah diterima,"‎ ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Minggu (28/4/2019).

Selain itu, lanjut Irfan, karyawan agar para petinggi di Garuda Indonesia juga menahan diri untuk tidak memberikan komentar yang berlebihan. Ini agar masalah laporan keuangan Garuda tidak semakin berlarut-larut.

"Untuk itu meminta pemegang saham untuk menahan diri dalam berkomentar dipublik karena sangat merugikan Garuda serta dapat berkomunikasi agar permasalahan ini selesai. Kami ingin Garuda lebih baik," kata dia.

Menurut Irfan, Komisaris Utama Garuda juga telah berjanji akan segera menyelesaikan permasalahan ini. Dia berharap masalah kisruh ini segera selesai dan manajemen bisa fokus untuk meningkatkan kinerja BUMN tersebut.

"Dan komisaris utama Garuda Indonesia yang baru sudah berjanji menyelesaikan masalah ini. Mudah mudah cepat selesai dan ada jalan keluar," tandas dia.

4 dari 4 halaman

Akhiri Kisruh, OJK Harus Segera Periksa Laporan Keuangan Garuda

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diminta untuk turun tangan memeriksa laporan keuangan Garuda Indonesia. Hal tersebut menyusul penolakan oleh dua komisaris terhadap laporan keuangan BUMN tersebut.

Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali mengatakan, pernyataan yang kontroversial seperti penolakan terhadap laporan keuangan sebuah perusahaan terbuka merupakan hal yang biasa di pasar saham Amerika Serikat. Biasa ada kepentingan tertentu dari pemegang saham sehingga mereka membuat kontroversial seperti itu.

"Menurut saya, begitu lah game di pasar modal. Ini adalah sangat biasa di mana para kapitalis memainkan uangnya di Wall Street. Sangat menarik kalau kita lihat mengapa ada pemegang saham membiarkan dengan memberikan statement di ujung dari laporan keuangan yang berakibat harga sahamnya jatuh. Pemegang saham seharusnya tidak ingin harga sahamnya jatuh," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Minggu (28/4/2019).

Oleh sebab itu, lanjut Rhenald, seharusnya OJK bisa turun tangan untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan Garuda Indonesia. Hal tersebut guna memastikan laporan keuangan yang umumkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) akutanbel dan untuk mengakhiri kisruh yang terjadi belakangan ini.

"Dari situ seharusnya OJK dan lembaga-lembaga yang menangani pengawasan di pasar modal melakukan pemeriksaan. Ini ada apa. Karena di Wall Street itu langsung OJK-nya langsung memeriksa," kata dia.

Sementara terkait dengan kinerja Garuda Indonesia, Rhenald menyatakan jika kinerja BUMN ini sebenarnya sudah mulai membaik. Harga saham BUMN tersebut juga mulai merangkak naik.

"Garuda itu sejak Januari harga sahamnya sudah membaik. Jadi ada optimisme," tandas dia.