Sukses

Harga Minyak Naik, Abaikan Permintaan Trump ke OPEC Buat Dongkrak Produksi

Pernyataan Trump pada awalnya memicu aksi jual dan menurunkan harga minyak.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta) karena pasar berusaha untuk melanjutkan reli dalam sepekan yang sempat terhenti pada perdagangan Jumat lalu ketika Presiden AS Donald Trump meminta kepada OPEC untuk meningkatkan produksi demi mengisi kekosongan pasokan dampak sanksi AS terhadap Irana.

Mengutip Reuters, Selasa (30/4/2019), harga minyak mentah berjangka Brent turun 11 sen atau 0,2 persen dan menetap di USD 72,04 per barel. Sementara harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik 20 sen atau 0,3 persen dan mengakhiri sesi di USD 63,50 per barel.

Kedua tolok ukur harga minyak tersebut turun sekitar 3 persen pada perdagangan Jumat lalu setelah Trump mengatakan bahwa dia telah meminta kepada OPEC untuk menurunkan harga minyak dengan menaikkan produksi. Sayangnya, Trump tidak mengatakan siapa pejabat OPEC yang dia ajak bicara.

Analis dan pelaku pasar belum bisa berkomentar karena rincian pembicaraan tersebut tidak jelas.

"Tidak ada perwakilan OPEC atau pemerintah Saudi yang mengakui telah melakukan meldiskusi apa pun dalam hal ini," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates.

Pernyataan Trump pada awalnya memicu aksi jual dan menurunkan harga minyak. Penurunan ini diperburuk oleh faktor teknis termasuk posisi panjang spekulatif yang berlebihan dalam minyak mentah AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Perdagangan Sebelumnya

Pada perdagangan Jumat lalu, harga minyak turun 3 persen usai Presiden AS Donald Trump kembali menekan Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC untuk meningkatkan produksi minyak mentah untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Mengutip Reuters, Sabtu (27/4/2019), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup pada USD 72,15 per barel, turun USD 2,20 atau 3 persen. Sedangkan untuk harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir pada USD 63,30 per barel, turun USD 1,91 atau 2,9 persen.

Harga minyak Brent mendatar pada minggu setelah reli selama empat minggu berturut-turut. Sedangkan hara minyak WTI membukukan kerugian mingguan 1,2 persen sehingga memangkas kenaikan selama enam minggu yang dicetak sebelumnya. 

Pelaku pasar mengatakan, komentar dari Trump, meskipun kurang spesifik, cukup menjadi katalis atau pendorong yang memacu investor untuk mengambil keuntungan setelah kenaikan panjang.

Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah memanggil OPEC dan mengatakan kepada organisasi tersebut untuk menurunkan harga minyak mentah, tanpa mengidentifikasi siapa yang ia ajak bicara.

Sejak menjabat sebagai Presiden AS, Trump memmang selalu mendorong OPEC pada banyak kesempatan untuk menurunkan harga minyak mentah. Permintaan tersebut tak hanya dilakukan pada pertemuan resmi bahkan melalui media sosial seperti twitter.

Komentar yang dilontarkan oleh Trump cenderung memiliki efek sementara di pasar.

Namun terlepas dari itu, kata-kata yang dikeluarkan oleh Trump pada hari Jumat tersebut sudah cukup untuk merobohkan pasar minyak setelah mengalami kenaikan selama beberapa minggu.

"Begitu komentar itu keluar, cukup menjadi amunisi untuk membuat orang mengangkat posisi buy," kata Josh Graves, analis senior di RJO Futures di Chicago.