Sukses

Pembangkit Tenaga Surya Bakal Listriki KEK Sei Mangkei

Pertamina Power Indonesia akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 5 Mega Watt (MW).

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya PT Pertamina Power Indonesia bersinergi dengan PT Perkebunan Nusantara III, untuk pengembangan Energi Baru & Terbarukan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei atau KEK Sei Mangkei.

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman sinergi  oleh Presiden Direktur PT Pertamina Power Indonesia Ginanjar dan SEVP Koordinator PTPN III Suhendri, pada Selasa, 30 April 2019.

Ginanjar mengatakan, dalam kerja sama ini Pertamina Power Indonesia akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 5 Mega Watt (MW) di KEK Sei Mangkei yang dikelola oleh PTPN III.

Rencananya pembangkit tersebut menyuplai jaringan KEK Sei Mangkei, sehingga meningkatkan bauran pembangkit EBT yang ada di kawasan tersebut. 

Dengan ada kerja sama tersebut, konsep Green Economic Zone Sei Mangkei akan menjadi rujukan pengembangan kawasan ekonomi yang mengusung pemanfaatan energi ramah lingkungan.

"Sinergi antara BUMN ini merupakan upaya konkrit untuk mendukung program pemerintah dalam pengembangan Energi Baru dan Terbarukan di Indonesia," kata Ginanjar, di Jakarta, Selasa (30/4/2019).

Menurut dia, kerja sama ini merupakan bukti konkrit kolaborasi antar BUMN dalam upaya pengembangan EBT ke tahap yang lebih masif, juga mendorong perkembangan program kawasan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi secara makro. 

Hal ini juga merupakan kelanjutan dan peningkatan dari kerja sama sebelumnya. PPI dan PTPN III telah bekerjasama pengembangan sumber energi terbarukan berupa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) di KEK Sei Mangkei dengan kapasitas 2,4 MW.

"Saat ini sudah dalam tahap konstruksi dan akan beroperasi di bulan November 2019," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Pemerintah Turunkan Harga Gas Sei Mangkei Mulai 2021

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menggelar pertemuan dengan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Djoko Siswanto dan Direktur Utama PT Pertamina Gas (Pertagas) Wiko Migantoro, di Kantornya, Jakarta. Pertemuan ini membahas kondisi harga gas di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara.

Djoko mengatakan, hasil pertemuan akhirnya pemerintah memutuskan untuk menurunkan harga gas KEK Sei Mangkei, Sumatera Utara. Rencananya, penurunan tersebut akan dilakukan pada 2021.

Dia menuturkan harga gas di kawasan ekonomi khusus tersebut saat ini berada di kisaran USD 10,48 per MMBTu. Kemudian rencananya diturunkan di bawah USD 10 per MMBTu.

“Jadi sampai dengan tahun depan harga sesuai yang sudah terkontrak sampai akhir 2020. Setelah itu gas turun di bawah USD 10 (rencananya) sekarang harga USD 10,48,” jelasnya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa, 26 Februari 2019.

Djoko menyampaikan penurunan tersebut juga telah didukung dengan turunnya biaya operating dan maintenance pipa (ONM), transportasi di lokasi tersebut. “Ya biaya ONM-nya turun, transportasi,” imbuhya.

Wiko menambahkan dengan penurunan harga gas diharapkan pasokan gas bisa meningkat jadi 60 MMSCDF. Sebab, saat ini angka pasokan masih berada di angka 2,5 MMSCDF.

"Kita berharap demand-nya makin tumbuhlah dengan harga begini. Sekarang baru 2,5 mmscfd (supply Pertagas untuk KEK Sei Mangkei). Katanya yang punya kawasan (kenaikan) bisa sampai 60 MMSCDF," pungkasnya.