Sukses

Tiket Pesawat hingga Bawang Putih Sumbang Inflasi di April 2019

Sementara itu, kelompok tarif listrik menyumbang deflasi pada April 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sepanjang April 2019 sebesar 0,44 persen. Inflasi tersebut sebagian besar masih disumbang oleh kenaikan harga pada bahan makanan dan transportasi.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan untuk bahan makanan, bawang putih dan bawang merah memberi andil terbesar. Masing-masing bahan makanan ini memberi andil sebesar 0,09 persen dan 0,13 persen.

"Bahan makanan, menyumbang inflasi sebesar 1,45 persen itu andilnya paling besar 0,13 persen. Penyebab utama kenaikan harga bawang merah alami kenaikan harga rata-rata 22,93 persen," ujarnya di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (2/5/2019).

"Sehingga bawang merah memberi andil ke inflasi 0,13 persen. Kedua, bawang putih secara rata-rata harga naik 35 persen dan memberi andil inflasi April ini 0,09 persen. Ketiga, cabai merah andil 0,07 persen, telur ayam ras dan tomat sayur 0,02 persen," sambungnya.

Komoditas lain penyumbang inflasi adalah kelompok transportasi yang memberi andil sebesar 0,05 persen. Pada kelompok ini penyumbang utama inflasinya adalah kenaikan tarif angkutan udara atau tiket pesawat.

"Angkutan udara, masih mengalami kenaikan dan harganya belum turun mudah-mudahan ada kebijakan yang mampu menurunkan harga tiket ini. Karena kita tahu harga tiket bisa melonjak pada puasa dan lebaran," jelas Suhariyanto.

Sementara itu, kelompok tarif listrik menyumbang deflasi pada April 2019. Hal ini dipengaruhi langkah Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang memberi insentif berupa diskon ke pelanggan 900 VA untuk kelompok rumah tangga tergolong mampu.

"Tarif listrik menyumbang deflasi karena Maret 2019 lalu, PLN berikan insentif berupa diskon ke pelanggan 900 VA untuk rumah tangga yang mampu. Hal itu memberikan deflasi sebesar 0,09 persen," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

BPS: Inflasi 0,44 Persen di April

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2019 sebesar 0,44 persen. Dengan demikian, inflasi sejak Januari hingga April 2019 tercatat sebesar 0,8 persen.

"Perkembangan harga secara umum naik di April 2019. Dari pantauan 82 kota, inflasi tercatat sebesar 0,44 persen. Agak tinggi," ujar Kepala Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (2/5/2019). 

 Sementara itu, inflasi dari tahun ke tahun tercatat sebesar 2,83 persen. Angka tersebut masih sesuai dengan target pemerintah tahun ini pada angka 3,5 persen.

"Secara umum inflasi selama April 2019 terkendali dengan adanya sejumlah komoditas mengalami peningkatan," kaya Suhariyanto.

Dari 82 kota, Medan mencatatkan inflasi tertinggi sebesar 1,3 persen dan terendah dicatatkan oleh Pare-pare sebesar 0,3 persen. Sedangkan deflasi tertinggi dicatatkan oleh Manado -1,27 persen dan terendah maumere -0,04 persen.

"Penyebab utama inflasi April adalah kenaikan harga bahan makanan, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan," tandasnya.

3 dari 3 halaman

Ekonom Prediksi Inflasi 0,32 Persen pada April 2019

Ekonom prediksi inflasi April 2019 sebesar 0,32 persen dan secara year on year (YoY) mencapai 2,71 persen. Inflasi April didorong dari volatilitas harga pangan jelang Ramadan.

Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menuturkan, peningkatan laju inflasi secara bulanan dan tahunan ditopang oleh kenaikan laju inflasi harga bergejolak yang didorong oleh kenaikan beberapa harga komoditas pangan.

Komoditas pangan itu antara lain bawang putih (37,4 persen Month on Month/MoM), cabai merah sebesar 13,6 persen MoM, daging ayam sebesar 2,6 persen MoM, bawang merah sebesar 19,9 persen MoM, dan telur 0,3 persen MoM.

Terdapat juga komoditas pangan yang mengalami tren penurunan sepanjang April seperti harga beras yang tercatat turun 0,95 persen MoM dan daging sapi merosot 0,14 persen MoM.

"Di samping kenaikan laju inflasi harga bergejolak, inflasi juga didorong oleh kenaikan inflasi kelompok transportasi sejalan dengan perubahan tarif transportasi udara," ujar dia dalam catatannya, Kamis (2/5/2019).

Sementara itu, inflasi inti diperkirakan stabil di kisaran 3,03 persen YoY mengingat ekspektasi inflasi dari sisi permintaan cenderung terkendali ditopang oleh stabilnya nilai tukar rupiah sepanjang April lalu.

Josua menuturkan, puncak inflasi akan terjadi pada Mei, Juni, dan Juli. Meski demikian, inflasi masih tetap terkendali hingga akhir 2019. Diperkirakan inflasi di kisaran 3-3,5 persen hingga akhir 2019.

Ini mempertimbangkan pengendalian harga pangan akan terus dikoordinasikan di tingkat nasional dan daerah melalui forum TPI nasional dan tingkat pengendalian inflasi daerah (TPID) sehingga tidak terdapat lonjakan harga karena penurunan suplai.

"Selain itu, inflasi harga diatur pemerintah juga diperkirakan akan tetap stabil dalam rangka menjaga daya beli masyarakat. Inflasi akan terkendali hingga akhir tahun," tutur dia.