Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, di zaman yang serba elektronik saat ini masyarakat begitu dimudahkan untuk dapat menabung di perbankan. Kondisi ini justru berbanding terbalik ketika dirinya masih di usia muda.
"Anak-anak kita sekarang jauh lebih beruntung karena nabung lebih mudah. Kalau saya dulu nabung paling deket bisa di Kantor Pos," kata dia dalam acara Aksi Pelajar Indonesia Menabung, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (2/5/2019).Â
Darmin menceritakan, pada masa itu perbankan sangat terbatas. Bahkan kehadirannya pun belum ada di kota-kota hingga kecamatan. Meskipun ada, letaknya hanya di daerah-daerah kabupaten saja sehingga, masyarakat pada masa itu, masih sulit untuk menabung.
Advertisement
"Zaman elektronik ini akan sangat mudah pelayanan untuk mereka yang mau nabung," kata Darmin.
Baca Juga
Oleh karena itu, dengan zaman yang serba modern saat ini, masyarakat diminta bersyukur karena dimudahkan untuk menyimpan uangnya di perbankan. Dirinya pun mendorong agar masyarakat mulai menabung sejak dini.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah masyarakat yang baru menabung di Indonesia sendiri baru mencapai 48,9 persen. Angka ini masih jauh bila dibandingkan negara-negara lain.
Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen dan terus bersinergi bersama kementerian lembaga untuk senantiasa mendorong tingkat penabung di Indonesia.
"Dengan upaya bersinergi, ini kita harapkan tabungan para pelajar akan menjadi meningkat. Kita harapkan semua pelajar harus punya tabungan semua. Pelajar ini jumlah besar sekali sehingga kami dengan instansi terkait akan selalu mendorong ini. Lebih agresif seluruh Indonesia supaya masyarakat punya tabungan," kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso.
Â
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pentingnya Menabung Sejak Dini
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso menekankankan pentingnya menabung sejak dini. Menurut dia, dengan menabung secara tidak langsung mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Menjadi pertanyaan mengapa tabungan ini sangat penting bagi kita semua. Terutama bagi adik adik. Tapi kalau adik-adik ini barangkali berpikir tabungan ini hanya untuk menabung. Sedikit memberi gambaran detail mengenai tabungan ini. Ini ada konsepsi ekonomi," ujarnya dalam acara Aksi Pelajar Indonesia Menabung, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 2 Mei 2019.
Wimboh mengatakan semakin tinggi tingkat tabungan di suatu negara maka akan menguntungkan negara itu sendiri. Itulah kenapa, pemerintah kata dia terus mendorong pelajar-pelajar di Indonesia untuk menabung sejak dini.
"Negara kalau tingkat tabungannya tinggi negara akan makmur, sehingga Indonesia punya target tahun ini 75 persen penduduk orang Indonesia punya tabungan. Kita harus gerakan tabungan ini," katanya.
Kepada 1.500 pelajar Indonesia yang hadir, Wimboh juga menegaskan tabungan yang disimpan di perbankan akan aman karena terjamin dan dilindungi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
"Ini akan jelas karena uang kalau tidak kita tabung di taruh di bawah bantal risikonya besar. Bisa hilang. Kalau ditabung bisa dijamin ada LPS di sini," imbuhnya.
Â
Advertisement
Menko Darmin: Menabung Harus Jadi Kesenangan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menekankan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar masyarakat Indonesia gemar menabung. Dia menuturkan, menabung harus dimulai dengan kebiasaan dan kesenangan.
"Menabung itu (harus) menjadi kesenangan. Bukan hanya itu merasa yang didorong-dorong merupakan kesenangan untuk menabung," ujar dia dalam acara Aksi Pelajar Indonesia Menabung, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 2 Mei 2019.
Darmin mengatakan, tanpa ada kesenangan dari dalam diri, masyarakat justru akan sulit untuk menabung. Sebab masyarakat sendiri kebanyakan masih menyimpan uangnya di rumahnya masing-masing ketimbang di perbankan.
Darmin menuturkan, paling tidak menabung sudah harus mulai dibiasakan dan ditanamkan sejak usia dini. Sehingga, para pelajar di Indonesia mulai belajar mengatur keuangannya untuk ke depan.
"Kebiasan itu akan membuat anak-anak kita ini betul-betul menguasai dan merancang apa yang bisa dia lakukan tergantung sumber daya yang dia mililiki itu jadi modal besar buat mereka," kata dia.
Mantan Direktur Jenderal Perpajakan tersebut juga mendorong agar perbankan lebih agresif untuk mendorong anak-anak pelajar di Indonesia agar semakin peduli untuk masa depannya, salah satunya dengan menabung.
Dengan demikian, para pelajar tersebut diharapkan mulai terbiasa dengan menabung di perbankan.
"Untuk itu dari perbankan perlu diimbang dangan sekali sebulan datang ke sekolah. Setiap minggu ada harinya datang ke sekolah-sekolah sehingga anak-anak terfasilitasi nuntuk menabung pada hari tertentu," pungkasnya.
Â