Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) berencana menerapkan sistem satu arah pada sejumlah ruas jalan tol saat mudik lebaran 2019. Salah satunya seperti di ruas Jakarta-Cikampek.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, inisiasi penerapan sistem satu arah ini akan semakin realistis bila Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama atau Cikarut telah direlokasi sehingga memecah arus.
Baca Juga
"Kalau pintu Cikarang Utama sudah dipindah sehingga arus terpecah. Ada yang ke jalan nasional, ada yang ke Cipali, ada yang Purbaleunyi. Dengan memecah arus itu mudah-mudahan di jalur Jakarta-Cikampek tidak akan terhambat dengan Cikarut yang seperti biasanya," urainya di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (2/5/2019).
Advertisement
Seperti diketahui, Kementerian PUPR melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) tengah melakukan relokasi GT Cikarut dari semula berada di Km 29 Tol Jakarta-Cikampek berpindah ke Km 70 GT Cikampek Utama dan Km 67 GT Kalihurip Utama.
Lebih lanjut, Menteri PUPR menyatakan, Tol Trans Jawa khususnya yang berada di rute Jakarta-Cikampek kelak bisa dipakai 4 lajur saat arus mudik dan balik nanti. Jika masih belum mampu mengurai kemacetan, maka akan dibuka 2 lajur tambahan di jalur yang berlawanan arah.
"Kalau itu nanti penuh 4 lajur, akan bersih nanti 4 lajur di jalan tol Cikampek. Saya perintahkan itu. Kalau itu nanti masih kurang, dua lajur diambil dari Contra flow-nya. Jadi ada 6 lajur," ungkap dia.
Â
Saksikan video terkait di bawah ini
Diusulkan ke DPR RI
Demi mematangkan skenario ini, usulan skema one way akan coba didiskusikan dengan Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri esok hari, untuk selanjutnya dibawa ke dalam sidang kabinet bersama DPR RI.
"Besok baru dibahas dengan Kapolri, terus kemudian dirataskan di sidang kabinet untuk persiapan mudik dan persiapan hari raya. Besok baru dibahas," pungkas Menteri Basuki.
Advertisement
Konsumsi BBM Naik Saat Mudik Lebaran
PT Pertamina prediksi konsumsi BBM di ruas tol akan meningkat pada periode Lebaran 2019. Hal ini dipicu oleh tersambungnya Tol Trans Jawa dari Merak sampai Probolinggo maupun tol Trans Sumatera dari Bakauheuni sampai Terbanggi Besar.Â
Tersambungnya ruas-ruas tol tersebut membuat masyarakat cenderung untuk menggunakan jalan bebas hambatan saat melakukan mudik Lebaran tahun 2019.
SVP Retail Marketing Business PTÂ Pertamina, Jumali mengatakan, secara umum, konsumsi BBM khususnya jenis gasoline di ruas-ruas tol akan meningkat sebesar 15,78 persen.Â
Jika konsumsi rata-rata harian normal 92.563 kilo liter per hari, pada periode mudik Lebaran, konsumsi BBM akan menjadi 107.165 kilo liter.
Itu meningkat pesat dari catatan konsumsi selama periode Ramadan dan Idul Fitri 2018, yang hanya meningkat dari konsumsi harian sebesar 90.110 kilo liter per hari menjadi 99,230 kilo liter per hari atau meningkat 10,12 persen.
"Tahun ini terhubung. Ini jadi challange bagi Pertamina menyiapkan sepanjang jalur tol tersebut walaupun tidak mengabaikan kebutuhan BBM di jalur reguler," kata dia, di Jakarta, Senin (29/4/2019).
Konsumsi BBM di ruas tol wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Ramadan dan Idul Fitri 2019, diperkirakan mengalami lonjakan tertinggi hingga 300 persen dibandingkan tahun lalu.
Kemudian disusul Jawa Timur sebesar 140 persen. Selanjutnya wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat sebesar 100 persen. "Dengan tuntasnya jalur tol di wilayah Jateng dan Jatim, maka diproyeksikan konsumsi BBM juga meningkat di sepanjang tol baru," ujar dia.
Untuk itu, Pertamina akan menyiagakan sebanyak 43 SPBU di sepanjang jalan tol di Jawa dengan rincian 31 unit di Jakarta dan Jabar, delapan unit di Jateng dan DIY, serta lima unit di Jatim.Â
Sedangkan untuk ruas Tol Bakauheuni-Terbanggi Besar, Pertamina telah akan menyiagakan empat unit SPBU modular. "Supaya aman kita siapkan lebih besar, sehingga kalau memang peningkatannya lebih dari tahun lalu itu sudah ter-cover," tandasnya.