Sukses

Ini Keuntungan Pelaku Usaha Gadai Memiliki Izin OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga per 30 April 2019 jumlah pelalu usaha pegadaian telah mencapai 96 usaha.

Liputan6.com, Bandung - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga per 30 April 2019 jumlah pelalu usaha pegadaian telah mencapai 96 usaha.

Dari jumlah tersebut sebanyak 72 masih terdaftar dan 24 sisanya telah berizin di OJK. Lalu apa manfaat bagi pelaku usaha gadai yang telah memiliki izin?

Direktur Pengawasan Lembaga Keuangan Khusus OJK, Supriyono mengatakan, salah satu manfaat bagi pelaku usaha yang telah memiliki izin adalah mendapatkan kepastian hukum. Dengan begitu, para pelaku usaha dapat menjalankan bisnisnya dengan tenang.

"Dengan berizin ada kepastian hukum, usaha lebih tenang bisa kembangkan usaha lebih menarik minat masyarakat. Kalau berizin masyarakat kita dorong juga beruhubungan dengan pihak-pihak legal berizin. Kemudian berkembang akan semakin mudah," kata Supriyono dalam acara Pelatihan dan Gathering Media Massa, di Bandung, Jumat (3/5/2019).

Selain ada kepastian hukum, sebagai lembaga otoritas keuangan, OJK juga menjamin pelaku usaha gadai dalam kemudahan dan menjalin kerja sama dengan lembaga jasa keuangan lainnya Misalnya bisa melalui perusahaan asuransi.

"Selain itu bagi perusahaan berizin mendapatkan pelatihan dari OJK misal pelatihan dan sertifikasi penaksir, ini dilakukan secara gratis," kata dia.

Di samping itu, manfaat lain yang didapat bagi perusahaan berizin adalah kemudahan dalam mendapatkan sumber pendanaan melalui bank. 

"Kita juga dapat memfasilitasi pelaku pergadaian yang terdaftar dan berizin dalam hal memerlukan penjelasan dari instansi pemerintah misal Ditjen Pajak terkait perpajakan" pungkasnya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Jelang Ramadan, Masyarakat Berburu Emas Murah di Pegadaian

Sebelumnya, sudah menjadi tradisi, aktivitas di PT Pegadaian (Persero) selalu meningkat menjelang Ramadan atau Lebaran. Banyak masyarakat yang menggadaikan perhiasan guna memenuhi kebutuhan saat Lebaran. Namun, banyak juga sebaliknya, masyarakat berburu lelang barang, terutama perhiasan emas.

Pantauan Liputan6.com di Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta, pada Jumat (26/4/2019), suasana lelang satu pekan menjelang puasa masih terhitung sepi. Besar kemungkinan gelaran lelang bakal dipadati masyarakat pada masa puasa. 

"Sekarang situasinya tergolong sepi, biasanya bulan puasa ramai," ujar Dendi, salah satu panitia lelang Pegadaian kepada Liputan6.com.

Memang, setiap hari Jumat, Pegadaian selalu menyelenggarakan lelang emas. Biasanya, ada beberapa barang yang turut dilelang, seperti barang elektronik hingga kendaraan (mobil). Namun kali ini, hanya emas yang dipajang di etalase dan dikerubungi masyarakat.

"Barang elektronik, sih, ada saja yang tanya, tapi kita tidak pajang rutin. Dipajang tapi tidak selalu, karena takut ada modus penipuan atau gimana," tambah Dendi.

Sementara, masyarakat yang sebagian besar ibu-ibu menyatakan membeli perhiasan di Pegadaian untuk dikenakan dan dijual sewaktu-waktu.

"Cari yang murah aja, biasanya perhiasan, kalau emas batangan gitu tidak," ujar Siti, salah satu masyarakat yang datang, sembari tertawa.

 

3 dari 3 halaman

Investasi Emas Masyarakat di Pegadaian Capai 2,1 Ton

Sebelumnya, Pegadaian mencatat investasi masyarakat dalam bentuk emas mencapai 2,1 ton pada tahun lalu. Hingga kini, investasi tabungan emas sudah dimiliki 1,4 juta penabung.

"Tahun lalu, investasi emas sebanyak 2,1 ton. Hari ini kita sudah memiliki 1,4 juta penabung emas dari 1,7 juta rekening penabung emas," ujar Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto di Hotel Pullman, Jakarta, pada Senin 25 Maret 2019. 

Dia mengatakan, investasi dalam bentuk emas sangat diminati masyarakat. Sebab, dengan modal minim, masyarakat sudah dapat melakukan transaksi investasi.

"Intinya tabungan emas cukup menarik karena dengan Rp 6.000 sudah bisa membuka tabungan emas," jelas dia.

Dia juga mengajak masyarakat melakukan tabungan emas melalui program peduli lingkungan dengan menukar sampah plastik yang dikonversi menjadi tabungan emas. Hal ini sejalan dengan fokus pemerintah untuk mengurangi kerusakan lingkungan.

"Program Pegadaian siapa yang menyetor sampah yang bekerja sama dengan pegadaian bisa mendapatkan tabungan emas untuk mendukung Indonesia bersih. Sekarang ada sekitar 65 juta ton sampah Indonesia. 70-80 persen itu organik, sisanya anorganik," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian, Harianto Widodo mengatakan minat masyarakat terhadap investasi emas memang terus meningkat.

"Tren bisnis perdagangan emas naik, itu tabungan emas. Kalau titip emasnya ada di induk. Tapi menimbulkan, gadai tabungan emas. Karena ratenya lebih kompetitif, lebih banyak diiganti jadi lebih efisien," ujar dia.

Â