Liputan6.com, Jakarta - Memasuki pekan pertama bulan puasa, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melemah pada perdagangan saham Senin (6/5/2019).
Dua analis kompak memprediksi performa IHSG secara teknikal memang menunjukjan pelemahan. Tetapi, IHSG berpeluang mixed dengan kemungkinan ditutup memerah atau rebound (naik kembali).
Vice President PT Artha Sekuritas Frederik Rasali menilai, momentum terkoreksinya IHSG disebabkan indeks kini sudah menyentuh jenuh jual (oversold). Meski berpeluang rebound, IHSG diperkirakan hanya akan melemah terbatas.
Advertisement
Baca Juga
"Kemungkinan akan diperdagangkan pada rentang support dan resistance di 6.264-6.371," terangnya di Jakarta pada awak media.
Sementara itu, menurut Head of Research PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi, kondisi oversold cenderung akan menggiring pergerakan IHSG untuk rebound meski tidak terlalu begitu naik pesat hari ini.
Dia memprediksi, pergerakan IHSG akan berlabuh ke zona hijau dengan kisaran support dan resistance di level 6.260-6.390.
Saham yang dapat dibeli hari ini ialah saham PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Kemudian Frederik merekomendasikan saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Matahari Departmen Store (LPPF), serta PT Adaro Energy (ADRO).
Sentimen The Fed Bikin IHSG Lanjutkan Koreksi Selama Sepekan
Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melanjutkan koreksi pada pekan ini. Pernyataan pimpinan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS menjadi katalis negatif IHSG.
Mengutip laporan PT Ashmore Asset Management Indonesia, seperti ditulis Sabtu (4/5/2019), IHSG melemah 1,28 persen dari posisi 6.401 pada 27 April 2019 menjadi 6.319,45 pada Jumat 3 Mei 2019.
Saham kapitalisasi besar melemah 1,29 persen, dan sejalan dengan penurunan IHSG pada pekan ini. Akan tetapi, investor asing beli saham USD 3,7 miliar pada pekan ini seiring ada crossing saham.
Sementara itu, indeks obligasi susut 0,38 persen selama sepekan. Imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun turun 10 basis poin ke posisi 7,87 persen. Sedangkan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS di posisi 14.266. Selama sepekan, investor asing lepas obligasi USD 153 juta pada perdagangan Senin.
Sejumlah sentimen eksternal secara tidak langsung pengaruhi pasar keuangan global termasuk IHSG.
Pertama, negosiasi perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China masih jadi sorotan. Negosiasi perdagangan antara AS dan China memasuki tahap akhir, tetapi kesepakatan diperkirakan gagal mengatasi beberapa tujuan utama pemerintahan AS yang dipimpin Presiden AS Donald Trump. Hal ini termasuk memerangi cybertheft China dan subsidi negara.
Presiden Trump telah berulang kali menegaskan kesepakatan perdagangan AS-China akan membahas apa yang menurut dia merupakan pola China yang ilegal mendapatkan akses ke jaringan komputer AS.
Dia juga mengatakan akan akhiri praktik ekonomi seperti subsidi yang menurut AS memberi China keunggulan kompetitif yang tidak adil.
Akan tetapi, para negosiator China telah menolak membahas cybertheft dalam konteksi negosiasi dengan alasan masalah tersebut akan ditangani dalam forum yang berbeda.
Kedua, Brexit. Partai konservatif dan buruh telah hadapi serangan balasan di kotak suara atas kebuntuan Brexit dengan partai-partai kecil dan independen memenangkan kursi.
Anggota parlemen belum menyetujui kesepakatan untuk meninggalkan Uni Eropa, dan sebagai hasilnya, batas waktu Brexit telah diundur dari 29 Maret hingga 31 Oktober.
Â
Advertisement