Sukses

IHSG Tertekan Imbas Pernyataan Trump hingga Data Ekonomi RI

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 63,10 poin atau 1 persen ke posisi 6.256,35.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada awal pulasa. Aksi jual investor asing menekan laju IHSG.

Pelemahan IHSG terjadi di tengah rilis data ekonomi Indonesia yang catatkan pertumbuhan 5,07 persen pada kuartal I 2019. Ditambah pernyataan Presiden AS Donald Trump soal negosiasi perdagangan dengan China.

Berdasarkan data RTI, Senin (6/5/2019), IHSG melemah 63,10 poin atau 1 persen ke posisi 6.256,35. Indeks saham LQ45 merosot 1,17 persen ke posisi 985,70. Seluruh indeks saham acuan berada di zona merah.

Sebanyak 309 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. 100 saham menguat dan 123 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.263,08 dan terendah 6.207,62.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 362.468 kali dengan volume perdagangan 11,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,5 triliun. Investor asing lepas saham Rp 727,99 miliar di pasar regular.

Posisi dolar Amerika Serikat melemah ke posisi 14.293. Sebelumnya dolar AS perkasa terhadap rupiah di kisaran 14.300.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham barang konsumsi naik 0,35 persen. Sektor saham industri dasar tergelincir 2,05 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham keuangan susut 1,96 persen dan sektor saham konstruksi melemah 1,52 persen.

Saham-saham yang mencatatkan keuntungan antara lain saham HERO naik 8,89 persen ke posisi Rp 980 per saham, saham ADMG melonjak 8,87 persen ke posisi Rp 270 per saham, dan saham KPAS menanjak 8,45 persen ke posisi Rp 154 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham HITS susut 18,75 persen ke posisi Rp 650 per saham, saham TRIO melemah 11,86 persen ke posisi Rp 52 per saham, dan saham SMGR terpangkas 8,98 persen ke posisi Rp 11.150 per saham.

Bursa saham Asia pun tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng susut 2,9 persen, indeks saham Shanghai tergelincir 5,58 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Lalu indeks saham Singapura merosot 2,99 persen dan indeks saham Taiwan terpangkas 1,8 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Sentimen yang Tekan IHSG

Analis PT Binaarta Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, dari eksternal, sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkon kembali memanas sebab Presiden AS Donald Trump akan menaikkan tarif impor dari China sehubungan negosiasi dagang antara AS dan China yang menemukan kesepakatan menyeluruh.

Di sisi lain, ketegangan di Semenangjung Korea juga meningkat semenjak berbagai uji coba misil yang dilakukan Korea Utara dan terus ditingkatkan kapabilitas ke depannya, akibat perundingan denuklirisasi Korea Utara masih belum berhasil.

Dari domestik, hasil rilis pertumbuhan ekonomi kuartal I 2019 sebesar 5,07 persen di bawah konsensus dan hasi rilis Business Confindence pada kuartal I 2019 sebesar 102,1 yang di bawah konsensus.

"Hal itu turut memberikan sentimen negatif bagi pergerakan IHSG,” ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

 

3 dari 3 halaman

IHSG Saat Awal Perdagangan

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  bergerak di zona merah pada awal pekan ini. Bursa saham global menyeret IHSG ke zona merah.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (6/5/2019), IHSG merosot 64,64 poin atau 1,02 persen ke posisi 6.254,81. Pada pukul 09.01 waktu JATS, IHSG anjlok 106,53 poin atau 1,69 persen ke posisi 6.212,92. Indeks saham LQ45 susut 1,96 persen ke posisi 977,77. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.

Sebanyak 221 saham turun sehingga menyeret IHSG ke zona merah. 37 saham menguat dan 92 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.254,81 dan terendah 6.207,62.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 32.229 kali dengan volume perdagangan 1,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 698,7 miliar. Investor asing jual saham Rp 36,69 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.305.

10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham industri dasar terperosok 2,33 persen, dan catatkan penurunan terbesar.

Disusul sektor saham infrastruktur susut 1,83 persen dan sektor saham keuangan merosot 1,73 persen.

Saham-saham catatkan penguatan di tengah tekanan IHSG antara lain saham IBFN naik 19,13 persen ke posisi Rp 274 per saham, indeks saham POLY mendaki 18,92 persen ke posisi Rp 132 per saham, dan saham KONI menanjak 17,29 persen ke posisi Rp 312 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham MTPS turun 21,65 persen ke posisi Rp 760 per saham, saham HITS merosot 12,50 persen ke posisi Rp 700 per saham, dan saham AMFG tergelincir 7,81 persen ke posisi Rp 4.840 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 2,65 persen, indeks saham Shanghai susut 3,56 persen, dan catatkan penurunan terbesar.

Kemudian indeks saham Singapura turun 2,83 persen dan indeks saham Taiwan melemah 1,48 persen.

PT Ashmore Asset Management Indonesia menilai, sentimen perang dagang kembali bayangi pasar saham seiring Presiden AS Donald Trump mengancam menaikkan tarif impor produk China senilai USD 200 miliar. Penerapan tarif itu akan mencapai 25 persen.

Hal tersebut pun direspons negatif oleh pasar dengan bursa saham Amerika Serikat (AS) berjangka yang tertekan. Katalis tersebut pun berdampak terhadap IHSG. "Market melihat ini sebagai sesuatu surprise yang negatif," tulis Ashmore.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi, Ashmore mengharapkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen pada kuartal I 2019. Ashmore cukup positif dengan pertumbuhan ekonomi karena dukungan dari penyelenggaraan pemilu.