Sukses

Bos IMF Prihatin dengan Perang Dagang yang Memanas

Bos IMF mulai pesimistis terhadap negosiasi perang dagang.

Liputan6.com, Paris - Pemimpin IMF Christine Lagarde menyuarakan keprihatinan kepada perang dagang yang kembali memanas. Ia menyebut hal itu mengancam perekonomian dunia.

"Jelas ketegangan antara Amerika Serikat dan China merupakan ancaman kepada ekonomi dunia," ujar Lagarde dalam acara Paris Forum Event seperti dikutip France 24.

Ia pun khawatir melihat twit Presiden Donald Trump, serta berbagai rumor yang ada, membuat kedua negara semakin jauh dari kesepakatan.

Dalam acara yang sama, Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire turut cemas akan perang dagang yang terjadi. Negosiasi antar AS dan China pun diharapkan bisa menjunjung kerja sama.

"Kami mengikuti dengan mendalam negosiasi yang terjadi antara China dan Amerika Serikat dan kami ingin mereka menghormati prinsip-prinsip transparansi dan multilateralisme," ujar Le Maire.

Dialog terkait perang dagang sempat terancam gagal karena Presiden Trump mendadak menaikkan tarif produk China yang masuk ke negaranya. Tarif 10 persen pada produk China senilai USD 200 miliar akan naik menjadi 25 persen.

Akan tetapi, pihak China menanggapi santai ancaman Trump. Delegasi China pun tetap akan bertolak ke Negeri Paman Sam untuk berdialog pada akhir pekan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Diancam Sanksi Donald Trump, China Mengaku Sudah Biasa

Ancaman sanksi berupa tarif tambahan untuk barang impor China ke Amerika Serikat (AS) sempat menambah pesimisme terkait dialog perang dagang. Akan tetapi, pihak China mengaku tetap mengirim delegasi ke AS.

Dilaporkan South China Morning Post, pakar relasi China-AS menyebut ancaman tarif adalah taktik Trump untuk menyalahkan China bila negosiasi perang dagang. China pun disebut sudah terbiasa dengan gaya Trump. 

"Setelah melakukan sejumlah pembicaraan intensif, China sudah familiar dengan gaya Trump dan administrasinya. Pengumuman mendadak Trump bukanlah kejutan besar bagi China, tetapi China harus bersiap untuk skenario terburuk," ujar Lu Xiang dari Akademi Ilmu Sosial China.

Senada dengan itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, menegaskan Vice-Premier Liu He tetap akan bertolak ke AS untuk membahas isu perdagangan. Pemerintah juga berkata sudah biasa diancam oleh tarif Trump.

"Sudah berkali-kali pihak AS mengancam untuk menambah tarif," ujar Geng Shuang.

Dia turut menyuarakan langkah diplomatis agar kedua negara adidaya ini bisa mencapai kesepakatan yang menguntungkan bersama. Pada saat yang sama, ia menyebut warga China waswas terhadap dialog perang dagang.

"Semua orang di China dan luar negeri sangat khawatir tentang pembicaraan selanjutnya, dan kami juga mempelajari tentang perubahan-perubahan relevan. Delegasi China sedang bersiap berangkat ke AS untuk beragam negosiasi," tegasnya.

3 dari 3 halaman

Wall Street Tumbang Gara-Gara Ancaman Donald Trump ke China

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street tumbang pada hari Senin (Selasa pagi WIB) setelah Presiden AS Donald Trump mengancam untuk menaikkan tarif impor barang-barang asal China. Kerugian pasar yang tajam tertahan kenaikan saham perawatan kesehatan dan keyakinan sejumlah investor bahwa perdamaian perang dagang AS-China akhirnya akan tercapai.

Dilansir dari Reuters, Selasa (7/5/2019), Indeks Dow Jones Industrial Average turun 66,47 poin atau 0,25 persen menjadi 26.438,48, indeks S&P 500 kehilangan 13,17 poin atau 0,45 persen menjadi 2.932,47 dan Nasdaq Composite turun 40,71 poin atau 0,5 persen menjadi 8.123,29.

Trump akan menaikkan tarif impor barang-barang China senilai USD 200 miliar dari 10 persen menjadi 25 persen, membalikkan keputusan yang dibuatnya pada Februari untuk mempertahankannya di level 10 persen karena AS dan China membuat kemajuan dalam pembicaraan perdagangan.

China mengatakan pada hari Senin bahwa delegasi masih bersiap untuk pergi ke Amerika Serikat tetapi tidak menyebutkan apakah Wakil Perdana Menteri Liu He, pejabat utama dalam negosiasi, akan menjadi bagian dari tim seperti yang direncanakan semula.

Ancaman Trump memunculkan kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global, yang secara berkala mengguncang pasar selama setahun terakhir. Indeks S&P 500 turun sebanyak 1,6 persen selama sesi perdagangan hari ini. Sementara yield obligasi AS turun karena investor beralih ke obligasi pemerintah berisiko rendah.

Namun, indeks utama pulih dari kerugian besar mereka dalam perdagangan sore karena beberapa investor tetap berharap bahwa perjanjian perdagangan akan segera tercapai.

Peningkatan saham perawatan kesehatan membantu mengimbangi kerugian sektor perdagangan. Kenaikan sektor saham ini mendapat kenaikan lebih lanjut karena saham Centene Corp naik 6,6 persen setelah Reuters melaporkan bahwa dua dana lindung nilai telah membangun taruhan di firma asuransi kesehatan dan sedang menjajaki akuisisi WellCare Health Plans Inc.

Boeing Co, eksportir tunggal AS terbesar ke China, turun 1,3 persen. Pembuat chip, yang mendapatkan porsi besar dari pendapatan mereka dari China, juga jatuh. Indeks chip Philadelphia turun 1,7 persen. Saham Apple Inc, yang juga sensitif terhadap tanda-tanda kelemahan di China, turun 1,5 persen.