Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengundang Kementerian Perhubungan dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membahas revisi tarif batas atas tiket pesawat.
Rapat tersebut dihadiri oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sementara Kementerian BUMN diwakili Sahala Lumban Gaol.
Darmin mengatakan, pemerintah akan memutuskan besaran revisi batas atas tarif tiket pesawat hari ini jika seluruh kementerian terkait yang diundang hadir. Revisi tarif batas atas tiket pesawat nantinya diharapkan mampu mendorong penurunan harga tiket.
Advertisement
"(Akan difinalkan hari ini?) Kalau semua undangan datang," ujar dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (13/5/2019).
Baca Juga
Darmin mengatakan, pihaknya telah mengirimkan undangan rapat pembahasan tiket pesawat beberapa waktu lalu kepada Menteri Perhubungan dan BUMN. Meski demikian, rapat ini tidak wajib dihadiri oleh Rini Soemarno sebagai Menteri BUMN.
"Yang diundang Menteri perhubungan. Ya BUMN juga, tapi menterinya tidak perlu datang," ujar dia.
Â
Reporter: Anggun P.Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tarif Batas Atas Pesawat Bakal Turun 15 Persen
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan menyebut, tarif batas atas tiket pesawat akan turun sebanyak 15 persen.
Luhut mengatakan, dia telah mendapatkan laporan mengenai rencana itu dan telah disetujui semua pihak termasuk maskapai.
"Akan turun harga 15 persen. Garuda Indonesia juga sudah bilang iya. Rini (Menteri BUMN) kan juga sudah bilang," katanya di Jakarta, Rabu, 8 Mei 2019.
Menurut Luhut, penurunan tarif batas bawah itu seharusnya tidak akan mengganggu kinerja perusahaan.
Dia menyebut nantinya akan ada evaluasi. Atas keluhan masyarakat yang menilai harga tiket pesawat yang masih tinggi hingga saat ini, Luhut meminta agar masyarakat bisa tenang dan menunggu.
Luhut menyebut, pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan harga tiket pesawat, salah satunya adalah dengan membuka kesempatan swasta untuk masuk ke bisnis avtur.
Dengan demikian, Pertamina akan berkompetisi untuk bisa memberikan layanan penjualan avtur sehingga harga diharapkan bisa kompetitif.
"Kita beda dengan Singapura (harga avtur) hampir 25 persen. Kita tidak mau ada beda jauh. Singapura udara saja impor, masak minyaknya lebih murah dari kita," katanya.
Â
Â
Advertisement