Sukses

Awal 2019, Pupuk Indonesia Catatkan Penjualan 2,95 Juta Ton

Pupuk Indonesia Grup telah membukukan penjualan pupuk sebanyak 2.953.149 ton sepanjang Januari sampai Maret 2019

Liputan6.com, Jakarta Pupuk Indonesia Grup telah membukukan penjualan pupuk sebanyak 2.953.149 ton sepanjang Januari sampai Maret 2019, atau setara 94,8 persen dari target sebesar 3.113.824 untuk periode yang sama.

Capaian tersebut terdiri dari penjualan 2.347.056 ton pupuk subsidi, serta penjualan pupuk non subsidi dalam negeri sebanyak 399.276 ton dan luar negeri sebanyak 206.817 ton.

Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengatakan, penjualan produk pupuk perseroan didominasi oleh penjualan pupuk bersubsidi.

"Selaku perusahaan milik Negara yang berperan sebagai penyedia pupuk, kami berkomitmen untuk produktifitas pangan dalam Negeri dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan pupuk bersubsidi dan kebutuhan Nasional," jelas Wijaya kepada wartawan, Rabu (15/5/2019).

Wijaya menerangkan, jika dilihat berdasarkan jenis produknya, pupuk yang paling mendominasi penjualan yakni pupuk jenis Urea. Dimana penjualan urea bersubsidi mencapai 1.006.838 ton dan 538.737 ton urea komersil. Kemudian disusul oleh jenis SP-36, ZA, NPK dan lainnya.

“Stok pupuk urea juga diproritaskan untuk memenuhi kebutuhan subsidi di beberapa wilayah yang biasanya akan mengalami peningkatan di musim tanam” tambah Wijaya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Ekspor Pupuk

Bahkan, tambah Wijaya, untuk penjualan pupuk ke luar negeri pun didominasi oleh jenis Urea. Dimana sampai dengan Maret 2019 ekspor Pupuk Indonesia Grup untuk jenis urea telah mencapai 175.970 ton. "Secara total, ekspor kami telah mencapai 206.817 ton hingga Maret dengan jenis Urea, ZA dan NPK," jelasnya.

Sepanjang tahun ini, Pupuk Indonesia Grup sendiri menargetkan penjualan pupuk pada sector Subsidi dan Nonsubsidi sebesar 13.021.516 ton.

3 dari 3 halaman

Pupuk Indonesia Salurkan 2,8 Juta Ton Pupuk Bersubsidi

PT Pupuk Indonesia (Persero), melalui anak-anak usahanya, hingga April 2019 telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebesar 2,86 juta ton.

Total penyaluran ini terdiri dari semua jenis-jenis pupuk yang disubsidi Pemerintah, yaitu urea, SP-36, ZA, NPK dan pupuk organik.

Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana, mengungkapkan, total penyerapan pupuk tersebut mencapai 91 persen dari alokasi untuk periode waktu Januari-April 2019 sebesar 3,1 juta ton.

"Secara keseluruhan, total penyaluran pupuk bersubsidi tersebut sudah mencapai 32 persen dari total alokasi Tahun 2019  yang ditetapkan oleh Pemerintah," ujar Wijaya.

Dalam penyalurannya, Pupuk Indonesia mengikuti Peraturan yang ditetapkan dalam Permentan Nomor 47 tahun 2018 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi, yaitu sebesar 8,874 juta ton. 

Lebih lanjut Wijaya menjelaskan, memasuki musim tanam ini, total pupuk urea yang telah tersalurkan mencapai 1,25 juta ton, pupuk jenis SP-36 sebesar 304 ribu ton, pupuk ZA sebesar 289 ribu ton, NPK sejumlah 802 ribu ton dan pupuk organik 215 ribu ton.

"Secara keseluruhan, penyaluran pupuk bersubsidi berjalan cukup baik," tutur Wijaya.

Mengenai kondisi stok saat ini, Wijaya menambahkan, stok pupuk bersubsidi mencapai 305 persen  dari kewajiban yang ditetapkan Pemerintah.

Total stok sampai lini 3 mencapai 1.114.655 ton, atau cukup untuk memenuhi kebutuhan 6 minggu ke depan. Stock building ini, dilakukan juga untuk mengantisipasi arus mudik dan larangan angkutan menjelang lebaran.  

"Sejumlah daerah diperkirakan sudah memasuki musim tanam pada Bulan Ramadhan ini, jadi insyaallah kebutuhan pupuk bersubsidi tetap bisa terpenuhi," tutur Wijaya. 

Ia juga menegaskan, para produsen pupuk akan mempercepat proses distribusi dari lini 3 atau gudang kabupaten, ke lini 4 yaitu ke kios-kios.

"Jangan sampai pada saat dibutuhkan, pupuk tidak ada di kios-kios," tutur Wijaya.