Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan retail minimarket, Alfamart, mengaku kantongi pendapatan bersih senilai Rp 66,82 triliun selama 2018. Jumlah tersebut meningkat tajam bila dibandingkan tahun 2017 yang mencapai Rp 61,46 triliun.
"Pendapatan itu sifatnya konsolidasi perseroan dan entitas anak, di mana 2018 itu meningkat 8,72 persen. Hal ini dipengaruhi atau didorong oleh pertambahan pendapatan gerai dan pertumbuhan jumlah gerai sepanjang tahun 2018," tutur Presiden Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya, Hans Prawira, Kamis (16/5/2019).
Sementara, Perusahaan retail PT Midi Utama Indonesia, mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar Rp 10,70 triliun sepanjang tahun 2018. Jumlah tersebut naik dari pendapatan di 2017 yang hanya Rp 9,77 triliun.
Advertisement
Baca Juga
Suantopo Po, Corporate Secretary PT Midi Utama Indonesia menjelaskan, perseroan melalui Alfamidi dan entitas anak perusahaan yakni Alfamidi Super dan Lawson, mencatatkan pertumbuhan pendapatan konsolidasian sebesar 9.56 persen. Dari tahun 2017 sejumlah Rp 9.56 triliun, lalu di tahun 2018 mencapai Rp 10.70 triliun.
"Ini mendorong laba tahunan berjalan konsolidasian sebesar Rp 56,34 miliar atau sebesar 54,8 persen di tahun 2018," kata Suantopo.
Dengan bertambahnya Rp 56.34 miliar laba berjalan tersebut, berarti menyumbang pertumbuhan laba juga. Dari sebelumnya pada 2017 sebesar Rp 102,81 miliar, menjadi Rp 159,15 miliar pada 2018.
Angka keuntungan atau laba tersebut ternyata masih disumbang mayoritas dari keuntungan Alfamidi, yakni sebesar 96 persen. "Sisanya, entitas anak seperti Alfamidi Super sebesar 3 persen dan Lawson 1 persen," kata Suantopo.Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Alfamart Pastikan Donasi Konsumen untuk Kepentingan Politik Itu Hoaks
Manajemen PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang kelola Alfamart menyatakan, foto struk belanja minimarket yang marak beredar di media sosial dan WhatsApp dengan mengaitkan program donasiku sembako gratis untuk mendukung pasangan calon (paslon) capres/cawapres tertentu merupakan kabar tak benar alias hoaks.
"Berita yang tersebar di sosial media tersebut saya jamin tidak benar," tegas Corporate Affairs Director Alfamart Solihin, Rabu, 10 April 2019.
Dia menceritakan, kabar hoaks ini bermula ketika salah seorang konsumen bernama Rahmi berbelanja di salah satu gerai Alfamart pada 27 Maret 2019.
Pada transaksi tersebut rupanya terjadi kesalahan dalam memasukan nilai donasi, yang seharusnya Rp 100 menjadi Rp 10.000.
Solihin mengatakan, kasir yang mengetahui adanya kesalahan ini kemudian segera mengkonfirmasi pada konsumen dan menggantikannya dengan uang tunai. Konsumen kemudian diberi penjelasan serta tidak mempermasalahkannya lagi.
"Kami memiliki SOP yang wajib dijalankan oleh setiap kru toko dalam kaitannya donasi konsumen," terang Solihin.Â
Advertisement
Selanjutnya
Dia pun menegaskan, pihak kasir hanya menawarkan konsumen untuk berdonasi atas uang kembalian dibawah Rp 500. Kasir pun disebutnya wajib membuat perjanjian terlebih dahulu dengan konsumen, apakah bersedia untuk mendonasikan uang kembalian itu atau tidak.
Program sembako gratis merupakan program dari yayasan Bahrul Maghfiroh Cinta Indonesia (BMCI) periode 1 Januari hingga 31 Maret 2019. Kerja sama antara Alfamart dengan BMCI ini telah berlangsung sejak 2015.
Lebih lanjut, Solihin menambahkan, hasil donasi yang didapat dari konsumen, langsung diserahkan kepada pihak yayasan. "Sebagai bentuk transparansi, laporan donasi juga diaudit oleh kantor akuntan Publik," ujar dia.
Pihak Alfamart, menurut dia, telah melaporkan konten hoaks ini melalui surat elektronik kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan telah ditindaklanjuti. "Kami mohon masyarakat tidak ikut menyebarluaskan," imbuhnya.Â
Â