Sukses

Hampir 40 Persen Pemudik Bakal Lewat Tol Trans Jawa Saat Mudik

Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk, Desi Arryani mengingatkan, kondisi berbeda berpotensi terjadi pada arus mudik dan balik Lebaran 2019.

Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga Tbk (JSMR) prediksi masyarakat akan banyak tertarik lewat Tol Trans Jawa saat arus mudik dan balik Lebaran 2019.

Oleh karena itu, PT Jasa Marga Tbk bersiap untuk mengantisipasi kepadatan yang akan terjadi di Tol Trans Jawa.

Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk, Desi Arryani mengingatkan, kondisi berbeda berpotensi terjadi pada arus mudik dan balik Lebaran 2019.

Ini melihat dari survei Balitbang Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang prediksi peningkatan penggunaan kendaraan pribadi sebanyak 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Dan hampir 40 persen memilih menggunakan Tol Trans Jawa sehingga upaya yang sudah kita lakukan saat ini adalah mengantisipasi kepadatan tersebut di gerbang-gerbang tol utama seperti Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama, GT Kalikangkung, GT Banyumanik, dan GT Kejapanan Utama. Kita harus memastikan kapasitas transaksinya mampu melayani arus lalu lintas Lebaran," ungkap Desi dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/5/2019).

Desi juga menekankan, pentingnya aspek keselamatan. Oleh sebab itu, Jasa Marga senantiasa berkordinasi dengan memasang rambu-rambu tambahan.

"Bukan rambu-rambu standar, tapi rambu-rambu tambahan (berdasarkan) atas evaluasi selama Tol Trans Jawa beroperasi yang antara lain berupa rubber strip, warning light, dan CCTV," ujar dia.

Jasa Marga membagi koordinator operasional berdasarkan empat wilayah area yaitu Area 1 Ruas Jakarta-Cikampek-Padaleunyi, Area 2: Ruas Jabodetabekjabar, Area 3: Trans Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur) serta Area 4: Nusantara yang mencakup ruas jalan tol Jasa Marga di pulau Jawa seperti Belmera, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Bali Mandara, Balikpapan-Samarinda dan Manado-Bitung.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Siapkan Tim Satgas

Perseroan pun siapkan Tim Satuan Tugas (Satgas) PT Jasa Marga (Persero) Tbk Siaga Operasional Lebaran Tahun 2019 yang mengawal kesuksesan pelaksanaan arus mudik dan balik Lebaran 2019.

Tim ini mengemban tugas untuk memberikan berbagai layanan optimal, khususnya kepada pengguna jalan tol.

Desi telah mengukuhkan Tim Satgas Jasa Marga Siaga Operasional Lebaran Tahun 2019 dalam sebuah upacara peresmian (kick off) yang digelar di Kantor Pusat, Jakarta, Jumat, 17 Mei 2019.

Dalam kesempatan tersebut, Desi yang juga menjadi pembina dalam upacara peresmian tersebut mengungkapkan, sejak beberapa tahun terakhir Tim Satgas Jasa Marga telah berhasil membantu kelancaran lalu lintas, menurunkan angka kecelakaan, dan meningkatkan sinergitas antar sektoral. 

Adapun tim JM Siaga Operasional Lebaran 2019 antara lain berkoordinasi dalam menyiapkan segala fasilitas yang dibutuhkan dalam rangka mendukung keberhasilan implementasi Program Jasa Marga Siaga Operasional Lebaran 2019.

Tugas dan tanggung jawab lainnya ialah memastikan kesiapan operasional di masing ruas-ruas tol yang mencakup bidang pelayanan transaksi, lalu lintas, konstruksi, rest area, human capital, pengelolaan risiko, kehumasan, legal, dan umum. 

Tak hanya itu, berkoordinasi dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup, Polri, Pertamina, dan PLN juga termasuk menjadi tugas dan tanggung jawab Tim JM Siaga Lebaran Tahun 2019.

Masa penugasan Tim Satgas Program Jasa Marga Siaga Operasional Lebaran Tahun 2019 berlaku sampai dengan berakhirnya periode arus mudik dan balik Lebaran 2019.

3 dari 3 halaman

YLKI Minta Pemerintah Uji Coba Sistem Satu Arah Tol Trans Jawa

Sebelumnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta agar pemerintah melakukan uji coba rencana penerapan sistem satu arah di Tol Trans Jawa saat mudik Lebaran.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, rencana penerapan satu arah tol Trans Jawa akan efektif mengurangi kemacetan untuk dari arah Jakarta (arah Cikampek).

Namun, hal itu dinilai akan sebaliknya bagi pemudik yang pulang dari arah Jawa menuju Jakarta.

"Pertama jika konteksnya untuk melancarkan arus mudik dari arah Jakarta, tentu saja ini menjadi solusi. Karena volume traffic pada saat puncak arus mudik itu diprediksi 40 persen kendaraan akan lewat jalan tol," jelas dia kepada Liputan6.com, Rabu, 15 Mei 2019.

"Tetapi pemerintah harus memikirkan hak konsumen yang lain yang balik dari arah Jawa menuju Jakarta, agar di satu sisi jangan sampe arah tol Trans Jawa lancar tetapi dipinggir-pinggirnya neraka. jadi harus ada rekayasa serupa traffic-traffic yang terdampak di tol itu," tambah dia.

Dia pun berharap, pemerintah dapat berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait guna melakukan rekayasa lalu lintas bagi para pemudik.

"Sebelum diterapkan mestinya ada ujicoba dulu. Rekayasa bagaimana kira-kira efeknya. Bukan full dengan one way traffic, tapi contra flow, karena contra flow kan separuh ambilnya, sisanya masih ada akses. Jadi ini kerjanya harus lebih kuat lagi antara polisi, dishub dan pihak lain selain awasi tol juga non tol," ucapnya.

Â