Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin coba memotivasi pemuda muslim di Indonesia untuk dapat menggerakan ekonomi dengan menjadi entrepreneur atau wirausahawan, terutama di lingkungan masjid.
‘"Alangkah baiknya jika dimulai dengan entrepreneur yang mengembangkan ekonomi umat di seluruh masjid di Indonesia," imbau Syafruddin dalam sebuah keterangan tertulis, Minggu (19/5/2019).
Pria yang juga berlaku sebagai Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini juga mengatakan, masjid telah difungsikan untuk berbagai macam kegiatan sejak zaman Rasulullah SAW. Mulai dari berdakwah, memutuskan keputusan strategis pemerintah, termasuk perputaran roda ekonomi.
Advertisement
Baca Juga
"Indonesia yang memiliki sekitar 800 ribu masjid dapat memanfaatkan kesempatan ini apabila dikelola dengan baik dan dapat menjadi kesempatan baik bagi pemuda Islam untuk belajar mengelola usaha," ujar dia.
Menurutnya, salah satu manfaat dari pengembangan kegiatan wirausaha di wilayah masjid tak lain untuk menyongsong kebangkitan Islam yang saat ini sedang berkembang dengan pesat. Dengan begitu, gerakan ini dapat menjadi pedoman dalam menyongsong kebangkitan Islam dan dapat bermanfaat bagi kemaslahatan umat.
Mantan Wakapolri ini juga kembali mengingatkan para pemuda agar fokus terlebih dahulu dalam mengembangkan aspek wirausaha dan jangan terjun terlebih dahulu ke dalam dunia politik.
"Walaupun tidak dilarang dalam ajaran Islam untuk berpolitik, tetapi pengalaman di dalam dunia entrepreneur dapat menjadi bekal yang bermanfaat bagi yang ingin terjun ke dalam dunia politik nantinya," tutur dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sambut Indonesia Emas 2045, Pemerintah Fokus ke Sektor SDM
Dalam kesempatan lain, Menpan RB Syafruddin mengatakan fokus pemerintah ke depan adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM). Tentu saja ini tidak terlepas untuk dapat menapaki Indonesia emas di tahun 2045.
"Prioritas pemerintah pada tahun mendatang pada pembangunan SDM yang tangguh, berdaya saing, dan berkeativitas tinggi, sehingga mampu bersaing di tingkat internasional, tidak tertinggal oleh disrupsi teknologi, tidak luntur oleh globalisasi, bahkan mendorong pertumbuhan negara," katanya saat menghadiri peringatan perayaan Hari Raya Waisak di Wihara Ekayana Arama, Jakarta Barat, Minggu (19/5/2019).Â
Syafruddin mengatakan terlepas dari itu semua Indonesia tengah dihadapkan dan segera menyongsong fase bonus demografi beberapa tahun ke depan. Ini menjadi tantangan apakah siap lepas landas menuju negara maju atau justru sebaliknya, tertimpa bencana demografi yang bisa terjadi jika kualitas SDM tak disiapkan.
Bonus demografi merupakan kondisi di mana populasi usia produktif lebih banyak dari usia nonproduktif. Indonesia sendiri diprediksi mengalami puncak bonus demografi pada 2030.
"Banyak prediksi Indoinesia mampu menduduki posisi negara terbesar kelima di dunia, melihat peluang bonus demografi 67 persen generasi usia produktif. Kita yakin masyarakat Indonesia akan sejahtera. Tentu tergantung kepada kita semua," katanya.
Untuk dapat memasuki ke fase tersebut, tentu saja tidak mudah. Sebab, kata dia keterlibatan seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah maupun yang lainnya harus turut andil dalam membangun SDM yang mampuni.
"Usaha ini harus dilakukan bersama-sama, tidak bisa parsial, tidak bisa ego sektoral, bukan dengan primordialisme sempit, bukan dengan chauvinisme yang negatif. Sebaliknya butuh modal persatuan, wawasan kebangsaan, jiwa nasionalisme dalam membangun paradigma perilaku sosial yang konstruktif," jelasnya.
Advertisement
Merangsang Ekonomi
Dari segi pemerintah, sudah sewajarnya membangun tata kelola negara yang baik. Salah satunya melayani masyarakat dengan lebih cepat dan hadir menjawab harapan masyarakat. Kemudian sebaliknya, masyarakat akan percaya terhadap pemerintahannya dalam menjalankan program kerjanya.
"Pihak swasta (juga harus) antusias membantu pemerintahnya sehingga menjaga stabilitas yang merangsang pertunmbuhan ekonomi di seluruh daerah secara merata di tanah air Indonesia," pungkasnya.