Sukses

Risalah Pertemuan The Fed keluar, Harga Emas Stabil

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan akan terlalu dini untuk membuat keputusan tentang dampak perdagangan dan tarif pada kebijakan moneter.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas hanya sedikit berubah pada perdagangan Rabu setelah risalah dari pertemuan terbaru Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) keluar. Harga emas sempat diperdagangkan di atas level terendah dalam dua minggu karena pasar saham merosot akibat ketegangan perdagangan AS-China.

Mengutip CNBC, Kamis (23/5/2019), harga emas pasar spot stabil di USD 1.273,68 per ounce, setelah jatuh ke level terendah sejak 3 Mei pada hari Selasa di USD 1.268,97 per ounce.

Sedangkan harga emas berjangka AS menetap 0,1 persen lebih tinggi ke level USD 1.274,20 per ounce.

Risalah dari pertemuan terakhir the Fed menunjukkan para pembuat kebijakan setuju bahwa pendekatan yang akan mereka gunakan saat ini untuk menetapkan kebijakan moneter adalah kehati-hatian. Oleh karena itu mereka bersabar untuk beberapa waktu ke depan.

“Tidak banyak kejutan di sini dan tidak banyak yang diharapkan. Perlu menjadi catatan bahwa pertemuan Fed ini terjadi sebelum China mundur dari pembicaraan perdagangan," jelas Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam mulia di BMO.

"Pada pertemuan berikutnya, hampir pasti akan ada lebih banyak kehati-hatian, lanjut Tai Wong

Awal pekan ini, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan akan terlalu dini untuk membuat keputusan tentang dampak perdagangan dan tarif pada kebijakan moneter.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

The Fed Bakal Lebih Sabar dalam Tentukan Suku Bunga

Pejabat Bank Sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) pada pertemuan terakhir sepakat untuk lebih bersabar dalam menentukan kebijakan moneter terutama mengenai suku bunga acuan.

Dalam beberapa waktu ke depan, the Fed memilih untuk melihat tanda-tanda lebih lanjut dalam mengubah tingkat suku bunga di kedua arah atau baik untuk menaikkan suku bunga atau menurunkan.

"Para anggota lebih bersabar, kemungkinan akan tetap untuk beberapa waktu tanpa perlu menaikkan atau menurunkan suu bunga dari level saat ini yaitu di 2,25 persen hingga 2,5 persen," tulis the Fed dalam risalah pertemuan yang dilakukan pada 30 April-1 Mei dikutip dari Reuters, Kamis (23/5/2019). 

Inflasi yang lemah dipandang oleh banyak peserta rapat the Fed sebagai alasan untuk menahan suku bunga untuk beberapa waktu ke depan.

Sementara risiko terhadap pasar keuangan dan ekonomi global terlihat sudah mereda. Sebagai catatan, penilaian ini diberikan sebelum Predisen AS Donald Trump memilih untuk meniup genderang perang dagang dengan China.

Presiden the Fed Dallas Robert Kaplan dalam wawancara pada hari Rabu di Fox Business mengatakan bahwa untuk mengubah suku bunga lebih tinggi atau lebih rendah tidaklah mudah.

"Saya perlu melihat sesuatu yang menarik. Kami pada dasarnya berada pada pengaturan kebijakan yang tepat." kata dia.