Sukses

Miliarder Swiss Ini Divonis Penjara Akibat Pabrik Asbesnya

Miliarder berusia 71 tahun ini harus rela divonis akibat pabrik asbesnya.

Liputan6.com, New York - Miliarder Swiss, Stephan Schmidheiny (71) yang juga merupakan mantan pemegang saham terbesar di perusahaan asbes Italia Eternit Genova ini harus rela menerima putusan hakim untuk dipenjara selama empat tahun lamanya.

Dilansir dari laman Forbes, putusan ini dijatuhkan oleh pengadilan Italia setelah Eternit Genova dinyatakan bersalah atas kematian dua warga Turin akibat kankker dan pulmonari.

Menurut jaksa, penyakit mematikan ini ada akibat terlalu lama mengalami kontak dengan fibes asbes.

Putusan ini juga menjadi akhir cerita panjang tuntutan dari mantan pekerja Eternit dan warga sekitar area pabrik selama lebih dari 10 tahun lamanya.

Schmidheiny telah mendapatkan banyak gugatan dari aktivitas pabrik asbesnya. Gugatan pertama kali ada di Swiss, tapi gugatan tersebut dibatalkan.

Tidak hanya itu saja, miliarder ini juga pernah divonis hukuman penjara selama 16 tahun oleh pengadilan Turin atas kematian 3.000 orang warganya akibat terkena polusi dari pabrik asbesnya.

Namun, tuduhan ini dipatahkan oleh Mahkamah Agung Italia karena  dugaan bersalah itu tidak sesuai dengan undang-undang yang berlaku pada 2014.

Meskipun dua tuduhannya telah berhasil dibatalkan, tapi kali ini kasus hukumnya harus kembali mencuat di Vercelli dan Naples.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Keluarga akan Mengajukan Banding

Kendati demikian, Lisa Meyerhans Sarasin mewakili keluarga Schmidheiny ini mengatakan jika mereka yakin kasus ini akan dimenangkan oleh Schmidheiny di hadapan Mahkamah Agung.

Mengenai putusan empat tahun penjara ini, pengacara Schmidheiny mengatakan akan mengajukan banding dan siap bertempur melalu jalur hukum agar miliarder ini dapat bebas.

Stephan Schmidheiny memiliki total kekayaan sekitar USD 2,3 miliar atau sekitar Rp 32,79 triliun (asumsi kurs Rp 14.260 per dolar AS). Ia menjadi pimpinan perusahaan konstruksi grup Eternit milik ayahnya pada usia 29 tahun.

3 dari 3 halaman

Baik Hati, Miliarder Ini Lunasi Utang 400 Mahasiswa

Sebelumnya, satu angkatan Morehouse College di Atlanta, Amerika Serikat (AS), mendapat kejutan bahagia dari miliarder Robert F. Smith. Utang mereka dalam bentuk pinjaman mahasiswa (student loans) siap dilunasi oleh sang miliarder.

Dilaporkan Business Insider, utang yang akan dibayar adalah kepada 400 mahasiswa. Pembayaran utang akan dilakukan melalui dana hibah yang bisa mencapai USD 40 juta atau Rp 579,3 miliar (USD 1 = Rp 14.848).

Morehouse College adalah kampus mayoritas kulit hitam. Sementara, Robert F. Smith merupakan miliarder kulit hitam terkaya di AS dengan kekayaan USD 5 miliar (Rp 72,4 triliun). Dan ternyata, Smith bukanlah satu-satunya yang melakukan ini.

"Hobi" baru ini mulai tersebar di kalangan miliarder AS sebagai respons besarnya dana student loans. Miliarder Ken Langone juga berjanji akan melunasi utang mahasiswa kedokteran di Universitas New York.

Total hadiah dari Langone adalah sebesar USD 100 juta. Alhasil, kini universitas itu bisa memberikan uang pangkal gratis bagi tiap mahasiswa.

Ada pula Michael Bloomberg, orang terkaya nomor sembilan AS, yang mendonasikan USD 1,8 miliar ke alma maternya: Universitas Johns Hopkins. Uang ditargetkan membantu para mahasiswa yang berlatar penghasilan rendah.

Isu student loans juga menjadi topik kampanye kontroversial dari Senator Elizabeth Warren. Mantan dosen Universitas Harvard itu ingin melunaskan utang seluruh mahasiswa dengan cara mendongkrak pajak para miliarder.

 

  • Miliarder adalah seseorang yang memiliki kekayaan bersih setidaknya satu miliar (1.000.000.000 atau seribu juta) unit mata uang tertentu.

    Miliarder