Sukses

Tak Hanya dari Lokal, Warga Malaysia Ikut Serbu Pasar Tanah Abang

Selama Ramadan dan menjelang Lebaran, biasanya produk busana muslim dan peralatan sholat yang banyak diburu oleh para pembeli.

Liputan6.com, Jakarta Pada saat Ramadan, Pasar Tanah Abang tidak hanya diserbu masyarakat Indonesia untuk membeli pakaian kebutuhan Idul Fitri. Warga negara lain rupanya ikut datang ke pasar grosir terbesar di Asia Tenggara tersebut untuk berbelanja.

Ketua Koperasi Pedagang Tanah Abang, Yasril Umar mengatakan, untuk pembeli dalam negeri, selain dari Jawa, banyak juga masyarakat atau pembeli dari luar Jawa yang berbelanja baju-baju Lebaran di pasar tersebut.

"Pembeli dari seluruh Indonesia. Banyak dari luar Jawa seperti Makassar, Samarinda, Medan, Banjarmasin," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (28/5/2019).

Namun demikian, ada juga pembeli asal negara lain yang juga berbelanja pakaian di Pasar Tanah Abang, salah satunya asal Malaysia. Namun biasanya, sebelum ke Pasar Tanah Abang, pembeli tersebut juga berbelanja di Bandung, Jawa Barat.

"Dari Malaysia juga ada. Kalau mereka kebanyakan belanjanya ke Bandung dulu yaitu di Pasar Baru, baru ke Tanah Abang," jelas dia.

Yasril mengungkapkan, selama Ramadan dan menjelang Lebaran, biasanya produk busana muslim dan peralatan sholat yang banyak diburu oleh para pembeli.

"Selama Ramadan yang banyak itu busana muslim, peralatan solat, mungkin ditambah dengan kurma dan lain-lain. Juga ada pakaian-pakaian anak dan dewasa.‎ Tapi yang terbesar busana muslim," jelas dia.

Yasril menyatakan, saat Ramadan, Pasar Tanah Abang akan buka hingga hari terakhir Ramadan atau H-1 Lebaran. Kemudian pasar tersebut akan tutup selama seminggu setelah Lebaran.

"Biasanya hari terakhir Ramadan, jelang Idul Fitri masih buka tetapi hanya setengah hari. Kemudian setelah Idul Fitri libur selama seminggu. Karena karyawan toko pulang kampung," tandas dia.

2 dari 3 halaman

Omzet Pedagang Pasar Tanah Abang Turun di Ramadan Tahun Ini

Pedagang Pasar Tanah Abang memperkirakan kenaikan penjualan pada Ramadan tahun ini tidak akan sebesar tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya akibat faktor politik dan kondisi keamanan.

Ketua Koperasi Pedagang Tanah Abang Yusril Umar mengatakan, pada tahun-tahun sebelumnya saat Ramadan omzet para pedagang bisa melonjak hingga tiga kali lipat dibandingkan normal.

"Biasanya kalau Ramadan (omzet) bisa 2-3 kali hari biasa. Kalau hari biasa tiap pedagang bisa 50 juta-100 juta per hari. Kalau Ramadan bisa 2-3 kali itu," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (27/5/2019).

Namun demikian, lanjut Yusril, pada Ramadan tahun ini pedagang mengeluhkan turunnya omzet. Salah faktornya, situasi pasca Pemilihan Umum (Pemilu) yang membuat para pedagang di luar daerah menahan diri untuk berbelanja di pasar grosir terbesar di Asia Tenggara tersebut.

"Tahun ini ada kenaikan (dibandingkan normal), tetapi berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Karena kondisi politik yang belum menentu seperti saat ini. Pedagang dari daerah juga tidak berani datang ke Jakarta, karena kan Pasar Tanah Abang ini grosir dan yang belanja itu banyak pedagang dari daerah. Mereka juga kadang wait and see," jelas dia.

Namun demikian, Yusril tetap berharap pada sisa Ramadan tahun ini akan terjadi lonjakan penjualan, terutama menjelang Idul Fitri nanti.

"Di Ramadan ini harapan kami bisa berdagang dengan bagus, dengan omzet yang tinggi. Sementara dengan kondisi seperti ini berkurang pendapatan kita," tandas dia.

3 dari 3 halaman

Sudah Kondusif, Aktivitas Perekonomian di Tanah Abang Kembali Menggeliat

Meski belum ramai seperti hari biasa menjelang lebaran, namun aktivitas perekonomian di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat pagi, ini sudah menggeliat.

Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Jumat (24/5/2019), para pedagang di Blok G dan Sky Bridge atau jembatan penyeberangan yang sebagian besar menjual pakaian sudah menggelar barang dagangannya kembali.

Sebelumnya, saat terjadi kerusuhan pada 22 Mei, pusat perbelanjaan ditutup sehingga tidak ada kegiatan perdagangan maupun akses transportasi di kawasan ini. Tak pelak para pedagang mengalami kerugian karena perputaran uang di Tanah Abang mencapai Rp 200 miliar per hari.

Sementara, sejumlah toko di Blok A masih tutup karena pihak pengelola pasar berencana akan membukanya kembali pada tanggal 26 Mei nanti.

Video Terkini