Sukses

Kesepakatan Blok Masela dengan Inpex Untungkan Pemerintah

Pengamat menilai, kesepakatan terkait Blok Masela membuktikan iklim investasi migas di Indonesia makin kondusif.

Liputan6.com, Jakarta - Tercapainya beberapa kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dengan Inpex Coorporation dalam pengembangan Blok Masela, akan menguntungkan negara.

Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gajah Mada (UGM), Fahmi Radhi mengatakan, hasil pertemuan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dengan CEO Inpex Corporation, Senin 27 Mei 2019 di Tokyo, adalah sebuah momentum bersejarah yang menandakan makin kondusifnya iklim investasi di Indonesia. 

Dari pertemuan tersebut menghasilkan dua kesepakatan, yaitu rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) dan bagi hasil minyak dan gas dengan komposisi 50 persen pemerintah dan 50 Inpex.

"Kesepakatan itu jelas menguntungkan kedua belah pihak karena Blok  Masela dapat segera berproduksi, setelah sekian lama tertunda sehingga bisa memberikan nilai tambah, termasuk multiplier effects bagi tumbuhan industri di sekitar Masela,"kata Fahmi, di Jakarta, Selasa (28/5/2019).

Dia memandang, bagi hasil 50 persen pemerintah dan 50 persen Inpex cukup realistis sesuai dengan prinsip gross split, modal dan risiko sepenuhnya ditanggung investor. 

Hal ini lebih banyak menguntungkan bagi pemerintah, terutama eksplorasi Blok Masela dapat segera dilakukan sehingga dapat segera berproduksi. 

Meski bagian keuntungan pemerintah memang relatif berkurang karena porsinya menjadi 50:50, tapi hal tersebut itu wajar dan tidak jadi masalah karena pemerintah tidak lagi menanggung risiko dan pengeluaran investment expenditure (Inpex) maupun operatinal expenditures (Opex), sebab semuanya menjadi tanggungan investor.

"Kesepakatan ini akan membuktikan bahwa iklim investasi migas di Indonesia semakin kondusif," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

RI dan Inpex Capai Kesepakatan Final Pengembangan Blok Masela

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan kembali bertemu dengan CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda di Tokyo, Senin 27 Mei 2019 untuk membahas Blok Masela. Sejumlah poin strategis berhasil disepakati, yang memungkinkan lapangan gas raksasa ini bisa segera dikembangkan.

Menteri Ignasius Jonan tiba di Tokyo dari lawatan sebelumnya ke Houston, Amerika Serikat. Pertemuan ini merupakan pertemuan lanjutan dari pertemuan Jonan dengan Ueda pada 16 Mei di Tokyo.

Pada pertemuan 16 Mei, berhasil disepakati kerangka final Plan of Development (PoD) Blok Masela di Laut Arafuru, Maluku. Pertemuan hari ini membahas negosiasi detil dari kerangka tersebut, sehingga perjanjian antara pemerintah Indonesia dan Inpex Corporation Jepang bisa segera ditandatangani.

Dalam pertemuan kali ini, Jonan didampingi Duta Besar RI untuk Jepang Arifin Tasrif, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Wakil Kepala SKK Migas Sukandar, dan Deputi Perencanaan SKK Migas Jafee Suardin.

Nilai investasi pengembangan Blok Masela akan mencapai sekitar USD 20 miliar. Kedua pihak berhasil mencapai win-win solution dengan skema bagi hasil, dimana pemerintah sekurangnya mendapat bagian 50 persen.

Kesepakatan final yang bersejarah tersebut ditandai dengan penandatanganan Minute of Meeting oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda, disaksikan Menteri ESDM Ignasius Jonan.

Ada pun penandatanganan perjanjian antara Pemerintah Indonesia dan Inpex Corporation, Menteri Ignasius Jonan menjelaskan, direncanakan dilaksanakan pada pertemuan negara-negara G20 di Jepang dalam waktu dekat.

Dengan demikian maka pembahasan tentang Blok Masela yang sudah berlangsung lebih 20 tahun telah menemukan titik akhir, yang akan memberi dampak positif bagi peningkatan iklim investasi nasional serta pembangunan kawasan Timur Indonesia.

 

3 dari 3 halaman

Ke Tokyo, Menteri Jonan Finalisasi Rencana Pengembangan Blok Masela

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, kembali melakukan pertemuan dengan CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda di Yokyo, Kamis, 16 April 2019. Pertemuan tersebut dalam rangka merampungkan rencana pengembangan Blok Masela.

Pemerintah memang berkeinginan kuat agar Plan of Development (PoD) Blok Masela bisa segera tuntas. Sehingga blok has raksasa itu bisa segera berproduksi. 

Dalam pertemuan itu, Jonan didampingi Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Duta Besar Indonesia untuk Jepang Arifin Tasrif, dan Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffe Arizon Suardin.

Pertemuan tersebut difokuskan untuk membahas finalisasi Plan of Development (PoD) Blok Masela, untuk mendapatkan opsi terbaik, dengan estimasi investasi yang rasional dan efisien.

Blok Masela di sekitar Laut Aru, telah dieksplorasi sejak 1998 dan akan dikembangkan dengan kapasitas 9,5 juta Ton LNG per tahun dan 150 MMSCF per hari.

Pengembangan Blok Masela diharapkan dapat menjadi tolok ukur dalam pengembangan Blok Migas lainnya dan menunjukan bahwa potensi hulu migas di Indonesia masih memiliki prospek yang bagus.

Setelah dari Jepang, Menteri ESDM Ignasius Jonan akan melanjutkan kunjungan kerja ke Itali dan Amerika Serikat dan direncanakan kembali ke Tanah Air pada 24 Mei.

Â