Sukses

BPK Audit Laporan Keuangan Garuda Indonesia

Laporan keuangan Garuda Indonesia sempat menjadi sorotan karena adanya penolakan dari dua komisaris.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memeriksa laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Rencananya, hasil pemeriksaan akan diumumkan usai Lebaran.

Anggota III BPK Achsanul Qosasi mengaku pihaknya telah mengirimkan tim beberapa waktu lalu. Tim ini bekerja untuk mengevaluasi kantor akuntan publik. BPK juga telah melakukan wawancara dengan jajaran direksi, serta melakukan kajian lainnya.

"Jadi kita sudah mendapatkan informasi yang lengkap, setelah itu baru kita umumkan. Mungkin 5 hari setelah lebaran (akan diumumkan)," papar Achsanul di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (29/5/2019).

"Apakah itu sesuai dengan aturan undang-undang atau ada hal yang tidak dipenuhi. Sehingga harus dilakukan langkah-langkah perbaikan. Jadi intinya laporan keuangan Garuda itu harus diperbaiki atau sudah dianggap cukup. Itu nanti," sambung Achsanul.

Untuk diketahui, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Garuda Indonesia pada 24 April 2019, mengumumkan bahwa sepanjang tahun 2018 perusahaan mencetak laba bersih USD 809,84 ribu, meningkat tajam dari tahun 2017 yang rugi USD 216,58 juta.

Namun, laporan keuangan itu menjadi sorotan karena adanya penolakan dari dua komisarisnya.

Penolakan tersebut terkaif perjanjian kerjasama dengan PT Mahata Aero Teknologi dan PT Citilink Indonesia, di mana apabila tanpa pengakuan pendapatan ini, perseroan diperkirakan akan alami kerugian sebesar USD 244,95 juta.

 

2 dari 3 halaman

Bandara yang Jadi Fokus Garuda Indonesia Saat Arus Mudik dan Balik

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk) siap menyambut masyarakat yang merayakan Lebaran di kampung halaman di seluruh Indonesia. Seluruh staf dan direksi akan bersiaga untuk memastikan konsumennya mendapatkan layanan terbaik.

Untuk itu, direksi akan terus melakukan pengecekan kesiapan di sejumlah titik bandara yang akan menjadi tujuan utama para pemudik.

“Direksi akan menyebar ke berbagai titik, seperti di wilayah Yogyakarta, Solo, Semarang,dan daerah lainnya yang menjadi tujuan utama pemudik. Ini untuk memastikan kualitas layanan kepada pelanggan selama momen Lebaran 2019 ini tetap terjaga,” ujar Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah, Rabu (29/5/2019).

 

Selain direksi, seluruh staf juga akan bersiaga untuk menyambut pelanggan Garuda Indonesia yang akan menuju kampung halaman.

“Kami meminta seluruh staf untuk bersiap menyambut pelanggan Garuda Indonesia yang merayakan mudik di kampung halamannya. Untuk staf yang ingin cuti, kami coba fasilitasi untuk mengambil hak cutinya setelah Lebaran,” lanjutnya.

Untuk arus mudik, Garuda Indonesia akan fokus di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Sementara untuk arus balik, layanan akan difokuskan di beberapa titik yakni Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Denpasar, Medan, Padang, serta Makassar.

Selama mudik Lebaran 2019 ini, Garuda Indonesia juga akan fokus untuk menjaga kualitas pelayanan dan kenyamanan pelanggan dengan cara menjaga ketepatan waktu (on time performance) serta mengantisipasi terjadinya kepadatan.

“Kami melakukan seluruh upaya agar kegiatan mudik hingga arus balik bisa lancar dan tidak ada kendala satu apapun,” tandasnya.

3 dari 3 halaman

Garuda Indonesia akan Operasikan 4 Pesawat Khusus Cargo

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan menambah jumlah pesawat cargo menjadi 4 unit dalam waktu dekat. Ini sebagai respon atas semakin meningkatnya permintaan pengiriman barang lewat udara.

Seiring menggeliatnya e-commerce membuat volume pengiriman barang semakin meningkat.

Selain itu, jumlah ekspor ikan yang terus naik dari sentra-sentra perikanan di wilayah Indonesia bagian timur juga mendorong bertumbuhnya permintaan jasa cargo udara.

Saat ini Garuda Indonesia telah mengoperasikan dua pesawat cargo, yakni tipe Boeing 737-300 dan Boeing 737-400, yang masing-masing berkapasitas angkut 15 dan 18 ton.

Dalam beberapa waktu ke depan, perseroan akan menambah dua pesawat kargo, yaitu Airbus A330 yang berkapasitas angkut 60 ton dan Boeing 737-800 yang berkapasitas angkut 23 ton.

Direktur Kargo dan Pengembangan Bisnis Garuda Indonesia Mohammad Iqbal mengatakan, dua pesawat yakni A330 dan B737-800 akan melayani kargo untuk rute regional karena kapasitasnya lebih besar. Sekaligus, akan meningkatkan efisiensi dalam pengiriman barang.

“Selama ini pesawat yang membawa cargo dari daerah harus transit ke Bandara Soekarno-Hatta sebelum barang tersebut melanjutkan ke daerah tujuan. Dengan bertambahnya pesawat khusus cargo, hal ini akan meningkatkan efisiensi dalam pengiriman barang, karena langsung menuju ke tujuan tanpa harus transit di Jakarta,” kata Mohammad Iqbal.

Dua pesawat tersebut masih dalam proses konversi yang dikerjakan oleh anak usaha Garuda Indonesia, PT GMF AeroAsia Tbk (GMF).