Sukses

Menko Darmin Prediksi Inflasi Mei Rendah

Masih ada kenaikan harga penyumbang inflasi pada sejumlah komoditas lain di luar bumbu-bumbuan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, inflasi pada Mei 2019 akan rendah. Hal tersebut dipicu penurunan harga berbagai bumbu dapur yang sempat mengalami kenaikan dalam dua bulan terakhir.

"Kalau dugaan saya rendah itu (inflasi). Saya belum lihat-lihat angka, karena yang tadinya bumbu-bumbuan agak naik sekarang itukan sudah lebih rendah lah," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, Rabu (29/5/2019).

Selain penurunan harga bumbu-bumbuan seperti bawang putih dan bawang merah, kebijakan pemerintah menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat juga akan mulai terasa. Walau tetap masih menyumbang inflasi.

"Tiket pesawat mungkin, tapi ya tetap aja turun ininya. Jangan salah loh, inflasi itu kalau turun ya turun walaupun masih agak tinggi, artinya dari bulan lalu dia musti turun," jelas Menko Darmin.

Meski demikian, Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut mengatakan, pada Mei ini belum akan terjadi deflasi. Sebab, masih ada kenaikan harga penyumbang inflasi pada sejumlah komoditas lain di luar bumbu-bumbuan. "Tidak, belum (deflasi). Masih ada kenaikan sedikit," tandasnya.

2 dari 2 halaman

Menko Darmin Sebut Tarif Tiket Pesawat Masih Sumbang Inflasi di Mei

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, kenaikan tarif tiket pesawat masih akan menyumbang inflasi pada Mei 2019. Sebab, penurunan harga tiket saat ini belum terlalu signifikan.

"Yang mungkin dampaknya ada adalah tiket pesawat. Dia sudah ada turun, tapi turunnya tidak besar. Walaupun naiknya bukan bulan Mei saja loh," ujar Menko Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (24/5/2019).

Menko Darmin melanjutkan, tiket pesawat yang sempat naik cukup tinggi berdampak pada pengeluaran rumah tangga. Sehingga, jika harga masih belum terjangkau maka dapat menyumbang andil terhadap kenaikan inflasi.

"Memang kalau tiket pesawat itu ada turunnya tapi pasti tidak banyak. Jadi dia tidak balik lagi. Nah, pertanyaannya sebetulnya adalah bukan besarnya perubahan harga dari suatu barang atau jasa. Tetapi pertanyaannya adalah seberapa besar peranan dari pengeluaran rumah tangga untuk barang atau jasa itu," jelasnya.

Mantan Direktur Jenderal Pajak itu menambahkan, komoditas lain yang diantisipasi memberi pengaruh pada inflasi adalah bumbu dapur seperti bawang putih dan cabai.

Meski demikian, pemerintah sudah mengambil langkah agar komoditas tersebut tak mengerek inflasi lebih tinggi.

"Kalau bawang putih itu tidak usah takut karena dia begitu turun dia langsung koreksi lagi. Kalau pangan, yang produk jangka pendek artinya yang bisa dihasilkan jangka pendek itu kalau dia naik menambah (inflasi), begitu dia (harga) turun, berkurang inflasinya."

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Video Terkini