Sukses

PLN Gandeng Asosiasi Koki Siapkan Tim Tanggap Bencana

Untuk penanganan bencana, PLN telah memiliki tim khusus bernama Tim Reaksi Cepat (TRC) PLN.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menggandeng Asosiasi Juru Masak Indonesia (Indonesia Chef Association/ICA) dalam memberikan bantuan saat terjadi bencana. Termasuk terhadap potensi bencana yang terjadi saat musim mudik dan Lebaran seperti saat ini.

VP Public Relations PT PLN, Dwi Suryo Abdullah mengatakan, untuk penanganan bencana yang terjadi, PLN telah memiliki tim khusus bernama Tim Reaksi Cepat (TRC) PLN.

Dia menjelaskan, TRC PLN yang diinisiasi oleh Direksi PLN tersebut, memiliki misi kemanusiaan dalam dua bentuk, yakni melakukan pencarian dan penyelamatan (search and rescue) korban bencana di wilayah berair dan daerah berketinggian, serta penyediaan dapur umum.

"TRC PLN sendiri tugasnya adalah mencari dan mengevakuasi korban bencana. Jika tidak melakukan SAR, maka TRC PLN bertugas men-support makanan untuk tim pemulihan infrastruktur listrik PLN maupun badan koordinator bencana lain, dan juga masyarakat terdampak bencana," ujar dia di Jakarta, Kamis (30/5/2019).

Sementara itu, Perwakilan Indonesian Chef Association (ICA), Shanty Dewi Nurhayani menyatakan pihaknya menyambut baik kerjasama yang jalin antara ICA dengan PLN. Menurut dia, anggotanya kerap terjun ke lokasi bencana alam untuk membantu organisasi, baik pemerintah, sosial maupun swasta untuk mengelola dapur umum yang digelar berbagai institusi tersebut.

“Kami memberikan saran panduan menu yang cocok untuk daerah tersebut sesuai dengan selera lokal dengan kandungan gizi yang baik, cara pengolahan dan peralatan yang diperlukan untuk memasak dalam jumlah besar hingga ke manajemen higienitas dapur umum, agar kebersihan dan kesehatan selalu terjaga dari bahan baku hingga makanan jadi,” jelas dia.

 

2 dari 2 halaman

Asupan Gizi

Shanty mengungkapkan, pada saat terjadi bencana, bukan hanya para korbang, relawan yang tengah bertugas juga membutuhkan asupan gizi yang baik. Ini karena pekerjaan para relawan tersebut sangat berat dan kerap kali melampaui beban kerja di masa normal.

“Di daerah terdampak bencana, para relawan kerap kali bekerja tak kenal lelah dan tak ingat waktu. Pada titik itu mereka rentan mengalami kelelahan berat. Untuk menghindari agar kelelahan itu tidak berubah menjadi sakit, mereka membutuhkan asupan gizi yang seimbang selain tentunya istirahat yang cukup," tandas dia.