Liputan6.com, Jakarta - Berbicara mengenai karier tampaknya tak lengkap jika tak mengulas sisi kegagalan. Meski tidak enak dirasakan, gagal tidak harus berujung pada keburukan dan membuat anda terjebak pada kesalahan yang sama.
Sebaliknya, gagal merupakan proses manusiawi yang harus pebisnis atau pengusaha hadapi dan proses pembentukan diri dalam membangun tangga sebuah karier. Dengan kegagalan pula, seseorang bisa lebih kreatif serta inovatif dalam melihat sesuatu.
Dikutip dari CNN, Senin (5/8/2019), berikut manfaat kegagalan dalam berkarier bagi kehidupan Anda:
Advertisement
Manfaat Dipecat
Bekerja di Hollywood, John Tarnoff telah menghabiskan beberapa dekade lamanya sebagai produser hingga pemimpin eksekutif. Selama 35 tahun berkarya di industri teknologi dan hiburan, dirinya ternyata pernah dipecat selama 7 kali.
Pertama kali dia dipecat saat umurnya 30 tahun dan sedang bekerja di salah satu produksi untuk MGM studios. Kala itu, dia sudah memprediksi dirinya akan dipecat.
Baca Juga
"Pada dasarnya saya sudah menunggu momen panggilan itu. Kami seperti tidak memiliki kecocokan, saya merasa tidak lagi di sana," terangnya.
Sebulan kemudian, Tarnoff mendapatkan pekerjaan baru dan dia kembali melanjutkan pekerjaan. Dia menyebutkan, ketidakpastian merupakan hal yang biasa pada industri dimana ia bekerja.
"Di dunia hiburan, intensitas untuk seseorang mengalami pemecatan sangatlah tinggi,mereka merupakan objek dari volatilitas pasar. Itu disebabkan selera pemirsa berubah,waktu adalah segalanya," paparnya.
"Cobalah mengikuti momen itu. Anda pasti bisa bertahan. Dipecat tidak fatal. Anda akan belajar banyak dan Anda akan jauh lebih profesional karena kegagalan yang telah Anda dapatkan," tambah dia.
Dia pun mengungkapkan, bukan resume atau CV yang membuatnya memperoleh pekerjaan melainkan, networking atau jaringan ketika Anda bekerja.
"Anda harus selalu memiliki jaringan yang luas. Saya tidak pernah menggunakan CV untuk mendapatkan pekerjaan," ucapnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Manfaat Penolakan
Sementara itu, co-founded Gusto yakni Tomer London mengaku telah gagal berkali-kali sebelum dirinya kini sukses mendirikan payroll Gusto yang telah melayani 60 ribu bisnis banyaknya.
Besar di Israel, London belajar coding sewaktu ia masih remaja. Rencana besarnya kala itu adalah bisa bergabung dengan pasukan tentara Israel di unit teknologi saat umurnya mengingjak 18 tahun. Dia pun belajar keras untuk mengejar mimpinya namun gagal untuk semua tes yang diberikan.
"Itu merupakan kegagalan terberat dalam hidup saya. Padahal saya selalu tahu bahwa saya suka di bidang ini namun ternyata saya gagal untuk masuk ke unit teknologi," tuturnya.
Singkat cerita, dia kemudian melamar ke Google dan kembali mendapat penolakan. Setelah gagal mendapat panggilan, dia lantas melamar ke Standford dimana ia bertemu dengan co-founder Gusto lainnya.
"Saya tidak pernah berpikir bahwa kegagalan itu menyenangkan. Itu sangat tidak mengenakan. Tapi itu fakta bahwa kegagalan merupakan bagian dari petualangan karier dan Anda harus terus mampu untuk belajar menyesuaikan diri. Lebih baik daripada Anda hanya duduk berdiam diri," kata dia.
Advertisement