Liputan6.com, Jakarta - PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) menyiapkan pasukan khusus, untuk mempercepat penanganan gangguan pasokan listrik saat hari raya Idul Fitri.
General Manager PLN Disjaya M Ikhsan Asaad‎ mengatakan, PLN Disjaya tidak melakukan pemeliharaan jaringan saat Idul Fitri. Hal ini untuk menghindari pemadaman dan menjaga kenyamanan masyarakat yang merayakan hari raya.
"Kita tidak boleh ada masa pemeliharaan," kata Ikhsan, di Jakarta, Senin (3/6/2019).
Advertisement
Â
Baca Juga
Menurut Ikhsan, PLN Disjaya juga telah menyiapkan pasukan khusus dengan nama Detasemen Layanan Khusus (Deyansus) 123, untuk mengantisipasi terjadinya gangguan pasokan listrik saat Idul Fitri. Pasukan yang berjumlah 701 perseoni ini, akan bergerak cepat menangani gangguan pasokan.
‎"Perkuat personil piket. Kita juga punya masukan pasukan khusus, Detasemen Layanan khusus Deyansus 123‎ beserta pelatan pendukungnya," tuturnya.
‎Ikhsan meanjutkan, untuk dilokasi strategis, seperti Instana Presiden, 11 titik VVIP, 11 sarana transportasi dan 385 masjid, PLN Disjaya memberikan perhatian khusus kehandalan pasokan listriknya.
‎"‎Yang kami pantau 385 masjid, 11 VVIP, 11 rumah sakit, 11 sarana transportasi bandara terminal dan stasiun," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Konsumsi Listrik Naik, PLN Raup Laba Rp 11,6 Triliun pada 2018
PT PLN (Persero) mencatat pencapaian laba bersih sebesar Rp 11,6 triliun pada 2018, meningkat signifikan dibandingkan 2017 sebesar Rp 4,4 triliun.
Hal ini ditopang dari pertumbuhan penjualan, efisiensi operasi, serta dukungan Pemerintah melalui Domestik Market Obligation (DMO) batu bara baik harga maupun volume.
"Disamping itu, membaiknya kinerja perusahaan juga dikarenakan penguatan kurs mata uang rupiah pada akhir tahun dan penurunan harga ICP dibanding dengan triwulan ketiga 2018," kata Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto, di Jakarta, Rabu (29/5/2019).
Untuk laba operasi sebesar Rp 10,4 triliun menjadi Rp 35,9 triliun atau meningkat 40,8 persen dibanding 2017. Â
Sarwono menuturkan, banding tahun sebelumnya, penjualan tenaga listrik selama 2018 meningkat sebesar Rp16,9 triliun menjadi Rp 263,5 triliun.
Kenaikan nilai penjualan ini terutama didukung oleh pertumbuhan penjualan 5,15 persen, sehingga volume penjualan listrik 2018 menjadi sebesar 234 Terra Watt hour (TWh) lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 223 TWh.
Advertisement
PLN Jamin Listrik Tak Padam saat Warga Rayakan Lebaran 2019
PTÂ PLNÂ (Persero) menjamin kepada masyarakat bahwa pasokan listrik saat Lebaran akan lebih aman. Pasalnya, konsumsi listrik menurun karena industri meliburkan diri.
"Konsumsi terbesar itu adalah industri dan bisnis, seperti yang kita ketahui industri itu meliburkan karyawannya, sehingga mesinnya tidak beroperasi. Itulah yang mengakibatkan konsumsi listrik secara nasional akan turun," jelas ujar Plh. Executive Vice President Corporate Communication and CSRÂ PLNÂ Dwi Aryo Abdullah, Rabu (29/5/2019) di Kantor PLN Pusat, Jakarta.
Pada Ramadan dan Lebaran pemakaian energi listrik bisa turun sampai 15-20 persen, sementara tingkat nasional turun 10-15 persen. Sebagai contoh, beban puncak di Jawa-Bali pada hari biasa, hari kerja, di luar Ramadan dan Lebaran, bisa tembus di angka 27 ribu megawatt.
"Secara nasional, beban di pemakaian masyarakat di saat Hari Raya Idul Fitri itu kalau di Jawa-Bali turun 15-20 persen, kalau nasional 10-15 persen, sehingga cadangannya meningkat, baik katakanlah Sumatra, Kalimatan, Sulawesi, dan di beberapa pulau-pulau kecil," ujar dia.
Sementara, perkiraan untuk lebaran, H-5 sampai H+5 perkiraannya konsumsi turun, terutama di Jawa dapat turun hingga 17 ribu megawatt. Dwi menyebut penurunan signifikan itu meningkatkan reservasi PLN dari 30 persen, jadi 50 persen.
PLNÂ pun akan selektif mengoperasikan pembangkit. Terhitung ada 20 yang tidak dioperasikan karena pasokan listrik Lebaran sudah tercukupi dengan di luar itu.
"Tentunya yang tidak dioperasikan yang berbahan bakar minyak, gas, yang sesuai dengan kapasitasnya, dan itu bukan tidak bisa operasi, itu namanya di standby dingin," jelas Dwi.
PLN Ajak Pedagang Asongan Ikut Program Mudik Lebaran 2019
PLN berangkatkan 7.000 orang dalam program mudik Lebaran pada 2019. Para pegawai PLN serta masyarakat kecil yang mencari nafkah di sekitar Kantor PLN berkesempatan ikut program ini.
"PLN melalui program PLN Peduli berusaha meringankan para pemudik supaya juga tidak lain adalah pelanggan dan yang sehari hari berjualan, berdagang asongan di sekitar kantor PLN. Ada juga yang pengemudi, ada juga pekerja untuk kebersihan kantor dan masih banyak yang tentunya membutuhkan sarana mudik untuk berkumpul dengan para keluarga," ujar Plh. Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN Dwi Aryo Abdullah, Rabu (29/5/2019) di Kantor PLN Pusat, Jakarta.
Jadwal keberangkatan adalah jam 09.00 pagi, tapi pemudik via bus diberangkatkan lebih awal atas pertimbangan banyaknya anak-anak yang hadir. Total 5.000 orang ikut mudik bus, sementara 2.000 pemudik via kapal Pelni berangkat lewat Tanjung Priok. Â
Cara pendaftarannya adalah dengan menyerahkan fotokopi KTP, kemudian mendata, sebab itu akan terkait dengan asuransi yang didaftarkan ke Jasa Raharja sebagai pihak asuransi. Untuk perjalanan darat, PLN menyediakan 100 bus, serta memberi kemudahan bagi penyandang disabilitas.
"Kami dapat bus sekitar 100 bus, itu maksimal yang dapat kami laksanakan," ujar Dwi.
Ia menyebut, para pemudik juga merupakan pelanggan PLN, terutama mereka yang juga mencari nafkah di sekitar kantor PLN. Perseroan berharap lewat program ini maka para pemudik bisa bertemu dengan keluarga di kampung halaman tanpa harus pusing memburu tiket.Â
Advertisement