Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan ketimpangan pendapatan antara masyarakat di perkotaan dan pedesaan semakin menurun. Hal ini seiring dengan perbaikan tingkat kesejahteraan petani di desa.
Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian, Ketut Kariyasa menyatakan, dalam hampir 5 tahun terakhir, ‎program pembangunan khususnya di pedesaan menjadi perhatian khusus yang terus dikembangan oleh pemerintah. Hal ini dilakukan guna mewujudkan peningkatan kesejahteraan dan menurunkan ketimpangan ekonomi antara kota dengan desa.
Setidaknya, lanjut dia, ada dua parameter yang bisa dijadikan patokan, yaitu turunnya jumlah penduduk miskin dan meningkatnya pendapatan masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
"Nah, kalau kita memperhatikan kedua indikator itu, maka tidak berlebihan rasanya jika pemerintahan saat ini dinilai berhasil memperbaiki kesejahteraan masyarakat," ujar dia di Jakarta, Selasa (4/6/2019).
Kariyasa mengungkapkan, pembangunan yang dilakukan saat ini berhasil membuat perekonomian penduduk desa meningkat drastis, bahkan jauh di atas angka rata-rata. Hal ini juga terlihat jelas dari Gini Ratio desa yang lebih rendah dari Gini Ratio kota.
Mengacu pada data Maret 2013, Gini Ratio Kota awalnya hanya sebesar 0,431 dan Gini Ratio di desa sebesar 0,320. Kemudian pada Maret 2018 turun masing-masing menjadi 0,401 dan 0,324. Selanjutnya pada September 2018, penurunan kembali terjadi secara signifikan, yakni masing-masing 0,391 di perkotaan dan 0,319 di perdesaan.
"Terjadinya penurunan ini merupakan bukti nyata bahwa program-program pembangunan pertanian sudah tepat, yaitu tidak hanya berorietasi pada peningkatan produksi, tetapi mampu meningkatkan pemerataan dan menurunkan kemiskinan," ungkap dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jumlah Penduduk Miskin
Di sisi lain, jumlah penduduk miskin secara nasional juga mengalami penurunan hingga menembus angka satu digit, yakni 9,82 persen. Jumlah itu terus turun menjadi 9,66 yang tercatat pada September 2018. Demikian juga dengan jumlah penduduk miskin di desa yang mencapai 14,32 persen untuk 2013 dan 13,20 di 2018.
Jumlah ini kembali turun menjadi 13,20 persen, yang selanjutnya berubah lagi menjadi 13,10. Penurunan ini juga terjadi pada jumlah penduduk miskin di perkotaan yang tadinya 8,39 persen, kemudian 7,02 persen dan selanjutnya menjadi 6,89 persen.
"Penurunan jumlah penduduk miskin ini juga diikuti oleh semakin meratanya atau menurunnya ketimpangan pendapatan masyarakat, yang ditandai oleh menurunnya Gini Ratio," katanya.
Kariyasa menambahkan, pada Maret 2013, Gini Ratio secara nasional mencapai sebesar 0,424. Tapi pada Maret 2018, jumlah tersebut turun menjadi 0,389, disusul bulan berikutnya 0,384.
"Angka-angka diatas secara jelas bahwa ketimpangan pendapatan masyarakat baik di perkotaan maupun di perdesaan terus menurun," tandas dia.
Advertisement