Liputan6.com, Jakarta - Puncak arus balik diprediksi terjadi pada 9 Juni karena sebagian instansi dan perusahaan memulai kembali aktivitasnya pada 10 Juni 2019.
Melihat hal tersebut, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengimbau masyarakat untuk menghindari perjalanan arus balik pada tanggal tersebut.
"Harapan kita memang yang mudik itu hari ini (tanggal 7 dan 8) atau nanti tanggal 10," kata dia saat melakukan kunjungan di Cikampek Utama, Jawa Barat, Jumat (7/6/2019).
Advertisement
"Kita sangat menghindari tanggal 9 itu sebagai puncak, karena cukup berbahaya kalau kita tidak lakukan secara intensif," dia menambahkan.
Baca Juga
Dalam kunjungan tersebut, Budi Karya Sumadi juga menyempatkan untuk menyapa beberapa pemudik yang melalui gerbang tol Cikampek Utara.
Sebagian besar berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Barat yang hendak menuju Jakarta. Salah satunya adalah salah satu rombongan keluarga dari Pati, Jawa Tengah.
"Dari Pati pak," kata pemudik tersebut. Budi mengapresiasi kepada para pemudik yang memilih pulang pada hari ini dan menilai hal tersebut sebagai keputusan yang tepat.
"Sudah bagus ibu pergi hari ini," ujarnya. Semua pemudik yang dia sapa dilepas dengan pesan agar selalu berhati-hati dan selamat sampai tujuan. "Hati-hati di jalan," ujarnya.
Â
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Angka Kecelakaan Mudik Turun 62 Persen
Sebelumnya, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengungkapkan ada hal yang menggembirakan dari mudik Lebaran 2019.
Yakni menurunnya angka kecelakaan lalu lintas secara keseluruhan dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Penurunan angka kecelakaan cukup signifikan, mencapai angka 62 persen. Kondisi tersebut juga diikuti dengan turunnya jumlah korban meninggal dunia pada saat mudik.
"Angka kecelakaan turun dari 1178 menjadi 446 atau 62 persen, dan yang kedua adalah angka korban meninggal dunia dari 254 menjadi 105 atau turun 59 persen," kata dia dalam acara konfrensi pers di Cikampek Utama, Jawa Barat, Jumat, 7 Juni 2019.
Dia menegaskan, setiap tahun yang menjadi tantangan pada saat periode mudik Lebaran adalah terkait keselamatan.
"Jadi itu adalah satu tantangan yang waktu itu saya sampaikan, kalau kemacetan InsyaAllah bisa kita atasi. Tetapi kalau berkaitan dengan keselamatan, itu tantangan," ujar dia.
Oleh karena itu, Budi mengaku sangat mengapresiasi semua pihak atas kerja keras dan semua upaya sehingga jumlah kecelakaan dan korban meninggal dunia menurun drastis pada 2019.
Turunnya angka kecelakaan tersebut disebutkan sebagai dampak dari banyaknya program mudik gratis sehingga terjadi peralihan dari pemudik dengan roda dua atau sepede motor. Lantaran, selama ini insiden kecelakaan lalu lintas saat periode mudik terjadi didominasi oleh pengendara sepeda motor.
"Rupanya tantangan ini bisa diatasi, tapi kita tidak boleh lengah sekarang kita masih ada 5-6 hari ke depan (arus balik)," ujar dia.
Advertisement
Kata Pengamat
Sebelumnya, pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai pemerintah cukup berhasil menyelenggarakan mudik aman dan lancar pada Lebaran tahun ini. Itu dibuktikan dengan turunnya angka kecelakaan lalu lintas selama periode mudik 2019.
Selama H-7 hingga H-3 Lebaran, data angka kecelakaan dari Korlantas Polri menyebutkan terjadi 703 kejadian (2018) menjadi 284 kejadian (2019) atau terjadi penurunan sebesar 60 persen.
"Salah satu indikator keberhasilan penyelenggaran mudik ialah menurunnya angka kecelakaan lalu lintas," terangnya seperti ditulis, Kamis, 6 Juni 2019.
Dia menambahkan, menurunnya angka kecelakaan dapat diartikan dengan meningkatnya kesadaran berlalu lintas, ketersediaan infrastruktur yang makin membaik dan penetapan sejumlah strategi manajemen rekayasa lalu lintas yang diterapkan.
"Dapat dikatakan tahun ini lebih nyaman ketimbang tahun lalu. Juga ternasuk kesiapan jalan nasional, provinsi dan kabupaten serta kota yang semakin membaik yang dilengkapi rambu, marka dan penerangan jalan umum," ujarnya.
Sementara itu, Tol Trans Jawa kini juga sudah terhubung dari Merak hingga Probolinggo dan bercabang hingga Malang. Meski Tol Trans Sumatera kini belum terhubung penuh, namun sudah dapat digunakan hingga Palembang dari Bakauheni dan dapat membantu pemudik yang tidak mampu beli tiket pesawat dari Jakarta ke Palembang
"Waktu tempuh hingga ke Solo dan sekitarnya, dua tahun lalu minimal 30 jam. Sejak tahun lalu sudah bisa 10 jam. Untuk kondisi normal hanya sekitar 7 jam menggunakan Tol Trans Jawa," paparnya.
Djoko menambahkan, penyelenggaraan angkutan Merak-Bakauheni juga semakin baik dengan adanya dermaga eksekutif dengan kapal khusus kapasitas besar. Dengan berangkat dari dermaga eksekutif bisa 1 jam untuk menyeberang Selat Sunda selebar 15 mil.
Kata dia, meningkatnya harga tiket pesawat udara juga menyebabkan meningginya permintaan pemudik pada penggunaan kapal laut.
"Ada peningkatan cukup signifikan, info terakhir meningkat sekitar 40 persen. Peningkatan sebesar ini membuat kedodoran juga operator kapal laut," ucapnya.
Kendati demikian, kedepan pemerintah menurut dia harus semakin serius memperbaiki transportasi di sektor laut tersebut.
"Kapal laut dan pelabuhan harus berbenah segera. Dapat meniru apa yang sudah diselenggarakan di perkeretaapian. Layanan penumpang di stasiun KA Ekonomi tidak jauh beda dengan stasiun KA Eksekutif," tutur dia.