Liputan6.com, Jakarta Musim panen tahun ini menjadi berkah sejumlah unit pengelola jasa alsintan (UPJA). Pasalnya, jumlah pengguna jasa atau sewa alat mesin pertanian (Alsintan) meningkat tajam.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, apabila alsintan bisa dikelola dengan baik, maka akan memberi penghasilan tambahan bagi petani.
Baca Juga
"Alsintan yang dikelola UPJA di sejumlah daerah sudah banyak yang berhasil. Ada salah satu UPJA yang mengelola alsintan kurun dua bulan bisa mendapatkan hasil dari sewa alsintan ke petani Rp 46 juta," ujar Sarwo Edhy, Jumat (7/6).
Advertisement
Alsintan tersebut kalau dikelola dengan baik bukan hanya mendorong indeks pertanaman (IP) petani dari yang semula 2 kali per tahun menjadi 3 kali per tahun, tetapi juga meningkatkan produktivitas tanaman.
"Apabila alsintan bisa dikelola dengan baik akan memberi penghasilan tambahan bagi poktan atau gapoktan," kata Sarwo Edhy.
Salah satunya adalah UPJA Taju Jawa, di Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Musim panen tahun ini membuat UPJA Taju Jawa kebanjiran order.
“Musim panen raya padi sejak awal Maret 2019 menjadi berkah bagi kami. Petani yang sewa combine harvester cukup banyak. Hasilnya lumayan, bisa menjadi berkah jelang Ramadhan tahun ini dan sebagai bekal Lebaran nanti,” papar Direktur UPJA Taju Jawa, Didik Purwadi Nugroho.
Dari kegiatan penyewaan combine harvester, UPJA Taju Jawa mampu mendapatkan penghasilan (kotor,red) sebesar Rp 45 juta-50 juta/musim panen. UPJA Taju Jawa memang sudah sejak tahun 2012 menyewakan alat dan mesin pertanian (alsintan) seperti traktor, rice transplanter, dan combine harvester kepada petani di Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, Jawa Tengah.
Bahkan, sampai saat ini manajemen UPJA Taju Jawa masih fokus menyewakan alsintan kepada petani di Kecamatan Prambanan dan sekitarnya. Sewa alsintan yang dilakukan UPJA Taju Jawa memang diarahkan kepada petani kecil yang lahannya tak luas. Sehingga, alsintan yang digunakan pun disesuikan dengan luas lahan petani.
“Jadi, kami sewa alsintan ke petani dengan telaten mulai dari luas lahan 1.700- 2.200 m2 kami lakukan untuk membantu sekaligus mengenalkan mekanisasi pertanian ke petani,” ujar Didik.
Didik mengatakan, UPJA Taju Jawa yang didirikan tak seperti perusahaan jasa alsintan lainnya yang banyak menyewakan alsintannya, khususnya combine harvester, sampai ke luar daerah.
“Justru kami menyewakan alsintan ke petani-petani kecil dengan ongkos sewa terjangkau. Kalau petani di daerah kami (Kec. Parambanan) sudah terlayani semua, barulah kami menyewakan combine harvester ke daerah lain, seperti ke petani Kabupaten Bantul,” paparnya.
Meski lahan sawah di Kecamatan Prambanan sebagian besar tadah hujan, umumnya setelah panen, petani langsung mengolah lahan untuk tanam lagi.
Bagi petani yang lahan sawahnya ada fasilitas irigasi, habis panen bisa langsung tanam padi. Sedangkan bagi petani di lahan tadah hujan, setelah panen padi biasanya langsung tanam palawija, seperti jagung.
“Jadi, setiap musim (3-4 bulan sekali) kami bisa maksimalkan sewa alsintan ke petani. Saat ini selain combine harvester, sejumlah petani di Prambanan dalam waktu yang sama banyak juga yang menyewa traktor dan alat tanam (rice transplanter),” jelas Didik.