Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengkritisi padatnya tempat peristirahatan atau rest area di jalan tol pada arus mudik dan arus balik Lebaran 2019.
Menurut Basuki, perlu ada manajemen yang baik dalam pengelolaan tempat peristirahatan itu, terutama di musim puncak seperti arus mudik dan balik Lebaran yang selalu padat dan menimbulkan kemacetan.
"Seberapapun rest area, tidak akan cukup dengan kondisi yang seperti ini. Di Palimanan, Kalikangkung, itu kondisi normal 17 ribu kendaraan. Kemarin, 68 ribu kendaraan, dan itu belum puncaknya," katanya dikutip dari Antara, Senin (10/6/2019).
Advertisement
Baca Juga
Kebijakan satu arah yang diterapkan pun masih membuat kondisi tempat peristrirahatan penuh. Padahal, dengan kebijakan satu arah, rest area baik arah Jakarta atau arah sebaliknya bisa dipakai semua.
"Satu arah pun juga masih penuh. Padahal dengan satu rest area di kiri kanan bisa dipakai semua," ujarnya.
Sebagai evaluasi, Basuki mengatakan ke depan pemerintah akan mengupayakan adanya perubahan desain parkir di tempat peristirahatan. Hal itu dilakukan guna mengakomodasi pemudik yang ingin beristirahat di sela perjalanan mudik atau balik.
"Mungkin akan kita coba nanti desain parkirnya. Sekarang parkirnya ngacak. Orang kita ini malas, mungkin karena sudah capek, jadi kalau mau ke toilet ya harus depan toilet turunnya, tidak mau jalan. Sehingga semua maunya di dekat toilet (parkirnya)," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menhub: Arus Balik Macet Parah karena Pemudik Menumpuk di 9 Juni
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi angkat bicara mengenai penumpukan kendaraan di ruas Tol Cikampek Palimanan (Cipali) pada arus balik. Sebagian besar kendaraan pemudik terkena macet di ruas tersebut pada Minggu 9 Juni 2019.
Budi mengaku sudah menyarankan pemudik atau pengguna transportasi darat yang melintas Tol Trans Jawa untuk tidak memilih waktu balik pada 9 Juni 2019. Sebab sudah dipastikan akan terjadi penumpukan kendaraan pada tanggal tersebut.
Pasalnya, waktu arus mudik panjang selama tujuh hari, sementara waktu baliknya singkat hanya 3 hari.
BACA JUGA
"Sebelumnya saya menyarankan jangan tanggal 9 Juni. Saya menyarankan tanggal 9 pasti bermasalah. Saya sudah bayangkan, bayangin tujuh hari banding tiga hari," kata Budi, di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (10/5/2019).
Jika pemudik mau lebih awal kembali ke tempat tujuan maka arus balik lalu lintas akan tercicil sehingga penumpukan kendaraan dapat dihindari. Agar pemudik tertarik kembali lebih awal, Kementerian Perhubungan telah memberikan insentif diskon tarif tol.
"Kalau umpamanya dari tanggal 6 Juni sudah dicicil atau tanggal 7 Juni. Makanya kita minta secara khusus kalau ada kegiatan diskon. Bukan saya saja yang menyampaikan kalau pulang tanggal 9 bersama pasti tidak menampung," tuturnya.
Budi menggambarkan, arus mudik dari Semarang sebanyak 60 persen, jika kendaraan kompak balik ke Jakarta maka akan menumpuk di jalan.
"Satu hal yang perlu dicatat, kalau pulang Semarang tinggal 60 persen kalau Jakarta semua ngumpul tinggal 100 persen di satu hari, yang kita sampaikan jangan hari itu tapi ini pilihan," tandasnya.
Advertisement